TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

4000 Bibit Cabai dan Terong di Tanam Serentak di 7 Kecamatan

Benyamin : Ini Bentuk Pengendalian Inflasi Daerah

Reporter & Editor : Irma Permata Sari
Selasa, 16 September 2025 | 11:57 WIB
Wali Kota Tangsel Benyamin menanam cabai dan terong di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) bersama para sekcam dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Foto : Ist
Wali Kota Tangsel Benyamin menanam cabai dan terong di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) bersama para sekcam dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Foto : Ist

SERPONG - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Tangsel menggelar gerakan tanam serentak berupa cabai dan terong.

 

Gerakan tanam serentak ini dipimpin langsung Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie. Selasa (16/9). Benyamin didampingi sang istri Tini Indrayanti Benyamin menanam cabai dan terong di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) bersama para sekcam dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

 

Benyamin menjelaskan, gerakan menanam cabai dan terong sebagai langkah sederhana menjaga ketahanan pangan sekaligus mengendalikan inflasi.

"Kita berkumpul dalam suasana penuh semangat. Dimana kita akan melakukan tanam serentak kebutuhan sehari-hari seperti cabai, bawang, garam, sambal itu selalu ada di meja makan kita. Namun, sering kali kita masih mengandalkan pasokan dari luar," kata Benyamin saat membuka Gerakan Tanam Serentak.

Menurut Benyamin, cabai menjadi salah satu komoditas yang paling memengaruhi inflasi. Dengan jumlah rumah tangga di Tangsel yang mencapai sekitar 400 ribu, permintaan cabai yang tidak diimbangi ketersediaan akan memicu lonjakan harga.

 

"Kalau semuanya butuh cabai sementara barangnya tidak ada, otomatis harga naik. Itulah yang disebut inflasi, dimana permintaan banyak, barang sedikit," ujarnya.

 

Gerakan menanam cabai, lanjutnya, bisa dilakukan dengan cara sederhana, mulai dari pekarangan rumah hingga metode hidroponik. Pemerintah Kota Tangsel pun telah menyiapkan dua ribu bibit cabai dan dua ribu bibit terong untuk ditanam secara serentak.

 

"Kenapa ada terong? Itu pilihan ibu-ibu. Kalau pasarnya minta terong, kita siapkan juga bibitnya," jelas Benyamin.

Ia juga mengajak warga memanfaatkan lahan sempit dengan sistem budidaya kreatif, salah satunya menggunakan ember bekas. Dalam metode tersebut, ember dilubangi untuk menanam cabai, sementara bagian dalamnya dapat diisi ikan lele.

 

"Kotoran lele menyuburkan tanaman, sementara tanaman memberi oksigen bagi ikan. Ini siklus yang saling menguntungkan," kata Benyamin.

Benyamin menegaskan, keterbatasan lahan bukan alasan untuk berhenti berkreasi. Dengan teknologi sederhana, kreativitas, dan gotong royong, ia yakin masyarakat Tangsel mampu menjaga ketahanan pangan sekaligus menekan gejolak harga pangan.

 

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3), Yepi Suherman, menyatakan akan terus mendorong gerakan menanam cabai dan terong sebagai upaya menjaga ketersediaan pangan sekaligus menekan inflasi.

 

Menurutnya, inflasi kerap terjadi karena stok barang terbatas, sehingga harga melonjak. Dengan program tanam serentak ini, diharapkan kebutuhan cabai bisa terpenuhi dari wilayah sendiri.

"Inflasi kan sekarang mungkin dari stok barang yang terbatas. Jadi harga pasti naik. Ke depan, kalau bisa produksi di wilayah mencapai 3 ton cabai, minimal kebutuhan untuk masyarakat Tangsel bisa terpenuhi dulu. Jadi tidak perlu terlalu bergantung ke pasar luar," ujarnya.

Yepi menegaskan bahwa, tahun ini pemerintah mendistribusikan ribuan bibit cabai dan terong kepada KWT yang tersebar di seluruh kecamatan. Total ada sekitar 70 KWT yang ikut serta dalam gerakan tersebut.

 

"Rata-rata per KWT kita kasih 200 bibit cabai dan 200 bibit terong untuk ditanam. Tahun depan mungkin kita kembangkan lagi ke bawang merah," jelasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit