Kepsek SMAN 1 Cimarga Lebak Bantah Lakukan Kekerasan, Jelaskan Kronologinya

LEBAK – Usai diduga melakukan kekerasan terhadap siswanya berinisial ILP, Kepala SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria, akhirnya angkat bicara dan membantah tuduhan tersebut.
ILP (17), siswa kelas XII.1 Kurikulum Merdeka, sebelumnya diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan kepala sekolah pada Jumat (10/10/2025) pagi. Dugaan itu mencuat setelah ILP mengunggah video pengakuan bahwa dirinya mendapat kekerasan fisik dari sang kepala sekolah. Video tersebut kemudian beredar luas di media sosial.
Dalam keterangannya, Dini menjelaskan kronologi kegiatan sekolah pada hari kejadian yang bertepatan dengan pelaksanaan program Jumat Bersih — bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter di SMA Negeri 1 Cimarga.
“Setiap Jumat kami memiliki kegiatan pembentukan karakter. Ada Jumat Literasi untuk menumbuhkan minat baca, Jumat Takwa untuk penguatan spiritual, Jumat Sehat agar anak-anak peduli kesehatan, dan Jumat Bersih untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan,” kata Dini, Minggu (12/10/2025).
Dini menjelaskan, saat kegiatan berlangsung para siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai rombongan belajar (rombel) untuk membersihkan area sekolah. Ia sendiri sempat mengikuti perkuliahan daring melalui Zoom, namun tetap memantau kegiatan di lapangan.
Saat berkeliling, Dini mengaku melihat seorang siswa diduga sedang merokok di dekat warung kecil di luar pagar sekolah.
Saya lihat dari jarak sekitar 20–30 meter ada asap rokok di tangan anak itu. Saya panggil dengan suara agak keras karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari,” ungkapnya.
Menurut Dini, siswa tersebut awalnya tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.
“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras atau kekerasan seperti yang diberitakan,” jelasnya.
Dini juga membantah kabar bahwa dirinya menendang siswa tersebut. Ia menegaskan hanya menepuk bagian punggung siswa, bukan menendang.
“Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun,” tegas Dini.
Lebih lanjut, Dini mengatakan warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah karena diduga kerap menjual rokok kepada siswa.
Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara,” ujarnya.
Dini berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa, serta orang tua.
“Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi,” tutupnya. (bnn)
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu