Gibran Ogah Mikir Hasil Survei Pilkada DKI 2024

JAKARTA - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka disebut-sebut berpotensi maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Namun, putra sulung Presiden Joko Widodo
(Jokowi) ini, hanya ingin menjalankan tugas sebagai Wali Kota Solo dengan baik, meski namanya kerap bertengger di sejumlah hasil survei Pilkada.
“Aku kan tetep neng kene (aku kan tetap di sini). Santai saja,” ucap Gibran saat ditanya soal hasil survei Political Statistics (Polstat) di Solo, Jawa Tengah (Jateng), kemarin.
Diketahui, elektabilitas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berada di bawah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berdasarkan hasil survei Polstat. Dalam survei bursa Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta itu, Gibran mendapat 10,5 persen, di bawah Ahok yang mendapatkan 19,1 persen.
Survei Polstat tenang elektabilitas Cagub DKI Jakarta itu melibatkan 830 responden, dilaksanakan di lima kotamadya dan satu kabupaten di DKI Jakarta, pada 1-10 Oktober 2022. Sementara, Gubernur DKI Jakarta petahana, Anies Baswedan masih memuncaki hasil survei dengan raihan 40,5 persen.
Melanjutkan keterangannya, Gibran menanggapi santai soal posisi elektabilitasnya yang berada di bawah mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok. Bahkan, ia mengaku belum membaca berita tentang hasil survei tersebut.
Aku ndurung moco (aku belum baca). Kalau namanya survei jenenge sopo wae isoh metu toh (kalau namanya survei namanya siapa saja bisa keluar),” cetusnya.
Ditanya, apakah dirinya akan kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo di Pilkada 2024 nanti, ia pun enggan berkomentar panjang. Suami Selvi Ananda ini pun mengembalikan hal tersebut kepada masyarakat Kota Solo.
“Tidak tahu. Ya, tergantung warga nuh. Kalau warga Solo masih menginginkan ya (maju),” tuturnya.
Gibran juga menanggapi santai saat ditanya tentang unggahan akun Twitter @yusuf_dumdum yang menyebutnya membeli ijazah di luar negeri. “Nanti saya unggah foto wisuda saja ya. Nanti diteliti, diedit apa tidak ijazahnya,” tegasnya.
Menurut dia, pihak yang mempermasalahkan dan menyebut ijazahnya palsu adalah orang yang kurang pekerjaan. Bahkan, ia mematikan, dirinya membutuhkan perjuangan keras agar dia bisa memperoleh ijazah tersebut.
"Aneh-aneh semua. Sekolah susah-susah, kadang-kadang bekalnya kurang,” tandasnya. (rm.id)
Olahraga | 22 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 10 jam yang lalu
TangselCity | 9 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu