Hikmah di Balik Keramaian
SERPONG - Akhir tahun selalu membawa kita pada satu pertanyaan sederhana namun menentukan: sudahkah kita belajar dari perjalanan hidup? Kota pun sebetulnya punya cara yang sama. Sepanjang 2025, Tangsel dipenuhi pergerakan: proyek, rapat, kerja birokrasi, aktivitas warganya yang tak pernah berhenti. Semua itu seperti gelombang keramaian yang kadang membuat kita kehilangan ruang untuk mendengar hati sendiri. Padahal, di balik hiruk pikuk itu, selalu ada hikmah yang menunggu ditemukan.
Al-Ghazali dalam Ihya’ — bab tafakkur — menyebutkan bahwa kebijaksanaan lahir bukan dari banyaknya suara, tetapi dari kemampuan menata batin di tengah suara. Kita bekerja, berinteraksi, bersaing, berdiskusi, berdebat, tapi keheningan batinlah yang melahirkan kejernihan pandang. Ketika keramaian sosial terlalu dominan, nurani kita terancam tenggelam. Lalu, keputusan publik berubah menjadi drama prestise, bukan ibadah pelayanan.
Hari ini kita menyaksikan “kebisingan sosial” yang luar biasa: wacana politik, perdebatan publik, agenda kelompok, dan gengsi antar institusi. Semuanya beradu, saling ingin terlihat paling penting. Pada titik itu, risiko terbesar pemimpin dan birokrasi adalah kehilangan hubungan dengan keseharian rakyat. Sebab semakin tinggi volume kebisingan kota, semakin kecil suara hati terdengar. Padahal pemerintahan sejatinya berpijak pada nurani, bukan sekadar interaksi administratif.
Padahal, hikmah kota justru tersembunyi pada hal-hal yang sering luput kita perhatikan. Ada pelajaran tentang kesabaran dari pedagang kecil yang tetap tersenyum meski dagangannya sepi. Ada pelajaran tentang ketulusan dari petugas kebersihan yang bekerja tanpa meminta tepuk tangan. Ada pelajaran tentang kerja keras dari sopir angkot yang tetap mengantar warga meski jalanan macet. Bila kita mau menundukkan ego sejenak, kota ini sebenarnya penuh guru.
Jalaluddin Rumi dalam Mathnawi berkata, “Kebijaksanaan bukan di langit tinggi, tapi di hati yang mau mendengar.” Kalimat ini menampar kesadaran kita. Mungkin selama ini kita terlalu sibuk mendengar opini, tapi tidak mendengar hati. Terlalu sibuk membangun citra, tapi tidak membangun kedekatan. Terlalu sibuk menghitung pencapaian, tapi lupa menghitung rasa syukur. Hikmah tidak lahir di podium, tetapi dalam momen-momen saat kita belajar dari orang-orang yang hidup sederhana.
Di Tangsel, ruang kebijaksanaan itu sebenarnya hadir di depan mata. Bukan hanya di ruang rapat, tapi di pasar, sekolah, puskesmas, taman, dan jalan kampung. Namun siapa yang mau mendengar? Siapa yang mau bertanya pada warga kecil tentang apa arti pembangunan bagi mereka? Siapa yang mau turun ke lapangan bukan untuk dokumentasi, tapi untuk menyerap rasa? Bila ini terjadi, relasi antara pemerintah dan warga akan berubah: bukan sekadar hubungan administratif, tapi hubungan batin.
Akhir tahun adalah saat yang paling tepat bagi pemerintah, ASN, dan kita sebagai warga untuk belajar kembali mendengar. Bukan mendengar untuk membalas komentar, tapi mendengar untuk memahami. Bukan mendengar untuk membenarkan diri, tapi mendengar untuk memperbaiki diri. Bukan mendengar untuk mencari kelemahan orang lain, tapi untuk menemukan amanah yang belum kita tunaikan.
Mencari hikmah di balik keramaian berarti menyadari bahwa kota ini bukan hanya mesin birokrasi, tapi organisme sosial yang hidup. Kota membutuhkan anggaran, proyek, dan pembangunan fisik — tetapi juga membutuhkan hati yang lembut dalam mengambil keputusan. Sebab tanpa kelembutan, pembangunan berubah menjadi kompetisi; dan tanpa empati, kebijakan berubah menjadi angka-angka kosong.
Menjelang tutup tahun 2025, mari kita jadikan Tangsel bukan hanya kota yang bergerak, tapi kota yang belajar. Kota yang mampu menurunkan volume kebisingan sosial agar nurani publik kembali terdengar. Kota yang mengambil pelajaran dari rakyatnya sendiri. Kota yang menjadikan hikmah sebagai fondasi kebijakan.
Keramaian mungkin tidak akan pernah berhenti. Namun selama ada hati yang mau mendengar, hikmah tetap akan tumbuh.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 16 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu



