TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dibongkar Mahfud

Alutsista Kita Mencemaskan

Laporan: AY
Kamis, 20 Oktober 2022 | 11:54 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD. (Ist)
Menko Polhukam Mahfud MD. (Ist)

JAKARTA - Meningkatnya eskalasi keamanan dan pertahanan di tingkat global maupun regional, membawa kekhawatiran banyak negara, termasuk Indonesia.

Lantas apakah Indonesia siap bila tiba-tiba perang datang? Sudah cukupkah alutsista Indonesia untuk melawan musuh yang datang? Soal ini, Menko Polhukam Mahfud MD membongkar fakta yang mengejutkan. Kata dia, alutsista kita sangat mencemaskan.

Kondisi persenjataan Indonesia itu dibongkar Mahfud saat diskusi dengan Rocky Gerung, di RGTV Channel ID, Selasa (19/10) lalu. Kata Mahfud, data itu sudah sering dia diskusikan dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Asal tahu saja, Mahfud bukan orang baru di dunia pertahanan. Ia adalah orang sipil kedua yang pernah menjabat sebagai Menhan. Orang pertama adalah Juwono Sudarsono.

Sementara saat ini, Kemenhan adalah salah satu kementerian di bawah koordinasi Kemenko Polhukam yang dipimpinnya.

Kepada Gerung, Menhan era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini terang-terangan membuka titik kelemahan sektor pertahanan Indonesia. Yakni, alutsistanya. Kondisinya tidak cuma mencemaskan, tapi lebih parah lagi.

“Kekuatan persenjataan kita memang sangat-sangat mencemaskan. Bukan mencemaskan, tapi sangat mencemaskan,” tegas Mahfud, ke Rocky Gerung.

Misalnya, pesawat tempur. Saat ini, kata Mahfud, jumlah pesawat tempur yang dimiliki Indonesia masih jauh dari ideal. Hitungan Prabowo, sebut Mahfud, harusnya Indonesia punya 200 unit. Tapi yang yang ada hanya 17 unit.

“17 ini pun, dua sudah dikanibal,” katanya, sambil tertawa.

Tak cuma pesawat tempur, alutsista lain juga senasib. Eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu memberi contoh soal senjata tembak dan kapal perang.

“Kapal perangnya, senjata juga yang jarak tembaknya 200.000 Km misalnya atau 200 Km kita misalnya punya berapa. Sementara kebutuhan dengan luasan seperti ini kita sudah menghitung semua,” tuturnya.

Untuk mengejar ketertinggalan itu, kata Mahfud, pemerintah tidak diam saja. Prabowo, kata dia, telah mengajukan proposal kepada Presiden Jokowi untuk proyeksi kebutuhan senjata di Indonesia. Proposal itu berdasarkan penghitungan ulang yang dilakukan Prabowo.

“Sekarang sedang dihitung ulang agar cermat menghitungnya, sehingga kita nanti akan menyediakan senjata seperti cara orang Jepang menyikapi negara-negara lain,” ucapnya.

Masalah lainnya, kata dia, banyak pihak mulai tidak khawatir dengan kondisi persenjataan yang dimiliki Indonesia. Karena berpandangan bahwa alutsista sudah tidak lagi relevan saat ini.

“Ada juga yang optimis, ‘buat apa sih senjata-senjata gitu. Perang kayak gitu enggak akan ada, sekarang itu kan perang IT saja sebenarnya. Proxy yang banyak dikhawatirkan proxy sebenarnya bukan perang seperti itu’,” akunya.

Namun, bagi pemerintah, alutsista tetap dipandang penting. Bahkan, proposal yang diajukan ke presiden sudah memuat proyeksi persenjataan sampai 25 tahun mendatang.

“Sudah dihitung semua, pertambahan setiap tahunnya berapa kemudian biayanya dari mana, dapat dari mana, sudah dihitung bersama Kementerian Keuangan,” jelasnya.

Apa tanggapan DPR? Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno atau Dave Laksono menilai jika dilihat dari pagu anggaran Kemhan tahun depan yakni 2023, tak ada perubahan signifikan untuk alutsista.

“Ya salama pemerintah belum menaikkan anggaran yang signifikan, tidak akan ada penambahan atau perubahan yang berarti dari sisi kemampuan tempur kita,” kata Dave, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), tadi malam.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo