TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Manfaat G20 Untuk Rakyat

Pariwisata Bali Dapat Durian Runtuh

Laporan: AY
Selasa, 15 November 2022 | 09:04 WIB
Aparat keamanan berjaga-jaga di Pantai Nusa Dua, Bali. (Ist)
Aparat keamanan berjaga-jaga di Pantai Nusa Dua, Bali. (Ist)

BALI - Wartawan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) Fajar Elpradianto yang saat ini berada di Bali menyaksikan manfaat yang dirasakan masyarakat Pulau Dewata atas gelaran G20.

Terutama di bidang pariwisata. Pelaku pariwisata di Bali seperti mendapat durian runtuh dari gelaran G20 ini.

Setelah dua tahun mati suri dihantam pandemi Covid-19, kini pariwisata Bali kembali ramai. KTT G20 membuat sektor pariwisata di Bali semakin bergairah. Seperti yang terlihat di Pantai Kuta, yang masih ramai hingga malam hari.

Pantai yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Hotel Apurva Kempinski, tempat penyelenggaraan KTT G20, ini banyak dikunjungi para wisatawan.

Pada sore hari, sekitar pukul 16.00 WITA, di setiap sudut lokasi tempat kongkow terlihat banyak turis asing nongkrong sambil bersenda gurau dengan rekan-rekan, pasangan, atau keluarga mereka.

Di sepanjang bibir pantai, banyak wisatawan asing berbikini duduk-duduk di pasir sambil memandangi deburan ombak. Mereka bercengkrama di atas pasir sambil menikmati jajanan lokal sekitar pantai.

Selama KTT G20, memang ada penyesuaian aktivitas penduduk. Namun, hal itu tidak berdampak signifikan terhadap wisata di Bali.

Nusa Dua memang sepi dan steril untuk keamanan dan kelancaran forum pertemuan para pemimpin negara. Tapi 17 km dari sana ternyata pariwisata tetap hidup.

Anggota Satgas Pantai Kuta Wayan Sudite mengungkapkan, kondisi sekarang dibandingkan saat pandemi sangat jauh berbeda. Bedanya 180 derajat. Saat awal pandemi sangat sepi, kini sangat ramai.

Turis yang dominan mengunjungi Kuta berasal dari Australia, Rusia, dan India.

"Kalau jumlah wisatawan asing dan lokal yang datang ke Kuta ini ada sekitar 3.000-an orang," tutur Wayan saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, di kantornya.

Dia bilang, saat penularan Covid-19 masih tinggi, kondisi Kuta sangat sunyi. Seperti tidak ada tanda kehidupan. Kini, dia bersyukur daerahnya mencari nafkah dipilih sebagai tempat pertemuan kelas dunia, sehingga ramai kembali. "Bisa sekitar 75 persen kenaikannya," kata Wayan.

Setelah event KTT G20 selesai, pria berusia 50 tahun ini yakin Kuta bisa lebih ramai dari sekarang. Dia berharap agar para pemimpin dunia yang hadir di G20 bisa memberikan informasi yang baik tentang Bali kepada rakyatnya di negara masing-masing.

"Otomatis saya pribadi berharap dan yakin masyarakat Bali akan merasakan banyak manfaat dari G20. Kunjungan pariwisata ke Bali bisa lebih meningkat," harapnya.

Masyarakat Bali, khususnya di Kuta, sangat bergantung dengan kunjungan wisatawan. Tanpa ada wisatawan, Bali tidak akan hidup. Digelarnya KTT G20 membuat ekonomi Bali lebih berdenyut.

"Sekarang ekonomi masyarakat di sini semakin baik. Kami ingin, hasil dari G20 ini kalau bisa semakin membuat Bali lebih baik lagi ekonominya," ucapnya.

Tidak hanya Kuta, di kawasan Legian juga tampak banyak turis nongkrong. Sebagian turis asing duduk-duduk santai di kafe dan banyak tempat makan di Legian.

Anggota Satgas Desa Adat Made Arta menjamin, keamanan area wisata tetap terkendali. Tidak ada pengetatan apa pun di area wisata saat KTT G20.

"Cukup amanlah, karena ada petugas khusus diperbantukan dari negara peserta maupun dari desa adat, disini juga sudah ada," ucap Made.

Sampai pukul 23.20 WITA, kawasan Legian masih banyak turis asing maupun wisatawan domestik yang lalu lalang. Di antara mereka ada yang mampir ke tempat penjualan cinderamata, ada juga yang istirahat sejenak di kafe sekitar Legian.

Suasana ramai juga terlihat di Hotel Hilton Garden Inn Bali. Hotel yang berada di sekitar Bandara I Gusti Ngurah Rai ini nampak dipadati tamu. Hotel ramai di-booking tamu yang berkepentingan dengan agenda KTT G20.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, sebanyak 24 hotel yang disiapkan untuk menampung delegasi G20 maupun B20 di kawasan ITDC Nusa Dua dan Sawangan sudah terisi penuh untuk periode 12-17 November 2022.

Maka, tamu reguler mencari hotel alternatifnya di wilayah lain. Seperti Jimbaran, Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, Sanur, hingga Ubud. Dari catatan PHRI Bali, rata-rata peningkatan okupansi di wilayah-wilayah itu sampai ke angka 75 persen.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menerangkan, pelaksanaan KTT G20 di Bali dipastikan akan mendukung tercapainya target kunjungan wisatawan mancanegara sejumlah 3,6 juta orang.

Bahkan pergerakan wisatawan di seluruh nusantara bisa di atas 800 juta orang untuk di 2022.

"Optimistis melalui KTT G20 akan menggerakkan perekonomian Bali yang tumbuh di atas 8 persen di triwulan III-2022," ujarnya, dalam siaran pers dari Media Center KTT G20, Bali International Convention Centre (BICC).

Dia juga berharap, kualitas belanja dari wisatawan baik mancanegara maupun nusantara, akan meningkat. Sehingga berdampak terhadap sektor UMKM. Menurut Sandiaga, belanja wisatawan menjadi lebih besar khususnya kepada sektor kreatif yang berkaitan dengan kepariwisataan.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/nasional/148739/manfaat-g20-untuk-rakyat-2-pariwisata-dapat-durian-runtuh

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo