TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Krisis Global Makin Serem, 60 Negara Tertekan Utang

Jokowi: Rakyat Harus Tahu, Kondisi Indonesia Masih Sangat Baik

Laporan: AY
Selasa, 21 Juni 2022 | 06:50 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Senin, (20/6/2022). Foto : Istimewa
Presiden Joko Widodo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Senin, (20/6/2022). Foto : Istimewa

JAKARTA - Presiden Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mewaspadai situasi dunia yang tidak dalam kondisi normal, serta mengantisipasi krisis pangan dan energi.


Arahan tersebut disampaikan Jokowi, saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP), di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6).


 “Krisis energi, krisis pangan, krisis keuangan sudah mulai melanda beberapa negara. Ada kurang lebih 60 negara yang dalam proses menghadapi tekanan karena utang. Ekonominya tertekan. Tidak ada devisa. Sehingga, masuk pada yang namanya krisis ekonomi, krisis keuangan. Inilah yang harus betul-betul kita antisipasi," papar Jokowi, Senin (20/6).

Jokowi meminta jajarannya untuk terus menyampaikan perkembangan situasi global saat ini, kepada masyarakat. Termasuk, krisis yang memicu kenaikan harga komoditas pangan dan energi.

“Sehingga rakyat tahu, posisi kita ini, kalau dibandingkan negara lain, masih pada kondisi yang sangat baik,” ujarnya.

Kepala Negara meminta jajaran terkait, untuk melakukan penghematan. Sekaligus mencegah terjadinya kebocoran pada dua sektor tersebut.

“Mana yang bisa diefisiensikan, mana yang bisa dihemat. Mana kebocoran-kebocoran yang bisa dicegah. Semuanya harus dilakukan posisi-posisi seperti ini,” ujarnya.
Jangan Bergantung Subsidi

Presiden menyebut, BUMN di sektor energi seperti Pertamina dan PLN harus melakukan efisiensi. Jangan bergantung sepenuhnya pada subsidi pemerintah.

“Terkait krisis energi, baik itu yang namanya BBM, gas, solar, Pertalite, Pertamax, listrik, ini jangan sampai terlalu mengharapkan, utamanya Pertamina. Terutama juga PLN. Jangan terlalu mengharapkan, dan kelihatan sekali, hanya mengharapkan subsidi di Kementerian Keuangan. Mestinya, di sana juga ada upaya-upaya efisiensi. Jadi dua-duanya berjalan,” ujarnya.


Dalam jangka waktu pendek, Kepala Negara juga meminta jajarannya untuk meningkatkan produksi. Sehingga  tidak bergantung pada impor.


“Sekecil apa pun, seumur-sumur minyak yang ada harus didorong produksinya agar meningkat,” ujarnya. (HES/AY/rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo