CAF Tangerang Sambangi Pusat Gempa Cianjur
CIANJUR, Komunitas Camping Adventure Family (CAF) Tangerang, menyambangi Kampung Pasir Sapi, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Rabu (30/11/2022).
Hal ini dilakukan CAF Tangerang sebagai respon untuk Bupati Cianjur, yang sempat mengatakan bahwa para pengungsi membutuhkan tenda-tenda kecil beberapa waktu lalu. Terlebih, sudah terdapat infeksi saluran pernapasan akut dari para pengungsi yang dikhawatirkan dapat menular.
Ketua CAF Tangerang, Hardono Arivianto, menyatakan bahwa CAF juga memberi beberapa tenda dan juga beberapa barang yang dibutuhkan para pengungsi.
“Jadi hari ini kita nurunin ada dua tenda 4P, satu tenda 2P, kemudian dua toilet portable, makanan ada beras, ada sarden, ada mi, gula, garem, susu, obat-obatan, hampir segala macam yang dibutuhin,” kata Hardono saat diwawancara.
Bukan tanpa sebab, Kampung Pasir Sapi didatangi CAF Tangerang lantaran lokasinya yang terpelosok dan sulit diakses. Sehingga, para pengungsi sulit mendapatkan bantuan.
“Tujuan CAF Tangerang dateng ke Cianjur itu terutama menyambut Bupati Cianjur kemaren yang mengatakan bahwa masyarakat membutuhkan tenda-tenda kecil, sehingga masyarakat yang terdampak itu bisa punya sedikit privasi, untuk yang sakit juga tidak tercampur,” ucapnya.
“Kita ada di Desa Pasir Sapi, pada awalnya diberi tahu bahwa mereka belum tersentuh bantuan dari mana-mana, akhirnya kita memutuskan ke sini, lokasinya ini desa tertinggi dan desa paling ujung di bawah kaki Gunung Gede,” sambungnya.
Pada saat kegiatan tersebut dilaksanakan, Cianjur kembali diguncang gempa bumi susulan pada pukul 07.53 dengan kekuatan 3.5 SR. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat dari CAF Tangerang.
Tak bergerak sendiri, CAF Tangerang juga bekerja sama dengan Pengajian Kamilah BSD, dan juga Rumah Ilmu Ustadz Burhani yang turut memberikan donasinya.
Mayoritas barang-barang bantuan diturunkan di Posko Pengungsian Pondok Pesantren Abdullah Ibnu Abbas. Sedikitnya, terdapat 8 titik posko yang tersedia, seperti yang dijelaskan oleh Ustad Zein Muhammad.
“Iya tadinya mau bikin pengungsian di pesantren, karena punya lapangan luas, cuman ternyata warga milih memang tinggalnya bikin posko dekat rumah, karena memang masih banyak berharga, jadinya mereka kita ada bikin 8 titik posko buat warga,” ungkapnya.
Satu posko pengungsian yang dibuat oleh pondok pesantren tersebut, rata-rata menampung 20 keluarga, sehingga mereka masih sangat membutuhkan bantuan. Sebab, mereka masih mengandalkan terpal untuk dijadikan sebagai tenda untuk mengungsi.
“Yang dibutuhkan banyak sih, sekarang terpal untuk renovasi sedikit rumah-rumah mereka, sekarang kumpul di tenda, karena warga masih butuh privasi, kita butuh juga tenda, terpal, karena memang di sini cuacanya sangat dingin,” tuturnya.
Selama dua hari terakhir mereka sudah diguncang gempa susulan sebanyak 304 kali, sehingga para warga masih takut untuk kembali ke rumah tercintanya.
Tercatat, kondisi RW 07 Kampung Pasir Sapi, Desa Sukamulya, memiliki 303 Kartu Keluarga dengan total populasi 930. Sebanyak 95% bangunan yang terdapat di wilayah tersebut kondisinya rusak berat, dan telah menelan 2 korban jiwa.
Ketua RW 07, Yuyun, menyampaikan bahwa mereka masih membutuhkan tenda-tenda kecil. Terlebih, para pengungsi sudah tidak sabar untuk pulang dan menjalankan aktivitas seperti biasanya.
“Tenda-tenda kecil masih butuh, sebab ini tempatnya kadang kalau hujan basah alat tikarnya, “ ujar Yuyun.
“Ya harapannya ingin segera kembali ke rumah tapi rumahnya pada roboh, rumahnya pada rusak berat, apalagi tadi malam, kemarin ada gempa besar, jadi pada takut yaudah aja disarankan sama saya jangan keluar dari tenda, jangan ke rumah,” pungkasnya.
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu