Istri Kang Emil Berpeluang Maju Cawalkot

BANDUNG - Istri Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Atalia Praratya, memiliki potensi mengalahkan Wali Kota petahana Yana Mulyana pada Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bandung 2024.
Berdasarkan Hasil survei Indonesian Politics Research and Consuling (IPRC), Atalia Praratya menempati peringkat kedua survei popularitas dan elektabilitas bakal Calon Wali Kota Bandung Periode 2024-2029.
Pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengatakan, masyarakat Kota Bandung memiliki sikap terbuka untuk mendukung perempuan di kontestasi Pilkada. Terlebih, sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) juga telah dipimpin perempuan, seperti Kabupaten karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kota Banjar.
“Kekalahan perempuan, misalnya dalam Pilkada, bukan karena dia seorang perempuannya. Tapi, karena faktor lain,” kata Karim melalui keterangan tertulisnya, kemarin.
Sebelumnya, Peneliti IPRC Indra Purnama mengatakan, nama Wali Kota Bandung Yana Mulyana masih menempati posisi tertinggi dalam hasil survei IPRC yang dilakukan pada 20-28 November 2022.
“Elektabilitas Yana Mulyana dalam simulasi terbuka masih menjadi tertinggi di angka 28,5 persen, disusul Atalia Praratya 25 persen, lalu ada Nurul Arifin 3,8 persen, Rafi Ahmad 3,8 persen dan M Farhan 3,5 persen,” ujar Indra di Jl Merdeka, Bandung, Jabar, Senin (12/12).
Survei tersebut, lanjut dia, dilakukan secara random di 30 kecamatan kepada 800 responden. Responden mayoritas pemilih adalah laki-laki dengan 54,9 persen, serta pemilih dari kaum ibu mayoritas berprofesi ibu rumah tangga sebanyak 34 persen, diberikan pertanyaan terkait para calon yang berpotensi ikut dalam kontestasi pemilihan wali kota 2024.
“Hasil survei November ini mengalami peningkatan persentase untuk para calon. Sebanyak 72 persen warga Bandung sudah mengetahui akan adanya Pemilu di 2024, mulai Pileg, Pilpres, hingga Pilkada Kota Bandung,” jelas dia.
Melanjutkan keterangannya, Karim mengatakan, di era saat ini, politik tidak lagi menjadi monopolikaum laki-laki. Saat ini, kaum perempuan juga memiliki kualitas yang tidak kalah bagusnya dalam memimpin di tingkat Kota, Kabupaten bahkan Provinsi.
“Dalam kamus politik orang Sunda, perempuan tidak menjadi handicap, tidak menjadi kekurangan. Jika politik kembali ke pangkuan perempuan, itu seperti sepak bola yang kembali ke Inggris. Kenapa begitu? Karena politik itu kan niatnya mengatur. Nah, perempuanlah yang paling bisa mengatur,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, perempuan yang terjun ke dunia politik juga dinilai telah memiliki kompetensi untuk menjadi pemimpin. Sebab, para perempuan itu harus menyelesaikan urusan domestiknya terlebih dahulu, yakni meminta restu sang suami.
Menurutnya, kontestasi Pilkada pasti akan menguras energi dan melelahkan. Tapi, setelah sang istri mendapat restu suami, dia akan bekerja secara penuh untuk memenangkan pertarungan.
“Situasi ini akan menguntungkan Atalia, dan berpotensi mengganggu bahkan mengalahkan petahana,” tandasnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 20 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu