TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Kalau Tak Jadi Capres Atau Cawapres

PKB Siap Pisah Dengan Gerindra

Reporter: AY
Editor: admin
Senin, 26 Desember 2022 | 08:02 WIB
Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. (Ist)
Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. (Ist)

JAKARTA - PKB mulai menebar ancaman ke Gerindra, karena belum ada kejelasan capres-cawapres yang bakal diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Jika Muhaimin Iskandar alias Imin tak menjadi capres atau cawapres, PKB siap pisah dengan Gerindra.

Ancaman ini disampaikan karena sikap Gerindra selama ini seakan mengulur-ulur waktu dalam pengumuman capres-cawapres yang bakal diusung. Apalagi kemudian muncul wacana Prabowo Subianto lebih memilih kandidat lain dibanding Imin.

Agustus lalu, Gerindra dan PKB bersepakat untuk jalan bareng di Pilpres 2024. Keduanya lalu membangun koalisi bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Sayangnya, meski sudah berjalan empat bulan, koalisi ini belum juga mengumumkan siapa capres-cawapres yang akan diusung di pilpres nanti. Keduanya hanya menyatakan akan mengumumkan capres-cawapres di waktu yang tepat.

Di saat menunggu waktu yang tepat itu tiba, godaan pun datang. Lembaga survei Charta Politika menyebut, Prabowo yang sudah tiga kali ikut pilpres, bisa menang di pilpres nanti jika menjadi cawapresnya Ganjar Pranowo.

Dalam sebuah simulasi yang dibikin Charta Politika, duet Ganjar-Prabowo berhasil meraup dukungan sebesar 45,3 persen. Pasangan ini mengungguli dua pasangan lain yaitu,  Anies-Ridwan Kamil 32,6 persen, dan  Puan-Andika Perkasa 2,4 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, jika melihat tingginya dukungan, pasangan Ganjar-Prabowo, bisa menang satu putaran

Wasekjen PKB Syaiful Huda awalnya berusaha kalem dalam menanggapi hal survei ini. Dia mengatakan, hasil survei tersebut tak menggoyangkan keputusan partainya untuk tetap berkoalisi dengan Gerindra.

Menurut dia, kemenangan pilpres bukan hanya ditentukan nama capres-cawapresnya. Ada banyak variabel yang  menentukan seperti, variabel instrumen partai, variabel instrumen ideologis, dan lain-lain. Kata Syaiful, PKB meyakini, siapa pun calon yang didukung partainya akan menang.

“Jadi, di mana pun PKB berada, calon siapa pun akan menang,” kata Syaiful Huda  saat ditemui di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (23/12).

Lalu bagaimana dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya? Syaiful mengatakan, sampai sekarang PKB-Gerindra masih belum memutuskan siapa figur capres-cawapres yang bakal diusung. Berdasarkan kesepakatan koalisi, penentuan paslon itu berada di tangan Prabowo dan Imin.

Namun, kata dia, PKB sendiri masih tetap memutuskan Imin maju sebagai capres sesuai dengan keputusan muktamar. Ia berharap, koalisi dengan Gerindra ini bisa memberikan tiket untuk Imin maju di pilpres.

Setelah itu, dia baru bicara keras. Ketua DPW PKB Jawa Barat ini menegaskan, PKB akan berpaling dari koalisi dan mencari koalisi lain, apabila Imin tidak dapat tiket capres atau cawapres.

"Ya sampai kita cari koalisi (yang menawarkan) Cak Imin jadi capres atau cawapres,” cetusnya.

Menanggapi ini, politisi Gerindra Andre Rosiade menyatakan, koalisi Gerindra dan PKB masih solid dan tak akan bubar di tengah jalan meski belum mengumumkan nama capres-cawapresnya. Kata dia, komunikasi kedua parpol masih berjalan baik. Hanya saja, kedua pimpinan partai masih mencari momentum yang baik untuk duduk bersama bahas pencapresan.

"Kita lagi menunggu momentum yang pas, Pak Prabowo dan Gus Muhaimin untuk duduk bareng menentukan pasangan capres dan cawapres yang akan disetujui bersama," kata Andre, saat dikontak, Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) tadi malam.

Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat ini menegaskan, koalisi juga masih membuka pintu jika ada partai politik lain bergabung. Namun, syaratnya tetap Prabowo sebagai capres.

Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, koalisi yang sudah terbangun saat ini masih relatif cair. Artinya, masih tetap terbuka peluang untuk lanjut sampai mendaftarkan capres-cawapresnya, atau bubar di tengah berjalan.

Hal ini juga berlaku untuk koalisi yang sudah mendeklarasikan diri seperti Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar, PAN, dan PPP. Apalagi Koalisi Perubahan yang masih dibahas NasDem, PKS, dan Demokrat.

Kata dia, salah satu faktor berlanjut atau tidaknya koalisi ini bergantung pada nama pasangan capres-cawapres yang akan diusung.

"Saat ini peta politiknya masih ambigu, karena parpol masih menghadapi banyak dilema," kata Jamiluddin, kemarin. 

Dia mencontohkan, KIB yang belum satu suara soal siapa capres yang akan diusung. Di satu sisi Golkar ingin mengusung Airlangga Hartarto. Sementara PAN kemungkinan ingin mengusung Ganjar Pranowo.

Koalisi Gerindra PKB juga begitu. Gerindra  masih bersikukuh agar Prabowo menjadi capres. Pun, PKB juga sama ngototnya agar Imin juga bisa maju menjadi peserta Pilpres 2024.

Bagi Prabowo, Pilpres 2024 ini bisa saja peluang terakhir untuk menjadi presiden. Sehingga kemungkinan besar Prabowo juga khawatir dalam memilih sosok cawapres yang kemudian akan ikut membantu mengerek suaranya. "Hal ini tentu menjadi titik rawan bubarnya koalisi," pungkasnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit