Harga Gula Petani Bisa Hancur-hancuran Lho
JAKARTA - Pemerintah memutuskan mengimpor Gula Kristal Putih (GKP) sebanyak 991 ribu ton. Keputusan impor ini disesalkan asosiasi petani tebu, karena harga gula petani bisa hancur.
Keputusan impor GKP diungkapkan langsung Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.
“Sudah diputuskan dalam rapat terbatas (ratas), tahun depan akan mengimpor gula kristal putih sebanyak 991 ribu ton atau hampir 1 juta,” ungkapnya di Pasar Kebon Kembang, Bogor, akhir pekan ini.
Zulhas-sapaan akrab Zulkifli Hasan, mengatakan, selain GKP, Pemerintah juga mengimpor Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebanyak 3,6 juta ton, yang nantinya akan disalurkan untuk industri makanan dan minuman.
Tak hanya itu, Pemerintah juga dipastikan akan mengimpor gula kebutuhan khusus sebanyak 50 ribu ton.
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mempertanyakan keputusan impor GKP yang menjadi konsumsi masyarakat.
Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen menjelaskan, dulu Indonesia mampu memproduksi gula hingga 15 ton per 1 hektar lahan. Saat ini, angka itu menyusut tinggal 5 juta ton per 1 hektar lahan. Akhirnya, Indonesia tak bisa lepas dari impor gula.
“Mestinya, kalau kita khawatir cadangan pangan terutama gula habis, seluruh produksi pangan ya digenjot. Jangan hanya di spanduk saja,” katanya.
Sumitro membeberkan stok gula awal di tahun 2022 sebesar 1,1 juta ton. Kemudian, Pemerintah mengimpor 980 ribu ton raw sugar (gula mentah) dan 150 ribu ton gula kristal putih.
Dengan begitu, kata dia, total gula 2,2 juta ton. Dan jika ditambah produksi nasional sebesar 2,4 juta ton, totalnya 4,6 juta ton.
“Konsumsi gula nasional per tahun itu, kita pakai 3 juta saja. Berarti sisa 1,6 juta. Artinya, cukup kalau untuk gula konsumsi,” jelasnya.
Dia mengatakan, masuknya gula konsumsi impor justru menurunkan daya saing harga petani di pasar.
“Kalau mau dijual ke pasar, gula petani panen, harganya sudah pasti hancur,” ucapnya.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira ikut menanggapi rencana Pemerintah impor gula konsumsi, di tengah banjir stok dalam negeri.
Menurutnya, ada tren atau pola yang menunjukkan impor gula kerap terjadi menjelang Pemilu. “Itu perlu dipertanyakan,” katanya curiga.
Indonesia, kata Bhima, merupakan salah satu negara pengimpor gula tertinggi dibandingkan negara lainnya. Padahal, Indonesia punya potensi perkebunan tebu sebagai bahan baku gula yang cukup besar.
Untuk itu, dia menilai perlu ada perubahan tata niaga dari komoditas gula secara nasional. “Revitalisasi industri gula mendesak dilakukan,” ucapnya. rm id
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu