NasDem Kudu Akomodir Maunya PKS Dan Demokrat
Cegah KPI Bubar Di Tengah Jalan
JAKARTA - Koalisi Perubahan Indonesia (KPI) diprediksi bubar, setelah munculnya isu akan ditariknya PKS dan Partai Demokrat ke gerbong koalisi partai pendukung Pemerintah. Isu itu bisa menjadi kenyataan, mengingat KPI belum kunjung deklarasi koalisi sekaligus deklarasi capres-cawapres sampai saat ini.
Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro justru menilai, KPI akan semakin mengkristal terealisasi saat reshuffle kabinet mengemuka saat ini.
“Justru saat NasDem dikeluarkan dari kabinet, koalisi ini akan semakin solid. Apalagi jika kepentingan PKS dan Demokrat diakomodasi NasDem,” tutur Agung kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam koalisi ini adalah pemilihan Cawapres untuk Anies Baswedan yang bisa diambil antara Demokrat dan PKS.
Hal ini ditengarai ada keinginan menduetkan Anies-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dua tokoh itu punya elektabilitas dalam tren kenaikan sejak memilih jalan oposisi secara terbuka.
“Di titik inilah insentif politik untuk PKS harus sebanding. Supaya tak tergoda untuk bergabung dengan pemerintahan di tengah isu reshuffle. Kalau PKS senang, KPI bisa kokoh,” ujarnya.
Namun, jika Demokrat atau PKS masuk ke kabinet, justru kerugian besar bagi kedua partai. Menimbang masa pemerintahan Presiden Jokowi tersisa 1 tahun 9 bulan. Sehingga efektifitas kekuasaan yang dimiliki Demokrat atau PKS saat menduduki kursi menteri tak bakal optimal.
Suara kedua partai juga bakal rontok. Sebab, tren kenaikan elektabilitas Demokrat dan PKS saat ini berdasarkan temuan beragam survei kredibel, mengemuka karena memilih jalan oposisi.
"Kalau masuk pemerintahan, malah antiklimaks dan konstituen yang akan memilih besar kemungkinan akan menyeberang ke partai yang memilih jalan oposisi,” pungkasnya.
Sebelumnya, pengamat politik, Refly Harun mengatakan, ada skenario mencegat KPI dan Anies dengan skenario merayu PKS dan menarik Demokrat masuk koalisi Pemerintahan. Apalagi, koalisi ini belum secara resmi deklarasi.
"Istana masih bisa berharap, wah ini kelihatannya belum tentu jadi,” kata Refly dalam kanal YouTube-nya, kemarin. rm.id
Nasional | 13 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu