250 Ribu Mahasiswa Terpapar Narkoba

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Benny K Harman menuturkan, pemberantasan narkoba di desa, kabupaten, provinsi, hingga lingkungan kampus mesti terus dilakukan. Tapi yang utama, aparatnya kudu bersih juga. Akan menambah masalah jika aparat penegak hukumnya ikut bermasalah.
“Kalau itu tidak bisa ditangani, saya tidak yakin Desa Bersinar (Bersih Narkoba), Kampus Bersinar, Negara Bersinar. Sebab teman-teman (aparat penegak hukum) yang kita andalkan untuk memberantas penyakit ini justru di sana masalahnya,” jelas politisi asal Nusa Tenggara Timur ini (NTT) ini.
Dia mencatat, dari populasi mahasiswa yang saat ini kurang lebih mencapai 8 juta jiwa, 250 ribu di antaranya terpapar narkoba.
“Jadi kampus-kampus sekarang tidak hanya terpapar anti demokrasi tapi juga terpapar narkoba. Saya tidak bisa bayangkan masa depan bangsa ini kalau mahasiswanya begitu,” ujarnya.
Dia menduga, salah satu penyebab tingginya peredaran narkoba mahasiswa ini akibat tekanan terhadap kampus. Kehidupan mahasiswa terkekang, gerak-geriknya dibatasi sehingga membuka celah masuknya narkoba ke kalangan mahasiswa.
“Jadi penting sekali mahasiswa itu jangan dibatasi geraknya. Biarkan mereka demo, daripada terpapar narkoba gitu. Kampus-kampus merdeka,” ujar politisi Fraksi Demokrat ini.
Dia menuturkan, kehidupan mahasiswa sekarang kini sangat berbeda. Dulu lingkungan kampus sangat bebas dalam berdiskusi baik dalam melontarkan kritik ke Pemerintah hingga demonstrasi turun ke jalan. Kontras dengan situasi saat ini yang rentan terpapar narkoba.
"Sekarang tidak. Mainannya yang paling empuk ya jualan narkoba,” jelasnya.
Untuk itu, dia meminta kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) agar gencar dalam melakukan aksi pencegahan dan kampanye anti narkoba ke kalangan mahasiswa dan kampus.
Dengan demikian, mahasiswa kita selamat, generasi muda terjamin dan masa depan bangsa Indonesia juga bisa lebih lebih baik.
Jika tidak, sumber daya manusia Indonesia terancam dan selamanya tenaga kerja kita akan kalah dari para tenaga kerja asing (TKA).
“Bahaya ini bisa kayak seperti yang di Marowali. Atau jangan-jangan teman-teman TKA yang bawa (narkoba, red). Kita tidak tahu,” tambah dia.
itu, Kepala BNN Petrus Reinhard Golose menuturkan capaian lembaga yang dipimpinnya selama tahun 2022. Untuk bidang pencegahan, pihaknya menyasar program ketahanan desa melalui kegiatan Desa Bersinar.
Adapun di tahun 2022, BNN sudah membentuk Desa Bersinar sebanyak 588 desa di mana terdapat kenaikan 242 desa dari tahun sebelumnya.
“Dalam rangka mendukung Desa Bersinar juga telah diterbitkan 329 regulasi,” jelasnya.
Pihaknya juga menyelenggarakan program ketahanan keluarga sebanyak 1.040 keluarga. Kemudian ketahanan diri remaja melalui penyebaran informasi edukasi dengan kegiatan utama kepada pengembangan soft skill di 34 SMP-SMU sederajat. Ini ditindaklanjuti secara mandiri oleh sekolah kepada 4.590 siswa.
BNN juga melakukan pelatihan terhadap 1.730 remaja dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan dibekali kemampuan untuk mengenali diri dan mempengaruhi teman sebayanya dalam menolak narkoba. Di samping itu juga dilakukan kerja sama dan kampanye War on Drugs secara masif.
“Upaya ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan bahaya narkoba melalui berbagai cara termasuk dengan penyelenggaraan event kesenian maupun olahraga skala nasional maupun internasional,” ujarnya. rm.id
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 21 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu