Jangan Abaikan Nutrisi Anak Saat Puasa, Pastikan 3 Hal Ini Terpenuhi
PAMULANG - Meski belum wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan karena belum berusia baligh, banyak orang tua mengajarkan anaknya berpuasa. Agar mereka terbiasa menjalani ibadah tersebut.
Apalagi, puasa juga punya banyak manfaat. Seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah anak kelebihan berat badan, mengajarkan anak disiplin, melatih pengendalian diri, dan belajar bersabar.
Pertama kali, anak dapat mencoba berpuasa tidak penuh. Atau hanya 6-8 jam saja. Perlahan, ditingkatkan hingga azan Maghrib.
Soal menu, sebetulnya tidak perlu berbeda dengan makanan sehari-hari. Baik saat sahur atau berbuka puasa. Namun, Anda perlu memperhatikan kebutuhan nutrisinya, agar puasa si kecil lancar.
Berikut tips memenuhi kebutuhan nutrisi anak saat puasa, seperti dibagikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam situs resminya:
1. Perhatikan kebutuhan air minum.
Jangan lupa perbanyak minum, karena selama berpuasa, tubuh sedikit mengalami dehidrasi. Ini ditandai dengan sedikitnya frekuensi kita buang air kecil di siang hari.
Selain itu, cairan merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kebutuhan cairan berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh berbeda-beda.
Anak 4 – 8 tahun misalnya, perlu cairan 1.700 mL/hari. Sementara anak laki-laki usia 9 – 13 tahun, membutuhkan 2.400 mL/hari. Pada kelompok usia yang sama, anak perempuan memerlukan 2.100 mL/hari.
Sedangkan remaja usia 14 – 18 (laki-laki) memerlukan 3300 mL/hari, perempuan 2300 mL/hari.
Kebutuhan cairan dapat dipenuhi dari makanan dan minuman seperti air putih, susu, atau jus buah.
2. Sediakan makanan bernutrisi seimbang saat sahur dan berbuka.
Saat sahur, pastikan Anda menyajikan makanan seimbang bernutrisi lengkap. Mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah, yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama, dianjurkan dikonsumsi saat sahur.
Contoh makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah adalah beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang.
Saat berbuka puasa, kita memerlukan makanan dengan indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat dalam waktu singkat. Contohnya, manisan buah, buah dalam kaleng, semangka, donat, kentang, nasi dan roti.
Indeks glikemik adalah ukuran yang digunakan untuk mengindikasikan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan, diubah menjadi gula oleh tubuh manusia.
3. Perhitungkan kemampuan anak dalam mempertahankan rasa kenyang.
Rasa kenyang dapat dipertahankan melalui asupan protein (lauk-pauk baik hewani maupun nabati), lemak dan serat.
Kombinasi antara ketiganya dengan makanan lain, dapat menurunkan nilai indeks glikemiknya. Tetapi, meningkatkan rasa kenyang.
Jangan lupa untuk selalu memberi variasi makanan dalam hal bentuk, rasa, dan bahan dasarnya. Sehingga, anak tetap semangat untuk makan sahur dan berbuka puasa.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu