Banteng Dan Relawan Ganjar Nggak Gusar
JAKARTA - Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, berdampak pada PDI Perjuangan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Mereka dirujak netizen.
Apa efeknya ini akan panjang? Apakah berpengaruh signifikan terhadap persepsi dan preferensi politik generasi muda pecinta bola kepada Ganjar dan PDI Perjuangan di 2024? Hingga mengalihkan dukungan ke tokoh dan partai lain?
Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting, Rio Prayogo mengatakan, kabar dibatalkannya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20 jadi duka cita bagi publik sepakbola Indonesia.
“Animo yang besar menyongsong Pildun U20 harus dibayar mahal dengan gagalnya kita jadi tuan rumah akibat lemahnya literasi tentang isu Israel dan Palestina,” kata Rio kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Rio mengaku tak habis pikir dengan sikap PDI Perjuangan terhadap isu ini. Benar-benar tidak ketemu rumusnya. Jangan-jangan partai berlogo Kepala Banteng Moncong Putih itu ingin mengambil hati pemilih Islam yang selama ini concern pada isu Israel-Palestina. Tapi masalahnya isu ini utamanya menyangkut sepakbola, dimensinya berbeda, lintas budaya, lintas keyakinan, dan agama.
“Padahal bayangan saya, PDI Perjuangan atau kadernya seperti Ganjar Pranowo jadi yang pertama mengawal Pildun digelar. Apalagi saat ini adalah masa mereka memimpin. Ini konteks yang saya herankan,” tuturnya.
Dikatakan, Ganjar Pranowo bakal kena imbasnya. Istilahnya sudah masuk dalam kubangan ini. Sehingga agak sulit menetralisir isu ini di kalangan peminat sepakbola tanah air.
Lantas apakah akan berpengaruh terhadap popularitas atau elektabilitas Ganjar dan PDI Perjuangan?
"Saya yakin akan berpengaruh. Kalaulah tidak turun, dugaan saya, PDI Perjuangan, khususnya Ganjar untuk menaikkan level elektoralnya sampai bisa menemukan isu strategis lainnya untuk menutupi isu ini,” pungkasnya.
Sementara itu Plt Ketua Umum Kornas Ganjarist, mengaku Kris Tjantra tak khawatir dengan isu ini. Ditegaskan, seluruh relawan tetap solid mendukung Ganjar.
"Kami tetap mendukung Pak Ganjar. Tidak goyah,” kata Kris kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Dia mengajak, publik jangan menilai Ganjar dari persoalan ini saja. Prestasi Ganjar sebelumnya seolah terkubur. Dari mulai kerja kerasnya dalam pengentasan stunting, pembangunan infrastruktur di daerah, komitmennya kepada kebhinnekaan, dan prestasi lainnya.
Kris pun tak khawatir suara milenial akan meninggalkan Ganjar. Sebab, kata dia, tak semua milenial adalah pecinta sepakbola.
“Tidak lah kalau berkurang dan berpengaruh untuk 2024. Kan tak semua menonton bola. Banyak insan milenial lain yang mendukung Ganjar,” tambahnya.
Diingatkan, gagalnya Pildun U20 di Indonesia bukan semata karena statment Ganjar. Yang komentar juga bukan hanya Ganjar, banyak tokoh lain yang ikut menolak Timnas Israel.
Selain itu, penyebab lainnya adalah karena pasca tragedi Kanjuruhan, belum ada pembenahan dan belum siapnya secara teknis Indonesia sebagai tuan rumah.
“Saya yakin, FIFA memutuskan itu bukan karena semata situasi terkini soal penolakan. Penolakan Ganjar juga rasional. Dia adalah anak ideologinya Bung Karno, saat ditanya soal Israel-Palestina oleh wartawan, ya ikut apa yang ada dalam pikiran Bung Karno, yakni mendukung penuh kemerdekaan Palestina,” pungkasnya.
Diketahui, Gubernur Jawa Tengah ini lagi jadi buah bibir netizen. Namanya trending topic di berbagai media sosial. Kolom komentar postingan Ganjar di media sosial pun jadi sasaran netizen menumpahkan kekesalannya. Ganjar disebut netizen biang kerok usai FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. rm.id
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu