Soroti Heboh Istri Pejabat Pamer Harta
JK: Kesenjangan Sosial Membesar
YOGYAKARTA - Fenomena pamer harta istri pejabat yang belakangan ini marak di media sosial, mendapat perhatian Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK). Menurut JK, aksi pamer harta di saat banyak rakyat yang sedang kesusahan itu tak elok, tak heran kalau banyak yang geram. Marahnya rakyat melihat istri pejabat pamer kekayaan, kata JK, jadi bukti kalau kesenjangan sosial makin membesar.
Wejangan JK ini disampaikan saat menjadi penceramah di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada Jumat (31/3) petang. Dalam ceramah itu, JK membawakan tema “Islam dan Harmonisasi Peradaban Dunia”.
Mengawali ceramahnya, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini menyampaikan fenomena pamer harta di kalangan pejabat yang ramai disorot belakangan ini. Ada istri yang pamer tas mewah, ada anak pejabat yang mengendarai mobil atau motor mahal. Para pejabat yang pamer harta itu kini dengan cepat jadi musuh masyarakat. Menurut JK, ini merupakan perubahan yang sangat berbahaya di masyarakat.
Kata JK, tajamnya sorotan masyarakat atas aksi pamer harta keluarga pejabat itu disebabkan karena kesenjangan sosial yang menganga. Kepincangan sosial ekonomi ini yang membuat jarak si kaya dan si miskin begitu kentara sehingga sangat mudah memicu kecemburuan sosial.
Menurut JK, sekarang ini 5 persen orang Indonesia menguasai 60 persen kekayaan penduduk.
“Jadi kalau ada pejabat atau keluarganya pergi ke luar negeri lalu foto-foto, walaupun dia perginya naik pesawat kelas ekonomi yang murah, tetap saja dia akan menjadi musuh bersama masyarakat,” kata JK.
Karena itu, JK berpesan kepada para pejabat agar peka dengan kondisi sosial saat ini.
“Haruslah kita sadari situasi ini. Kita jaga itu semua dan lihat kondisi masyarakat yang sangat peka seperti sekarang,” bebernya.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) tak menyalahkan rakyat yang marah lihat aksi flexing istri pejabat. Karena fasiltas yang didapat pejabat berasal dari uang rakyat yang ditarik negara lewat pajak.
JK menjelaskan kondisinya akan berbeda jika yang memamerkan harta adalah kalangan pengusaha atau profesional yang duitnya buka berasal dari negara. Sambil berseloroh, JK mencontoh jika dirinya atau keluarganya yang berlatar pengusaha menggunakan barang mewah.
“Kalau misalnya istri saya yang memakai tas bagus, siapa yang akan marah? Tidak ada. Tapi kalau keluarganya Bu Rektor UGM ini yang memakai barang bagus, langsung mahasiswanya akan bilang, dari mana (duit mendapatkan) barang itu?” kata JK.
JK mengatakan persoalan ketimpangan sosial itu masih menjadi pekerjaan rumah. Agar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin kecil sehingga meminimalisir kecemburuan sosial. Menurut JK, salah satu memperbaiki kepincangan sosial ini adalah meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat yakni dengan menciptakan lebih banyak entrepreneur.
Kenapa fenomena seperti ini tiba-tiba rame? Sosiolog Universitas Brawijaya I Wayan Suyadnya menilai aksi pamer kekayaan di media sosial merupakan keinginan individu untuk menunjukkan status sosial kelas atas di masyarakat.
“Saya berpikir bahwa apa yang dilakukan (pamer kekayaan) oleh individu ASN dan Polri itu karena butuh penghargaan. Butuh pengakuan atau eksistensi,” kata Wayan, tadi malam.
Wayan menjelaskan, pengakuan tersebut dibutuhkan oleh individu dari ikatan sosial yang sengaja dibuat atau diciptakan. Pengakuan tersebut, bertujuan agar mereka lebih eksis dan tetap menjaga status individu itu sebagai masyarakat kelas atas.
Menurutnya, selain ingin menunjukkan status sosial kepada masyarakat yang setara, ada juga individu yang secara sengaja ingin memamerkan kekayaan tersebut kepada kelompok-kelompok minoritas atau kalangan bawah. rm.id
Nasional | 17 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 17 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu