Telkom Disiapkan Jadi Holding
Penggabungan Telkomsel Dan IndiHome Langkah Jitu

JAKARTA - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan Telkomsel dan Indihome, dinilai sebagai langkah jitu. Sebab, kedua anak usaha Telkom tersebut memiliki sektor bisnis yang sama. Penggabungan akan membuat pangsa pasar perusahaan tersebut semakin luas dan efisien.
Rencana penggabungan Telkomsel dan Indihome bagian dari program Kementerian BUMN mengkonsolidasikan BUMN. Kementerian BUMN berencana menjadikan PT Telkom Indonesia Tbk sebagai Holding di sektor telekomunikasi dan digitalisasi.
Kepala Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyambut positif rencana tersebut. Menurut Nailul, menjadikan Telkom menjadi holding merupakan strategi bagus untuk peningkatan kinerja Telkom. Karena saat ini sudah ada arah yang jelas untuk pengembangan telekomunikasi dan digital di Indonesia.
“Dengan holding, anak perusahaan telkom bisa saling bersinergi dengan lebih baik. Indihome dan Telkomsel kan mempunyai layanan yang sama, yaitu internet, sebaiknya memang digabungkan saja,” kata Nailul kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.
Nailul melanjutkan, konsolidasi kedua anak usaha BUMN itu memang harus terus didorong Pemerintah. Karena bukan saja baik bagi industri telekomunikasi nasional karena akan tercipta persaingan yang sehat, tapi bisa berdampak positif bagi kinerja para operator.
“Konsolidasi akan membuat layanan Telkomsel dan IndiHome makin baik, serta bisa membuat pangsa pasarnya jadi lebih besar,” ujarnya.
Penggabungan itu, lanjut Nailul, juga akan berdampak positif ke kinerja perusahaan.
Ia mengatakan, ke depan akan ada peningkatan capital expenditures (capex) dari masing-masing operator, sehingga terjadi efisiensi penggunaan pita jaringan. Lalu, terbuka pula peluang bagi mereka untuk memperluas dan mengembangkan jaringan broadband.
“Pasar broadbrand sekarang dikuasai Telkomsel, dan disusul IndiHome, yakni layanan internet rumah yang sekarang tengah tinggi pasarnya terutama pasca pandemi Covid-19,” ucap Nailul.
Secara umum, kontributor utama pendapatan para operator telekomunikasi disumbang layanan data atau internet. Ditambah proyeksi penambahan pelanggan internet. Jika tahun lalu mencapai 209 juta pelanggan, maka tahun ini bisa saja menembus lebih dari 210 juta pelanggan.
Rencana Pemerintah tersebut meraih dukungan dari banyak pihak. Bahkan sebelumnya, Kementerian BUMN meminta restu di Gedung Senayan.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Telkom sebagai holding di sektor telekomunikasi dan digitalisasi adalah rencana besar. Rencana ini merupakan bagian dari transformasi bisnis perusahaan pelat merah.
“Telkom ini rencananya menjadi satu strategic holding. Dan anak-anak usahanya yang menjadi pelari-pelarinnya,” kata pria yang akrab disapa Tiko ini dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (3/4).
Untuk mewujudkan rencana besar tersebut, Kementerian BUMN telah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, melakukan spin off atau pemisahan anak perusahaan Telkom Indonesia, Mitratel, pada 2022 lalu.
Kemudian, mengintegrasikan dua mesin bisnis utama Telkom Group, yaitu Telkomsel sebagai mobile provider dan Indihome sebagai fiber broadband provider.
“Integrasi antara bisnis mobile dan provider ini merupakan satu transformasi yang diharapkan memberikan layanan lebih utuh kepada masyarakat. Dan meningkatkan revenue dalam jangka panjang,” kata Tiko.
Kementerian BUMN juga mempercepat integrasi bisnis data center melalui Telkom Data Ekosistem (TDE) yang ditargetkan selesai pada 2024. Terakhir, Kementerian BUMN juga melakukan spin off pada InfraCo.
Unit usaha Telkom ini memfasilitasi layanan jaringan berbasis fiber optic bagi sektor industri, dan membuka potensi konsolidasi aset infrastruktur.
Dikatakan Tiko, integrasi antara bisnis mobile dan fiber dapat meningkatkan layanan ke masyarakat dan pendapatan perseroan untuk jangka panjang.
Hal itu dilakukan karena bisnis mobile saat ini mulai mengalami penurunan secara pertumbuhan.
“Di masa depan kami yakin masyarakat akan beralih ke fiber dan WiFi (Wireless Fidelity),” sebut Tiko.
Telkom sebagai perusahaan pelat merah, sambung mantan bos Bank Mandiri ini, harus menjadi pemain utama di sektor ini dengan melakukan transformasi secara tepat sasaran, sehingga layanan mobile dan broadband dan wifi dapat tersedia dalam satu rumah.
Sebelumnya, manajemen Telkomsel mengakui, pihaknya terus berkoordinasi secara intensif dengan perusahaan induk dan IndiHome, terkait rencana pengalihan layanan fixed broadband dari IndiHome ke Telkomsel.
Kementerian BUMN menargetkan kapitalisasi pasar Telkom bisa mencapai Rp 500 triliun pada 2025. Adanya strategi five bolds moves yang dimiliki Telkom, diharapkan dapat mendongkrak pergerakan kinerja saham Telkom.
“Dua tahun setelah meluncurkan strategi five bolds move ini, harga saham Telkom meningkat, baik Telkom bisa mencapai market cap di Rp 500 triliun di 2025,” ucap Tiko. rm.id
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 7 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 18 jam yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu