Tak Otomatis Jadi Direktur, Anak Rachmat Gobel Sibuk Cari PO Keliling Indonesia
GORONTALO - Muhamad Arief Rachmat Gobel, putra Wakil Ketua DPR Rachmat, berbagi pengalaman dengan komunitas milenial dari berbagai segmen di Kafe Newbie, dekat Kampus Universitas Negeri Gorontalo, Sabtu (15/4).
Mereka berasal dari komunitas milenial peduli difabel, komunitas milenial artis komedi, komunitas milenial komik, komunitas milenial yang bergerak di bidang usaha, dan sebagainya.
“Saya sama seperti teman-teman semua. Masih terus mengasah diri dan terus belajar. Namun yang pasti, kita harus bekerja keras untuk meraih sukses,” kata Arief.
Meski berstatus sebagai anak bos Panasonic Gobel Indonesia, Arief tak serta-merta disodori jabatan direktur di perusahaan milik ayahnya.
Dia tak langsung ditempatkan di jajaran direksi, atau menjadi direktur di anak perusahaan yang masih berskala kecil.
“Saya jadi sales, bagian marketing. Saya masih belajar jualan. Kerjanya cari PO (purchasing order atau order pembelian) keliling Indonesia. Kemarin,.saya baru dari Makassar,” ungkap Arief.
"Saya keliling Indonesia. Ke Kalimantan, Sumatera, dan sebagainya. Saya masih belajar berbicara dengan para pemilik toko,” imbuhnya.
Dia mengaku banyak belajar mengenali karakter orang, belajar komunikasi dan marketing, serta membangun jejaring dari pekerjaannya sebagai sales.
Saya tidak ujug-ujug ada di posisi tertentu. Tapi, apakah saya punya privilege? Jujur saya punya, karena nama saya. Namun, saya tetap meniti karier dari bawah. Saya masih berjuang,” tutur Arief.
Ternyata, saat masih SMA, Arief pun sudah belajar bekerja di pabrik. Tanpa sepengetahuan orangtuanya, ia mendaftar pelatihan untuk magang di pabrik.
Selama masa pelatihan, Arief tidur di asrama karyawan sebagaimana umumnya. Sehingga, pas liburan sekolah, dia bekerja di pabrik dan tinggal di asrama karyawan.
"Saya belajar merasakan, bagaimana suasana pekerja di level paling ujung. Saya juga harus memahami nilai-nilai di tingkat pekerja. Karena keuntungan dan kemajuan sebuah perusahaan, sesungguhnya bermula dari sini," beber Arief.
Saat kuliah di Jepang, putra bungsu Gobel pun bekerja di restoran, sebagai tukang cuci piring. Bareng buruh-buruh dari India.
"Waktu itu, saya belum bisa berbahasa Jepang. Jadi, ditempatkan paling belakang. Setelah bisa bahasa Jepang, saya jadi tour guide,” papar Arief.
Dengan bekerja di restoran, Arief mengaku mendapat satu pelajaran penting: melayani sebaik-baiknya. Karena pelayanan yang terbaik adalah salah kunci sukses.
Arief juga menuturkan, dalam berbisnis, dibutuhkan pengalaman dan wawasan. Sementara pengalaman, diperoleh dengan praktik langsung seperti bekerja. Sedangkan wawasan, diperoleh melalui pendidikan.
"Memang, ada segelintir orang yang punya keistimewaan, tapi itu pengecualian. Jadi, karakter itu sangat penting untuk meraih sukses. Makanya, kita harus terus mengembangkan diri menjadi pribadi sukses, dengan terjun langsung dan terus menimba wawasan," pungkas Arief.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 19 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu