TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Gara-gara Ributin Cawapres

Nasib Koalisi Anies Terombang Ambing

Laporan: AY
Sabtu, 13 Mei 2023 | 08:41 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Partai pendukung Anies Bas­wedan masih belum satu suara soal sosok cawapres pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Masing-masing partai me­nyodorkan nama cawapres yang berbeda-beda. Baik dari sisi nama, ataupun kriteria. Gara-gara urusan cawapres, nasib koalisi Anies jadi terombang-ambing.

Misalnya Partai Demokrat. Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, bakal cawapres Anies itu berasal dari internal koalisi. Ia berharap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang nanti jadi pendamping Anies.

"Cawapresnya doain aja ya, Demokrat sih mudah-mudahan AHY, kan jelas. Apalagi kan Pak Anies sudah bilang dari internal koalisi kan," kata Syarief, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/5).

Tak mau kalah dengan Demokrat, PKS pun masih mengusulkan kadernya, yakni Ahmad Heryawan alias Aher sebagai pendamping Anies bertarung pada Pilpres 2024. "PKS masih ke Kang Aher," cetus Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Meski begitu, PKS terbuka dengan semua pilihan yang ada. Lagipula, parpol yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu, tetap solid dan mengedepankan musyawarah. Sehingga, bisa saja cawapres Anies berasal dari kader internal ko­alisi, tapi tak menutup kemungkinan juga berasal dari eksternal.

Mendengar dua rekan koalisinya menyebut cawapres Anies berasal dari kader internal KPP, NasDem buru-buru membantah. Wakil Ketua Umum Nas­Dem Ahmad Ali menegaskan, tidak ada poin yang mengatakan seperti itu dalam perjanjian piagam kerja sama.

Ia mengingatkan, kesepakatan yang ada, urusan cawapres diserahkan ke Anies. Artinya, bisa saja cawapres dari KPP merupakan kader internal atau eksternal. "Di piagam koalisi itu disepakati memberi kewenangan kepada Anies. Poin pentingnya di situ," ujarnya.

Lalu, seperti apa progres cawapres Anies? Saat ini, KPP telah menjaring lima nama yang akan diduetkan dengan Anies.

Ketua DPP NasDem Willy Aditya membeberkan, pekan depan, Tim 8 KPP akan mulai menemui lima kan­didat bakal cawapres Anies. "Kalau yang ketemu-ketemu (cawapres) itu sementara Tim 8 dulu. Pak Anies jalan-jalan dulu saja," kata Willy

Sayangnya, anggota Komisi XI DPR ini tidak merinci siapa saja ke­lima orang tersebut. Yang jelas, KPP akan membuat suatu skenario untuk memilih pasangan yang tepat, sesuai situasi dan kondisi yang ada. Mis­alnya, pasangan untuk menghadapi krisis atau membentuk pemerintahan yang baik.

Apa kata pengamat soal sikap koalisi Anies yang masih ribut soal cawapres? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, ko­alisi Anies terlihat sedang terombang ambing urusan cawapres. Persoalan ini berpotensi gontok-gontokan.

“Kalau AHY, terus gimana dengan kader PKS. Ini masih dinamis, dan berpotensi pecah jika terjadi salah pengertian dan kesalahpahaman. Tentu ini tidak sederhana, dan tidak mudah juga," kata Ujang, kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), tadi malam.

Dengan melihat pernyataan masing-masing parpol, rasanya KPP belum akan mendeklarasikan cawapres Anies dalam waktu dekat. "Belum ada titik temu dari ketiga partai tersebut. Pikiran NasDem seperti apa, Demokrat apa, dan PKS seperti apa," kata Ujang.

Ujang mengingatkan, tidak ada makan siang gratis dalam politik. Suka tidak suka, pembentukan ko­alisi pasti berlandaskan keuntungan. Sampai saat ini, yang baru diuntung­kan dari pembentukan KPP adalah NasDem dengan pengusungan Anies.

"Lalu, apa untungnya bagi Demokrat dan PKS? Jadi, kalau yang satu untung, yang satu buntung, saya melihatnya tidak akan terjadi soliditas. Dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi perpecahan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.

Namun, bisa saja kondisi ini bagian dari strategi politik KPP. Prediksi Ujang, Koalisi Anies tidak akan bermanuver dalam waktu dekat, dan baru men­gumumkan cawapresnya di masa-masa injury time pendaftaran, dengan mem­perhitungkan bakal capres yang ada.

"Mereka akan melihat dulu, siapa cawapres Ganjar Pranowo dan siapa cawapres yang akan dipasangkan dengan Prabowo Subianto. Ini sengaja dilakukan agar tidak terbaca oleh lawan politiknya. Agar tidak mudah dipatahkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Anies mengatakan, cawapres yang sudah dikerucutkan oleh tim kecil menjadi lima nama. Nama-nama yang hadir itu tentu ha­rus dibahas bersama terlebih dahulu, sebelum diumumkan.

Tapi seperti teman-teman juga tahu, kebiasaan di Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu kami melakukan proses dulu baru mengumumkan," ujar Anies.

Proses tersebut merupakan bagian dari pertanggungjawaban Koalisi Pe­rubahan terhadap rakyat. Sebab, dalam memilih seorang calon pemimpin dan masa depan bangsa tidak boleh main-main. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo