Silaturahmi Ke Sesepuh, Bertemu Kades Se-Jabar, Omongin UMKM Dengan Milenial
Ganjar Presiden 2024 Menggema Di Bandung
JAWA BARAT - Calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo berkeliling Kota Bandung, Jawa Barat, akhir pekan kemarin. Agendanya beragam, mulai dari lari pagi di Lapangan Gasibu, halalbihalal dengan para kepala desa se-Jawa Barat, bersilaturahmi ke sesepuh, sampai nongkrong bareng milenial ngomongin soal UMKM. Kehadiran Gubernur Jawa Tengah ini, mendapat sambutan meriah warga. Seruan “Ganjar Presiden” pun menggema di kota berjuluk Paris van Java itu.
Ganjar mengawali acara blusukan di Kota Kembang itu, dengan lari pagi di Lapangan Gasibu yang terletak persis di depan Gedung Sate. Sosok berambut putih itu, tiba di lokasi sekitar pukul 6 pagi dengan mengenakan kaos merah bertulis “Indonesia Menggugat”. Tulisan tersebut merujuk pada perjuangan Bung Karno saat membacakan pidato Indonesia Menggugat di hadapan pengadilan kolonial Belanda, di Bandung pada 18 Agustus 1930.
Kehadiran Ganjar ini, langsung disambut meriah oleh ribuan warga yang sedang berolahraga dan menikmati car free day. Warga pun berebutan untuk bersalaman dan berfoto dengan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu.
Pak Presiden selamat datang di Bandung,” kata seorang warga. Ganjar pun membalas sambutan hangat itu, dengan senyum ramah. Dengan sabar, Ganjar melayani ajakan bersalaman dan berfoto bareng. Selain lari pagi, Ganjar pun ikutan senam pagi bareng emak-emak.
Dari Lapangan Gasibu, Ganjar lalu menghadiri acara halal bihalal dengan kepala desa se-Jabar, di Taman Prabuwangi, Jalan Pacuan Kuda, Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik. Acara yang dihadiri ribuan kades ini, bertajuk “Desa Baik, Indonesia Tangguh”.
Para kades ini berasal dari dua organisasi yaitu Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) dan Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI). Ribuan kades ini datang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Ada yang berasal dari Cirebon, Garut, Sumedang, Subang, Tasikmalaya dan sekitarnya.
Di acara ini, Ganjar yang tampil rapi dengan kemeja putih dan kopiah hitam kembali mendapat sambutan meriah. Ia langsung disambut tari lengser dari upacara adat sunda lengseran di pintu masuk lokasi acara. Iring-iringan bendera merah putih dengan alunan lagu sunda dan payung khas kerajaan yang disuguhkan kepada Ganjar, mewarnai sambutan adat Jabar tersebut.
Riuh ribuan kades pun seketika menggema saat Ganjar berjalan mendekati venue acara menuju bibir panggung. Suasana terasa meriah karena banyak di antara Kades yang mengerubungi Ganjar. “Pak Ganjar foto dulu Pak. Pak Ganjar!” teriak ribuan Kades yang menyambut. Antusiasme tersebut disambut Ganjar dengan melayani salam dan foto dengan senyuman.
Dalam sambutannya, Ganjar yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina PAPDESI itu, mengajak para Kades se-Jabar untuk menerapkan sikap antikorupsi. Terlebih, saat ini Kades memiliki wewenang dalam mengelola dana desa. “Saya ingatkan tidak dikorupsi. Pesan betul saya, jangan korupsi. Kalau itu dilakukan, sudah pasti kepercayaan masyarakat pasti turun,” pesan Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mengajak para kades untuk tulus melayani masyarakat dengan memberikan pelayanan birokrasi yang mudah dan cepat. Apalagi kini pelayanan bisa dilakukan secara digital.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga menyempatkan berbincang langsung dengan sejumlah Kades. Ganjar dan Kades berbagi pengalaman soal pengelolaan desa di wilayahnya masing-masing.
Dari Arcamanik, Ganjar lalu menghadiri acara Silaturahmi Budaya Tokoh dan Inohong Sunda di Saung Angklung Udjo, Kecamatan Cibeunying. Dalam acara yang dihadiri sesepuh dan tokoh Tanah Pasundan ini, Ganjar mendapatkan gelar apresiasi sebagai “Warga Kehormatan Masyarakat Sunda”.
Nuri Ispandji Firman, selaku perwakilan tokoh budaya Sunda, menyematkan panggilan “Akang” dan juga memberikan baju Pangsi Sunda berwarna hitam sebagai simbol kehormatan untuk Ganjar.
Nuri mengatakan, pemberian gelar tersebut lantaran Ganjar dinilai sebagai sosok pemimpin yang sederhana, bersahaja, dekat dan mencintai rakyatnya.
“Sehingga wajar kalau saya sebagai orang Sunda memberikan gelar warga kehormatan kepada beliau,” ujar Kang Nuri, sapaannya.
Adapun sebutan Akang Ganjar dinilai sebagai sebutan untuk tokoh yang lebih tua, lebih terhormat dan memiliki reputasi yang baik bagi masyarakat. Menurut Nuri, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang tidak hanya berhasil membangun daerahnya, tetapi juga diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat yang didatanginya. Ganjar dinilai sebagai figur yang sederhana dan memiliki cara berkomunikasi yang baik dengan seluruh kalangan. Nuri pun menyebut Ganjar memiliki ciri-ciri ksatria bagi masyarakat bumi Tanah Pasundan.
“Kelihatan ya, sulit mencari sosok pemimpin yang ramah, mau menyapa rakyat, tidak ada sekat, kemudian ketika menerima kami pun enak diajak bicaranya, kemudian beliau mau menerima masukan-masukan itu yang luar biasa,” kata Nuri.
Menanggapi apresiasi itu, Ganjar mengucapkan terima kasih. Suami Siti Atiqoh ini mengaku dalam lawatannya ke Tanah Sunda ini mendapat banyak pelajaran. Salah satunya adalah pelajaran dan filosofi kebudayaan Sunda yaitu angklung. Kata dia, angklung menjadi alat musik tradisional Sunda dan menjadi salah satu kebanggaan budaya bangsa Indonesia.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga memainkan angklung dengan lagu Manuk Dadali dan Can’t Help Falling in Love bersama ratusan seniman, tokoh budaya dan masyarakat yang hadir di Saung Angklung Udjo.
Hari ini saya mendapatkan kuliah singkat tentang kesundaan, apa seninya, bagaimana budayanya, bagaimana filosofinya, bagaimana sejarahnya,” ucap Ganjar.
Ganjar juga menyampaikan, nilai-nilai kebudayaan yang telah diwariskan dari para sesepuh dan leluhur harus dirawat, khususnya nilai kesenian dan kebudayaan yang ada.
Dengan begitu, kata Ganjar, rasa kebangsaan akan selalu tumbuh dan menjalar ke seluruh rakyat Indonesia tanpa ada tenggang rasa antar sesama anak bangsa.
Saya semakin yakin bahwa keindonesiaan kita itu bisa kita rawat ketika kemudian pendekatan budaya mengutama. Kemudian kita bisa saling bertukar pikiran tanpa rasa marah, terus kita berbeda makin kaya dan saling menghormati,” tuturnya.
Ganjar mengakhiri agenda keliling di Kota Bandung dengan nongkrong bareng para kawula muda, di Taman Musik, Sumurbandung. Di acara yang dihadiri ribuan anak muda Kota Bandung ini, Ganjar berdiskusi terkait dunia kewirausahaan bagi kalangan anak muda.
Kepada hadirin yang kebanyakan kaum milenial ini, Ganjar membagikan pengalamannya dalam membina usaha, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program Lapak Ganjar. Kata dia, program tersebut muncul secara tidak sengaja. Saat itu, ada warga tidak bisa jualan, diusir Satpol PP dan pemerintah belum bisa kasih solusi. Lalu, ada anak muda yang usul untuk menjadikan media sosial milik Ganjar menjadi tempat promosi UMKM. Usulan itu disambut Ganjar. Ganjar mengiklankan produk yang telah mendaftar program Lapak Ganjar, melalui akun media sosial pribadinya. Dengan jumlah pengikut Ganjar yang mencapai jutaan di media sosial, baik di Instagram, Twitter, Facebook dan Youtube, Ganjar mempromosikan produk tersebut secara gratis.
“Hari ini saya mendapatkan kuliah singkat tentang kesundaan, apa seninya, bagaimana budayanya, bagaimana filosofinya, bagaimana sejarahnya,” ucap Ganjar.
Ganjar juga menyampaikan, nilai-nilai kebudayaan yang telah diwariskan dari para sesepuh dan leluhur harus dirawat, khususnya nilai kesenian dan kebudayaan yang ada.
Dengan begitu, kata Ganjar, rasa kebangsaan akan selalu tumbuh dan menjalar ke seluruh rakyat Indonesia tanpa ada tenggang rasa antar sesama anak bangsa.
“Saya semakin yakin bahwa keindonesiaan kita itu bisa kita rawat ketika kemudian pendekatan budaya mengutama. Kemudian kita bisa saling bertukar pikiran tanpa rasa marah, terus kita berbeda makin kaya dan saling menghormati,” tuturnya.
Ganjar mengakhiri agenda keliling di Kota Bandung dengan nongkrong bareng para kawula muda, di Taman Musik, Sumurbandung. Di acara yang dihadiri ribuan anak muda Kota Bandung ini, Ganjar berdiskusi terkait dunia kewirausahaan bagi kalangan anak muda.
Kepada hadirin yang kebanyakan kaum milenial ini, Ganjar membagikan pengalamannya dalam membina usaha, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program Lapak Ganjar. Kata dia, program tersebut muncul secara tidak sengaja. Saat itu, ada warga tidak bisa jualan, diusir Satpol PP dan pemerintah belum bisa kasih solusi. Lalu, ada anak muda yang usul untuk menjadikan media sosial milik Ganjar menjadi tempat promosi UMKM. Usulan itu disambut Ganjar. Ganjar mengiklankan produk yang telah mendaftar program Lapak Ganjar, melalui akun media sosial pribadinya. Dengan jumlah pengikut Ganjar yang mencapai jutaan di media sosial, baik di Instagram, Twitter, Facebook dan Youtube, Ganjar mempromosikan produk tersebut secara gratis.
Baca juga : Lewat Senam Sehat, Semangat Ganjar Pranowo 2024 Menggelora Di Jabar
Ganjar mengaku, sempat tak menyangka respons dari pelaku usaha begitu antusias. Program tersebut berhasil memajukan UMKM lokal. Bahkan tak sedikit produk UMKM Lapak Ganjar yang mendapatkan pesanan dan menjual dagangannya ke luar negeri. “Saya tidak menduga (antusias pelaku usaha) tinggi,” terang Ganjar.
Hingga hari ini, Lapak Ganjar telah memiliki 2.932 UMKM binaan dengan beragam produk di 112 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Terakhir, Ganjar berpesan kepada anak-anak muda untuk terus mengoptimalkan kemampuan di dunia usaha.
“Perkembangan produk-produk dalam negeri di masa depan ditentukan oleh anak muda,” pungkasnya. (RM.id)
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu