Bursa Cawapres
JK Senangkan AHY, Prof Nasar New Comer
JAKARTA - Bursa cawapres makin ramai. Para bakal cawapres pun berlomba bertemu para tokoh mencari dukungan. Salah satunya Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Terbaru, Ketua Umum Partai Demokrat itu menemui Jusuf Kalla. JK-sapaan Jusuf Kalla-menyebut AHY cocok jadi pendamping capres Anies Baswedan. JK lagi senangkan AHY.
AHY menyambangi kediaman JK di Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (15/5). Usai pertemuan, Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI itu bersama AHY memberikan keterangan kepada media.
Saat ditanya soal pertemuan, AHY mengatakan, dalam pertemuan yang berlangsung 1 jam itu hanya membicarakan isu kebangsaan. Momen itu juga dijadikannya sebagai ajang mendengarkan saran dari seorang negarawan sekaliber JK.
"Oleh karena itu, tentu sebagai politisi hari ini, kami juga ingin mendengarkan pandangan termasuk berdiskusi tentang berbagai isu, dan tadi bagus sekali," imbuhnya.
AHY mengatakan, pertemuan dengan JK tidak membahas mengenai cawapres. "Yang jelas kami membicarakan Indonesia ke depan," aku putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Lalu apa kata JK soal peluang AHY jadi cawapres Anies? JK menilai, AHY punya kemampuan mendampingi Anies. Namun, semua keputusan ada di tangan Koalisi Perubahan yang digagas NasDem, Demokrat, dan PKS.
“Saya di luar itu kan kewenangan dari partai politik koalisi sendiri dan juga capres," tutur politisi senior Partai Golkar itu.
Lalu apa kata Koalisi Perubahan? Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa menghargai, usulan JK. Namun, pihaknya konsisten menyerahkan nama cawapres kepada Anies, baik itu dari internal ataupun eksternal koalisi.
Saan menegaskan, NasDem tak akan memaksakan sosok cawapres kepada Anies. Sehingga ritmenya adalah, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan memilih cawapresnya, kemudian dikonsultasikan dengan Koalisi Perubahan.
Nah, kalau misalnya kita memaksakan dari partai dan misalnya Pak Anies kurang sreg, kan nggak pas juga. Karena itu, Pak Anies yang tentukan misalnya siapa saja yang pas mendampingi sebagai cawapres dan setelahnya baru dikonsultasikan dengan partai," tutur Saan
Sementara, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengamini pernyataan JK. Menurutnya, AHY punya kualitas. Terlebih ia pemimpin partai saat ini. Tentu sangat layak mendampingi Anies. "Tapi keputusan ada di Mas Anies dan musyawarah bersama ketiga partai pendukung," ujar Mardani.
Nama Baru
Sementara, di tempat lain, muncul new comer dalam bursa cawapres. Dia adalah Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy mengatakan, Prof Nasar menjadi tokoh yang cocok menjadi pendamping capres PDIP Ganjar Pranowo. "Kiai Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres mas Ganjar," kata Rommy dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, Prof Nasar merupakan, tokoh dari luar Jawa dan kini masih menjabat sebagai salah satu petinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). “Dia bisa diterima luas oleh banyak kalangan," ujarnya.
Dikonfirmasi soal Prof Nasar, Wakil Sekjen PDIP Utut Adianto justru belum mengetahui nama Prof Nasar akan jadi cawapres Ganjar. "Mesti saya tanya Ibu (Megawati) dulu apa benar begitu. Kalau sosok cawapres kan ketika kita bertemu dengan PPP, Ibu bilang kan sabar kalau yang mau tentu banyak," kata Utut.
Meski begitu, ia menganggap sosok Prof Nasar sebagai tokoh panutan dan memahami agama. "Kalau Pak Nasaruddin orang yang santun, besar di Masjid Istiqlal, pemahaman agamanya ya tentu sangat dibutuhkan untuk negara seperti Indonesia," kata Utut.
Bagaimana tanggapan Prof Nasar? Ia benar-benar kaget, dan tidak menyangka berhembus kabar seperti itu. Menurut dia, jangankan niat, memimpikannya saja tidak. Ia lebih senang menebarkan kesejukkan hingga kedamaian bagi antar sesama umat bangsa.
"Obsesi saya itu bagaimana menciptakan kesejukkan, ketenangan, kedamaian antarsesama umat dan bangsa, ya. Prinsip saya tidak mungkin akan ada prestasi bangsa di atas konflik dan ketegangan yang menguras energi," ungkapnya.
Ia mengatakan, memang sudah menjadi tugasnya sebagai tokoh agama untuk fokus menciptakan kerukunan dan kedamaian agar bangsa bisa tenang. "Jadi, kita mengapresiasi kepemimpinan bangsa selama ini, ya, benar-benar menyuguhkan Indonesia yang damai dan tenang," pungkasnya. (RM.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu