Produksi Garam di Kabupaten Serang Mengalami Penurunan Sejak 2020
SERANG – Produksi garam di Kabupaten Serang mengalami penurunan. Hal itu disebabkan, oleh cuaca yang tidak menentu. Sehingga tidak ada petani yang produksi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang, Suhardjo mengatakan, penurunan produksi garam ini sudah terjadi sejak tahun 2020 dan 2021. Dimana hanya mencapai 30 ton.
Sedangkan pada tahun 2022, belum ada petani yang memproduksi. Sementara target setahun mencapai 100 ton.
“Jadi terkendala dengan cuaca, masih hujan, kemarin ada beberapa kelompok yang sudah siap produksi, sudah bikin airnya tapi malah kena hujan,” kata Suhardjo, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (11/7/2022).
Suhardjo menuturkan, produksi garam untuk di Kabupaten Serang terpusat di wilayah Lontar dan Domas. Adapun untuk lahannya, mencapai belasan hektar yang dikelola oleh beberapa kelompok tani setempat.
“Untuk garam hingga sekarang produksinya masih terpusat di wilayah utara. Gak semua daerah bisa bikin garam, kalau di kita mungkin kelebihannya karena ada teluk banten, airnya bagus,” katanya.
Menurunnya produksi garam ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Serang, kata Suhardjo beberapa daerah juga sama mengalami kesulitan produksi garam akibat cuaca buruk. Seperti di Indramayu, Karawang sampai Pati.
Suhardjo mengungkapkan kebutuhan garam untuk memenuhi pasar lokal masih cukup tinggi.
Seperti pengolahan ikan dan lain sebagainya. Kemudian harganya juga sekarang naik Rp1.500 dari semula Rp500 pergram.
“Garam ini pasarnya ada, di tol lama itu ada penampungan, pengolahan ke garam yodium. Itu alternatif pasar kita,” pungkasnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Galeri | 10 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu