Cari Uang Di RI, Kantor Pusatnya Kok Di Singapura
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyentil Grab Indonesia yang mendirikan kantor pusat di Singapura. Padahal, cari uangnya paling banyak di Tanah Air.
Tanpa tedeng aling-aling, Luhut meminta, Grab segera memindahkan kantor pusatnya ke Indonesia.
“Ada satu permintaan, headquarter-nya (kantor pusat) supaya pindah kemari (Indonesia) lagi. Jangan ada head-nya (kantor pusat) di Singapura. (Karena) kan bikin duitnya paling banyak di Indonesia,” cetus Luhut dalam acara Peluncuran Tampilan Baru Armada Kendaraan Listrik Grab di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, kemarin.
Luhut menegaskan, pihaknya dan seluruh kementerian terkait bakal terus mendukung Grab selama untuk menghasilkan layanan yang memajukan Indonesia.
Luhut mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap mengarahkan jajaran menterinya untuk mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya melalui pengembangan kendaraan listrik.
Seperti diketahui, Grab adalah salah satu perusahaan transportasi online yang telah beroperasi di sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Berawal dari layanan transportasi, perusahaan tersebut kini telah mempunyai layanan lain seperti pengantaran makanan, barang, dan pembayaran yang bisa diakses lewat aplikasi mobile.
Grab didirikan oleh Anthony Tan pada 2012 di Malaysia. Meski begitu, kantor pusat Grab dibangun di Singapura. Grab masuk ke Indonesia tahun 2014. Dan kini layanan Grab sudah tersedia di banyak kota di Indonesia.
Luhut menuturkan, permintaannya tersebut tak hanya kepada Grab saja. Tetapi juga kepada semua perusahaan kelapa sawit yang berbisnis di Indonesia.
“Itu (kantor perusahaan) kelapa sawit saya suruh pindah semua. Jadi biar Indonesia itu hebat gitu loh. Yang bisa membikin kita hebat, ya kita,” katanya.
Kolaborasi Dengan Pemerintah
Dalam kesempatan yang sama, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, menyampaikan, untuk mengembangkan kendaraan listrik diperlukan kolaborasi dan sinergi antara swasta dengan Pemerintah Indonesia.
“Ada alasan kenapa kendaraan listrik itu disebut sebagai ekosistem karena tidak bisa berdiri sendiri. Saya tidak bisa menyebutkan satu per satu tentunya,” katanya.
Ridzki menerangkan GrabElectric akan menjadi langkah awal untuk terus memajukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dengan kendaraan listrik, pengemudi kendaraan bisa menghemat biaya operasional hingga 25 persen.
Ridzki mengklaim kehadiran armada kendaraan listrik Grab pun telah berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 5.000 ton.
“Ini menjadi salah satu langkah serius Grab dalam mendukung upaya Pemerintah untuk mencapai target pengurangan jejak karbon hingga 41 persen pada 2030,” tegas Ridzki. (rm.id)
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu