Pemilu 2024 Berjalan Damai
Kritik Boleh, Tapi Jangan Jelek-Jelekin Calon Lain
JAKARTA - Seluruh elemen masyarakat diimbau tidak menjelek-jelekkan Calon Presiden (Capres) dan Calon Legislatif (Caleg) dari partai politik yang berbeda. Insya Allah Pemilu 2024 akan berjalan damai.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja berharap, seluruh elemen masyarakat menjaga keharmonisan pelaksanaan Pemilu 2024. Menurutnya, mengkritik boleh, tetapi tidak boleh menjelek-jelekkan.
“Adu argumentasi boleh, tanpa harus saling menjatuhkan. Kita harus bersama-sama bertanggung jawab, siapa pun nanti yang akan bertarung,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Bagja meyakini, siapa pun yang akan menjadi calon pemimpin nanti merupakan putra/putri terbaik bangsa yang rela mengorbankan seluruh waktu dan kepentingannya untuk negara ataupun daerahnya. Sebab itu, tidak boleh saling menyerang.
Selain itu, Bagja juga menjelaskan, saat ini peserta pemilu diperkenankan melakukan sosialisasi. Hanya saja, dalam sosialisi tidak boleh ada ajakan untuk memilih. Sosialisasi bertujuan agar masyarakat mengetahui saat ini sudah memasuki tahapan pemilu.
“Spanduk baliho, silakan. Namun, ini belum masa kampanye, tidak boleh mengajak. Pilihlah saya, itu tidak dibolehkan batasannya,” tegas Bagja.
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, tidak hanya damai, pemilu juga harus lancar dan berintegritas.
Untuk menuju pemilu damai maka terlebih dahulu kita harus peka dan sigap mengatasi berbagai indikasi kerawanan dalam penyelenggaraan pemilu,” tuturnya.
Mahfud mengatakan, narasi pemilu damai harus pula diartikan bukan perang politik. Melainkan konsolidasi politik. Jika narasi damai jarang dimunculkan ke tengah masyarakat, mungkin saja nanti bisa terjadi ketidakstabilan dalam kondisi politik.
Tentunya, narasi-narasi itu bisa dikemukakan oleh posisi masing-masing,” ujarnya.
Ulama, kata dia, bisa bicara dari sudut keagamaan. Kata dia, polisi bisa bicara dari sudut keamanan, anggota KPU bisa bicara dari sudut prosedur yang benar. Sedangkan anggota Bawaslu bisa bicara dari sudut pengawasannya.
“Mengemukakan narasi dengan posisi masing-masing tetapi tujuannya damai, damai, damai dan Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita miliki atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa terjaga dengan baik,” jelasnya.
Pegiat Pemilu Titi Anggraini mengatakan, pemilu damai bisa diwujudkan dalam lima hal. Pertama, kerangka pemilunya mendukung. Kedua, penyelenggara pemilu berintegritas. Ketiga, peserta pemilu kompetitif.
“Bukan saling membenarkan perilaku melanggar, tetapi saling mengawasi karena paling efektif adalah kontrol sesama peserta,” kata dia.
Keempat, pemilih berdaya dan kelima yakni penegakan hukum yang efektif. “Lima hal itu akan mewujudkan senandung pemilu damai,” ujarnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 21 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu