TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Puncak Kemarau Diramal Agustus-September

Waspada, Hawa Panas Ancam Serangan Stroke

Oleh: Farhan
Senin, 24 Juli 2023 | 09:59 WIB
Isnawa Aji Kepala Kepala Prlaksana BPBD DKI. Foto : Ist
Isnawa Aji Kepala Kepala Prlaksana BPBD DKI. Foto : Ist

JAKARTA - Warga Ibu Kota dan sekitarnya harus mewaspadai ancaman gangguan kesehatan di puncak musim kemarau yang diramal terjadi pada Agustus-September. Sebab, suhu panas berlebihan berpotensi menyebabkan banyak penyakit. Salah satunya, serangan heat stroke.

Prediksi puncak El Nino tersebut disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Selain anca­man kesehatan, puncak kemarau berpotensi mengurangi keter­sediaan air dan menghambat produktivitas pangan.

Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) DKI Ja­karta mengingatkan warga agar bersiap hadapi puncak El Nino.

“Saya mengajak warga Ja­karta menghemat penggunaan air sesuai kebutuhan,” kata Ke­pala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji, Sabtu (22/7).

Isnawa meminta, warga Jakar­ta untuk mengurangi intensitas aktivitas luar ruangan, terutama saat rentang waktu sekitar pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB. Selain itu, Isnawa mengimbau warga agar banyak minum air untuk menjaga kesehatan.

Menurut Isnawa, selama ter­jadi fenomena El Nino ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai. Di antaranya mual, muntah, pusing, diare, batuk, pilek dan Infeksi Saluran Per­napasan (ISPA).

Kepala Seksi Surveilans Epi­demiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengamini pera­lihan cuaca ekstrem (pancaroba) akibat fenomena El Nino dapat mengancam kesehatan. “Tubuh akan lebih mudah capek, stress dan dampak lainnya,” ungkapnya.

Dia mengingatkan, kemarau yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan heat stroke, yakni cedera panas yang dapat menye­babkan kematian.

Dia mengimbau warga un­tuk mengantisipasi kejadian tersebut.

Hindari aktivitas outdoor atau di bawah sinar matahari langsung pukul 10.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB,” imbaunya.

Jika terpaksa beraktivitas di luar ruangan, lanjut Ngabila, upayakan memakai topi yang agak lebar atau payung. Lalu, usahakan pakai pakaian yang cerah agar memantulkan cahaya. Pakaian itu juga harus ringan dan nyaman.

“Jangan lupa pakai SPF (Sun Protection Factor) atau sun­screen dan bawa air putih yang cukup,” imbau Ngabila.

Ngabila menekankan, minum air putih penting untuk meng­hindari dehidrasi. Dianjurkan­nya, minum air putih sedikitnya 3 liter per hari.

“Jangan sering minum minu­man seperti kopi dan teh justru akan membuat sering buang air kecil yang dapat menimbulkan dehidrasi,” terangnya.

Selain itu, Ngabila mengim­bau warga untuk mengguna­kan masker saat di luar ruang­an. Karena, memakai masker dapat menjaga kelembaban saluran pernafasan agar tidak kering atau mudah teriritasi yang akan menyebabkan gejala batuk dan tenggorokan kering.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, dampak fenomena El Nino tidak terjadi seragam di seluruh Indo­nesia. Kondisi ini disebabkan wilayah Indonesia dipengaruhi oleh dua samudera dan memiliki topografi yang bergunung-gu­nung di sepanjang khatulistiwa.

“Kami mengimbau masyarakat untuk terus menjaga lingkungan, mengatur tata kelola air dengan bijak dan beradaptasi dengan pola tanah,” kata Dwikorita saat rapat terbatas membahas tentang antisipasi dampak fenomena El Nino yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Selasa (18/7).

Selain itu, dia meminta, mas­yarakat untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca dan iklim yang dapat diakses melalui BMKG.

Dia juga mengimbau, masya­rakat untuk meningkatkan kesa­daran akan fenomena El Nino.

“Dengan kesadaran dan kerja sama yang baik, diharapkan dampak dari fenomena El Nino dapat diminimalisir sehingga stabilitas pangan dan ketersedia­an air tetap terjaga dengan baik,” tandasnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Senin 24/7/2023 dengan judul Puncak Kemarau Diramal Agustus-September, Waspada, Hawa Panas Ancam Serangan Stroke

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo