TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Koalisi Prabowo Gemuk, Geraknya Bisa Lincah Nggak

Oleh: Farhan
Minggu, 20 Agustus 2023 | 10:16 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai Capres terus bertambah. Setelah PKB, PBB, Golkar dan PAN, Ketua Umum Gerindra itu dapat dukungan dari Partai Gelora. Dengan tambahan ini, koalisi Prabowo makin gemuk.

Kemarin, elite Gerindra yang dipimpin Ahmad Muzani, berkunjung ke markas Partai Gelora, di Jalan Taman Patra, Kuningan, Jakarta. Muzani dan rombongan tiba pukul 10.20 WIB dengan ditemani Wakil Ketua Komisi VI DPR Fraksi Gerindra, Mohamad Hekal dan Ketua DPP Gerindra Bidang Politik Ahmad Riza Patria. Mereka kompak mengenakan safari lengan panjang berwarna putih.

Kedatangan Muzani cs disambut hangat Sekjen Gelora Mahfudz Siddiq yang mengenakan kemeja lengan pendek berwarna biru langit. Mahfudz ditemani Bendahara Umum Gelora Achmad Rilyadi. Mahfudz maupun Muzani sempat bercengkrama sebelum akhirnya masuk ke ruang pertemuan untuk melakukan pertemuan tertutup.

Usai melakukan pertemuan tertutup, Muzani dan Mahfudz menggelar konferensi pers, di Media Center DPN Gelora. Menurut Mahfudz, pertemuan ini untuk membahas teknis dukungan kepada Prabowo. Sebab, 38 pimpinan Gelora daerah telah sepakat memberikan tiket Capres kepada Menteri Pertahanan itu.

"Mereka (Dewan Pimpinan Wilayah) juga berkomunikasi dan berkoordinasi dengan 514 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di seluruh kota/kabupaten," kata Mahfudz.

Menurutnya, per 7 Agustus 2023, Gelora telah menerima surat resmi dari 38 DPW yang sepakat untuk mengusulkan Prabowo sebagai Capres. "Nanti di DPN menyepakati waktu kapan deklarasi di tingkat pusatnya. Kami akan menunggu arahan lebih lanjut dari DPP Gerindra," sambungnya.

Sementara, Muzani menyebut, dukungan Gelora ke Prabowo sudah dibicarakan sejak awal tahun ini. Ia memastikan, deklarasi dukungan Gelora akan dilaksanakan akhir Agustus ini.

Sebelum Gelora, Prabowo telah mendapat dukungan dari PKB, PBB, Golkar, dan PAN. Keempat partai parlemen ini, telah resmi menyatakan berkoalisi dengan Gerindra.

PDIP ikut menanggapi banyaknya parpol yang mendukung Prabowo. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, koalisi gendut hanya akan menyusahkan Prabowo sebagai bakal Capres. Pasalnya, mantan Danjen Kopassus itu, harus menyiapkan logistik yang harus dibagi-bagi ke anggota koalisinya.

Hasto bercerita pengalaman pribadinya yang pernah mengelola tim kampanye dari gabungan banyak partai. Semakin banyak parpol yang bergabung, justru semakin sulit mengatur strategi pemenangan.

"Setidaknya dengan bergabungnya tiga parpol tersebut, logistik Pak Prabowo akan berkurang, karena harus dibagi-bagi ke banyak pihak,” kata Hasto, dalam keterangan persnya, di Jakarta, kemarin.

Di samping itu, Hasto meyakini elektabilitas Capres PDIP Ganjar akan semakin melonjak seiring dikepungnya PDIP oleh parpol-parpol besar yang mendukung Prabowo. "Ingat, 2014 kami juga dikepung. Jadi sekarang Ganjar yang dicoba dikepung, dikeroyok. Ini justru akan punya daya lenting besar. Sekali Ganjar rebound dan naik elektoralnya, akan menjadi titik balik yang besar,” terang dia.

Mendapat kritikan dari PDIP, Muzani angkat bicara. Kata Muzani, masalah bangsa ini tidak mungkin diselesaikan dengan satu atau dua partai saja. "Makin banyak partai bergabung, makin baik menyelesaikan permasalahan di Indonesia. Makin banyak partai, makin banyak tokoh pendukung," kata Muzani.

Ketika ditanya koalisi gemuk apakah menyulitkan dalam menentukan Cawapres, Muzani tak menampik. Namun, ditegaskan Muzani, koalisi gemuk membuka peluang kemenangan yang lebih besar. "Makin banyak partai, makin banyak tokoh pendukung," lanjut Wakil Ketua MPR itu.

Lalu apa prediksi pengamat? Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro menyebut, banyaknya parpol tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Prabowo dalam menghadapi Pilpres. Apalagi, saat ini banyak yang menilai Jokowi lebih condong ke Prabowo. “Ini tentu menguntungkan buat Prabowo,” katanya.

Apakah dengan gemuknya koalisi Prabowo akan menghambat pergerakannya? Kata Agung, bisa iya bisa juga tidak. Tergantung koordinasinya.

Dia juga menilai sikap Hasto yang membandingkan kondisi saat ini dengan Pilpres 2014 tidak tepat. Pasalnya, saat ini Prabowo sedang di atas angin.

Namun, kata dia, Prabowo akan terkendala dalam menentukan Cawapres. Karena semua parpol pasti ngebet kadernya jadi Cawapres Prabowo. "Karena masalah yang sesungguhnya justru membangun konsensus siapa Cawapres yang mendampingi Prabowo," pungkas dia.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo