Sudah Mengabdi Puluhan Tahun, Statusnya Masih Kontrak
Duh, Gaji 14 Ribu Nakes Jakarta Di Bawah UMR
JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan tenaga kesehatan (nakes) di Ibu Kota. Diharapkan, nakes yang masih berstatus tenaga kontrak atau honorer diperioritaskan diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sebanyak 14 ribu nakes di Jakarta masih berstatus tenaga kontrak atau honorer. Gaji mereka masih di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Melihat kondisi ini, Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta berjanji akan memperjuangkan 14 ribu nakes tersebut menjadi ASN dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Ketua Komisi E DPRD Provinsi DKI Iman Satria mengatakan, apresiasi tinggi perlu diberikan kepada nakes berstatus honor di Dinkes. Karena mereka berada di garda terdepan dalam melakukan pelayanan pada masyarakat, terutama saat pandemi Covid-19.
Iman berharap, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta memberikan prioritas kuota atau porsi pada nakes saat seleksi (rekrutmen) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan PPPK yang akan dibuka mulai 16 September 2023.
“Harapan saya semoga semuanya dapat terakomodir. Sehingga mereka bekerja nyaman. Mereka selalu di garda terdepan loh di bidang kesehatan. Kalau nanti ngelayaninnya pada cemberut semua kasian masyarakat. Jadi harus dilihat juga dampaknya,” kata Iman di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (12/9).
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo. Menurutnya, kenyamanan nakes harus diutamakan. Oleh sebab itu, dia mendorong BKD segera berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) untuk menentukan kuota prioritas.
“Untuk teman-teman BKD yang berkomunikasi dengan Kementerian PANRB agar mengutamakan nakes yang sudah lama ini dibandingkan dengan lulusan baru,” ujar Anggara.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Honorer Nasional (DPW FKHN) Sepri Latifan mengatakan, penyelesaian masalah honorer akan mempengaruhi layanan.
“Kualitas pelayanan kesehatan di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) bisa meningkat jika pemerintah betul-betul memperhatikan formula terbaik penyelesaian masalah honorer, khususnya di Jakarta,” ucapnya.
Ketua Sub Kelompok Program dan Pelaporan BKD DKI Jakarta Indra Saputra menjelaskan, saat ini terdapat 19.557 tenaga honorer yang bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) DKI Jakarta. Sebanyak 14 ribu honorer itu merupakan nakes, sisanya pegawai lain.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan status kepegawaian, termasuk di antaranya adalah tenaga honorer dan pegawai baru,” tuturnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes DKI Jakarta Indra Setiawan mengaku, siap memperjuangkan status pegawainya terutama yang sudah mengabdi sejak tahun 2005. Dia bilang, pihaknya akan mendorong BKD agar nakes honorer menjadi prioritas dalam rekrutmen.
“Seandainya rekrutmen terbuka. Sebanyak 50 persen yang masuk (jadi ASN) bukan tenaga honorer maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menginvestasikan ilmu baru lagi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Honorer Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Non-Nakes (FKHN) menggelar demo di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat. Mereka meminta kepastian agar diangkat menjadi ASN.
“Pemerintah baiknya memprioritaskan teman-teman yang sudah lama mengabdi (untuk diangkat sebagai ASN), bahkan ada yang sampai puluhan tahun,” kata Ketua Umum FKHN Sepri Latifan, Senin (7/8)
Berdasarkan catatan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK), ada sekitar 800.000 tenaga honorer yang tersebar di fasyankes di seluruh Indonesia. Mereka telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai tenaga kesehatan.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu