TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Perlukah Pembentukan Angkatan Siber Di TNI?

TB Hasanuddin: Siber Dibutuhkan, Tapi Jangan Jadi Angkatan

Oleh: Farhan
Rabu, 20 September 2023 | 09:40 WIB
Politisi PDIP TB Hasanuddin. Foto : Ist
Politisi PDIP TB Hasanuddin. Foto : Ist

JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto mengusulkan pembentukan Angkatan Siber untuk melengkapi matra Angkatan Darat, Laut dan Udara yang sudah ada di TNI saat ini.

Andi menjelaskan, berdasarkan kajian, Lemhannas menemukan ancaman utama ke depan, bukan serangan langsung yang dilakukan suatu negara ke Indonesia.

Ancaman utama bagi Indonesia ke depan, menurutnya, adalah pertarungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, yang kemudian berpengaruh ke Indonesia.

“Perang antara AS dan China, apakah karena Taiwan, apakah karena Laut China Selatan, apakah karena freedoom of navigation, yang kemudian berpengaruh ke Indonesia,” kata Andi di Kantor Lemhannas, Senin (18/9), dikutip dari CNN Indonesia.com.

Dia menjelaskan, jika kemungkinan itu terjadi, serangan siber akan dilakukan kedua negara itu jika ingin menguasai beberapa titik strategis di Indonesia, sebagai tempat lompatan logistik.

Dia menambahkan, serangan pertama mereka pada era seperti ini, pasti serangan siber. “Kalau mereka ingin melakukan okupasi suatu titik di Indonesia, setelah fasilitas strategis kita dilumpuhkan dengan siber, kemudian serangan udara,” katanya.

Menurutnya, tidak banyak negara di dunia yang mampu melakukan serangan siber dan serangan udara ke Indonesia. “Yang bisa melakukan itu cuma empat negara, kira-kira. Kalau ancamannya berkaitan dengan kemampuan siber, kemampuan udara di empat negara itu, maka kita punya PR untuk melakukan modernisasinya,” tandas Andi.

Ia mengatakan, Lemhannas telah melakukan kajian untuk menilai kemampuan siber TNI. Ke depan, Lemhannas akan mengusulkan peta jalan untuk mengupgrade kemampuan siber yang dimiliki militer.

Andi tidak memungkiri, pembentukan Angkatan Siber TNI tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal yang bisa dilakukan dalam jangka pendek adalah, menaikkan pangkat perwira yang memimpin satuan-satuan siber TNI hingga pembentukan komando gabungan.

“Mungkin yang terdekat, satuan-satuan siber yang hari ini bintang satu, bisa kemudian jadi bintang dua. Kemudian, kita bisa membuat semacam komando gabungan siber yang dipimpin bintang tiga. Nanti dievaluasi lagi untuk pembentukan angkatan khusus seperti di Singapura,” katanya.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Christina Aryani menilai, usulan pembentukan Angkatan Siber sebagai angkatan keempat di TNI, merupakan usulan yang menarik. Namun, perlu dikaji secara ilmiah dan komprehensif.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin berpandangan, Angkatan Siber jangan menjadi angkatan keempat di TNI. Tapi, harus mampu mengorganisir penanganan siber di tiga matra TNI.

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut pandangan TB Hasanuddin.

Ada usulan dari Gubernur Lem­hanas untuk membentuk Angkatan Siber. Anda setuju?

Memang perlu ada yang mengorganisir kegiatan siber militer. Tapi kalau disebut sebagai Angkatan Siber, atau angkatan yang baru di TNI, janganlah.

Apakah keberadaannya saat ini sudah diperlukan untuk menambah kekuatan Indonesia untuk menghadapi musuh?

Siber di militer itu perlu, tapi jangan jadi angkatan.

Bagaimana sebaiknya?

Saat ini sudah ada Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara. Terus, nanti Angkatan Siber. Tidak perlu lebay (berlebihan) begitu deng­an membentuk Angkatan Siber juga.

Sebaiknya berada di mana?

Yang mewadahi itu TNI, saya sepakat. Tapi, bukan membentuk angkatan yang baru.

Apa urgensinya?

Untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan siber, khususnya yang me­nyangkut ancaman terhadap keutuhan Republik Indonesia.

Konkretnya bagaimana?

Seperti, membentuk Korps Siber, bagian dari TNI.

Selama ini, bagaimana Anda melihat kekuatan siber Indonesia?

Pertama, kurang maksimal. Kedua, kurang terintegrasi dari yang sudah ada. Ketiga, perlengkapannya belum maksi­mal untuk pencegahan dan penanganan.

Apa yang Anda harapkan terkait penanganan siber?

Semua komponen siber di TNI harus terintegrasi.

Selama ini bagaimana?

Angkatan Darat mungkin berbeda kepentingannya dengan Angkatan Laut, berbeda juga kebutuhannya dengan Angkatan Udara. Nah, perlu diinte­grasikan menjadi satu kekuatan. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo