Mulai Diserang Hoaks Dan Fitnah
Capres Harus Sabar..!
JAKARTA - Makin ke sini, suhu politik jelang Pilples makin panas. Fitnah dan hoaks mulai merajalela dilancarkan untuk merusak nama baik Capres yang akan bertarung. Meskipun hoaks dan fitnah itu menyakitkan, para Capres disarankan tidak terpancing. Sing sabar ya!!!
Biasanya, hoaks dan fitnah itu berseliweran lewat dunia maya. Isinya macam-macam dan bertujuan untuk menjelek-jelekkan Capres yang jadi sasaran tembak dari hoaks dan fitnah yang dilancarkan.
Prabowo Subianto, Capres yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) jadi korban hoaks dan fitnah. Baru-baru ini, Prabowo difitnah melakukan pencekikan terhadap Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat rapat terbatas, di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Fitnah itu muncul pertama kali lewat narasi yang disampaikan narator Seword TV, Alifurrahman Asy’ari di kanal YouTube mereka, Minggu (17/9/2023). Dalam video tersebut, Alifurrahman menginformasikan ada seorang menteri aktif yang mencekik dan menampar seorang wamen dalam suatu rapat kabinet.
Menurut Alifurrahman, keributan itu bermula saat sang menteri ini marah dengan menteri dari wamen tersebut. Alasannya, sang menteri merasa tidak dibantu dalam suatu program yang diamanahkan kepada mereka.
Namun, sang menteri tak hadir dalam rapat itu. Sehingga ia pun melampiaskan kemarahannya terhadap wamen. Ia menyebut keributan itu berujung kekacauan hingga para menteri pun harus turun tangan melerai keduanya.
Alifurrahman mengaku mendapatkan cerita ini dari salah seorang staf di Istana yang disebut hadir di rapat tersebut. Hingga akhir video, Alifurrahman tak menyebut secara spesifik nama menteri yang ia maksud. Namun, ia mengatakan menteri tersebut merupakan seorang bakal Capres di Pilpres 2024.
Setelah video itu viral, publik pun menyimpulkan bahwa menteri yang melakukan pencekikan itu adalah Prabowo Subianto. Menteri Pertahanan itu dianggap kecewa karena program food estate yang diperintahkan Presiden Jokowi untuk diurusnya tidak dibantu Kementerian Pertanian.
Namun, tudingan itu sudah dibantah Prabowo dan sejumlah elit Gerindra. Bahkan Presiden Jokowi sampai berkomentar soal kabar Prabowo mencekik Wamen Harvick.
“Setahu saya tidak ada peristiwa semacam itu. Masa nyekek?” kata Jokowi, saat melakukan kunker ke PT Pindad di Bandung, Jawa Barat (19/9/23).
Capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo juga ikut jadi korban hoaks dan fitnah yang dilancarkan lewat dunia maya. Eks Gubernur Jawa Tengah 2 periode disebut sedang asyik menenggak minuman keras. Fitnah itu beredar lewat video yang kemudian dipastikan itu hasil editan.
Bukan cuma miras, Ganjar juga pernah diberitakan sedang memeluk artis dewasa berkebangsaan Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi. Berita editan yang jelas-jelas hoaks tersebut, merujuk pada akun Facebook bernama Guntur yang mengunggah foto Ganjar sedang memeluk Miyabi. Parahnya lagi, postingan tersebut juga diunggah pada sebuah grup publik Indonesia Bersuara.
Sontak, unggahan di grup publik Indonesia Bersuara itu ramai dikomentari netizen. Netizen mengkritik pengunggah yang membagikan foto editan itu. Netizen juga tidak ada yang percaya dengan hal tersebut.
Beda dengan Ganjar dan Prabowo. Capres yang diusung Koalisi Perubahan Anies Baswedan tidak terlalu banyak menjadi korban hoaks dan fitnah. Namun, Anies kerap jadi bahan bully dari warganet pendukung Ganjar atau Prabowo. Misalnya julukan yang disematkan ke Anies dengan maksud menghina.
Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno meminta publik bersikap dewasa dalam berpolitik. Tidak cepat mengambil keputusan yang ujungnya hanya merugikan diri sendiri.
“Kita berharap dan menilai literasi politik masyarakat semakin membaik. Kalau literasi politiknya bagus, berarti masyarakat tidak mudah terhasut fitnah. Masyarakat mampu membedakan informasi yang benar dan tidak,” jelas Hendrawan, Rabu (20/9/2023).
Sementara PKS meminta Capres yang ada mengikuti jejak Anies dalam menghadapi fitnah dan hoaks. Juru Bicara PKS, Muhammad Iqbal menegaskan, Anies sudah kenal dengan berita buruk dan fitnah yang dilancarkan kubu lawan.
“Pak Anies yang banyak difitnah, kami harap tetap sabar dan berlapang dada,” ujar Iqbal.
Terpisah, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpendapat, tidak semua fitnah atau hoaks akan berdampak buruk bagi Capres. Terkadang, karena sering difitnah, justru Capres mendapat simpati publik sebagai pihak yang dianggap di-dzolimi.
“Karena bila terus difitnah berulang-ulang, bukan tak mungkin publik akan simpati dan jatuh hati,” tukas Agung, kemarin.
Dia pun teringat dengan keberhasilan Ketua Majlis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden dua periode. “Menimbang SBY di masa silam berhasil sukses menjadi presiden setelah dianggap terzolimi,” pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu