TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Mahfud Dan Khofifah Bisa Salip Cak Imin

PKB: Nggak Masuk Akal!

Oleh: AAF/AY
Sabtu, 23 Juli 2022 | 12:32 WIB
Mahfud Dan Khofifah Bisa Salip Cak Imin. (Ist)
Mahfud Dan Khofifah Bisa Salip Cak Imin. (Ist)

JAKARTA -  Menterengnya nama Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sebagai capres dari tokoh Nahdlatul Ulama diragukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Temuannya nggak ketemu di akalku, suka-suka sajalah,” kata Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid dalam keterangannya, kemarin.

Pria yang akrab disapa Gus Jazil itu meyakini, hanya Cak Imin lah yang paling jelas mewakili tokoh NU dengan kontribusinya yang jelas lewat PKB. Selain itu, Cak Imin juga cucu muasis alias pendiri NU, KH. Bisri Syansuri. “Bagi PKB, Gus Muhaimin paling jelas NU-nya,” ucapnya.

Diungkapkan, PKB dan kader NU sejauh ini terus bekerja keras untuk mendorong Cak Imin agar dapat bertarung dalam Pilpres 2024. “Kami punya pengalaman politik dan suara 9,69 persen. Partai yang tidak punya modal saja percaya diri maju capres kok. Apalagi Cak Imin yang punya modal. Wajar saja kalau pede,” ujarnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengaku, tak heran dengan munculnya nama tokoh-tokoh NU di luar Cak Imin, seperti Mahfud MD dan Khofifah. “Beliau berdua selain tokoh NU, juga sekarang punya jabatan, dan punya ceruk pemilih tersendiri,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.

Kalaupun ada sebagain warga nahdliyin lebih memilih dua tokoh itu ketimbang Cak Imin, banyak faktornya. Pertama, suara elite PKB dan elite PBNU, tidak akan pernah sinkron dengan suara akar rumput nahdliyin.

“Pemilih NU yang kader PKB, mayoritas dukung Cak Imin. Nahdliyin di bawah, bisa saja yang terekam adalah Mahfud MD, Khofifah, Gus Yahya bahkan Gus Yaqut. Tergantung basic pemilihnya,” tuturnya.

Apakah PKB dan Cak Imin akan kembali merelakan tiketnya ke tokoh NU seperti pada Pemilu 2019? Pangi menyebut, tergantung situasi politik jelang 2024. “Tergantung komprominya apa sehingga Cak Imin realistis memberi tiket ke yang lain. Meskipun dalam kasus dua tokoh itu, pernah ber-PKB walau sekarang bukan pengurus,” kata Pangi.

Namun demikian, idealnya, sebuah partai harus ngotot menempatkan kader terbaiknya sebagai calon baik capres maupun cawapres. Kalau kompromi, dan yang maju bukan kader partai, itu tak baik buat demokrasi. “Partai kan pencetak pemimpin. Nanti orang malas berpartai. Tapi kan idealisme tidak ketemu kalau masih terbuka ruang kompromi,” ungkapnya.

Diketahui, rilis survei teranyar Indopol Survey and Consulting menyatakan, sebanyak 17,48 persen warga NU memilih Mahfud MD sebagai capres. Selanjutnya di posisi kedua capres pilihan nahdliyin yakni Gubernur Khofifah 11,87 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 9,02 persen, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf 4,55 persen, mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj 2,85 persen, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas 2,44 persen dan lainnya 3,01 persen.

Sementara undecided voters atau responden yang belum menentukan pilihan masih tinggi, ada sekitar 48,78 persen.

“Jumlah ini menjadi potensi para tokoh NU tersebut untuk terus berusaha menarik persepsi dalam memberikan pilihan politiknya,” kata Direktur eksekutif Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto saat merilis hasil survei bertajuk Untuk Siapa Tiket Capres NU? yang disiarkan oleh channel Padasuka TV, Senin (18/7) malam.

Indopol Survey and Consulting juga bertanya kepada nahdliyin soal pencapresan Cak Imin. Dengan pertanyaan, PKB telah menetapkan Muhaimin sebagai Capres, apakah Bapak/Ibu setuju dengan keputusan partai tersebut?

Hasilnya, 24,72 persen nahdliyin menyatakan tak setuju. Yang setuju hanya 20,24 persen. Yang masih menunggu dan belum menjawab 55,04 persen. Alasan responden yang tidak setuju, sebanyak 41,12 persen menyatakan, Cak Imin kurang bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo