TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Jadwal imsak
Dewan Pers

Dituding Penjahat Perang Oleh Erdogan, Israel Tarik Diplomat Dari Turki

Reporter: AY
Editor: admin
Minggu, 29 Oktober 2023 | 10:25 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Ist
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Ist

TURKI - Tudingan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap Israel, yang disebutnya berperilaku seperti penjahat perang, sigap ditanggapi negara berbendera Bintang Daud warna biru. Tanpa ba bi bu, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen langsung menarik diplomatnya darı Turki.

"Terkait pernyataan serius Turki, saya telah menarik perwakilan diplomatik di negara tersebut. Kami akan melakukan evaluasi ulang hubungan Israel dan Turki," ujar Cohen via X, Sabtu (28/10/2023).

Setelahnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membantah mentah-mentah tudingan Israel.

Dia bahkan mengklaim Israel, sebagai negara yang memiliki tentara paling bermoral di dunia.

“Jangan menuduh kami penjahat perang. Munafik, jika Anda menuduh tentara kami telah melakukan kejahatan perang. Kami adalah tentara paling bermoral di dunia,” kata Netanyahu, seperti dilansir BBC, Minggu (29/10/2023).

Sekadar latar, pernyataan Erdogan yang menyebut kelakuan Israel mirip penjahat perang disampaikan via X pada Sabtu (28/10/2023).

Eskalasi terbaru disebutnya telah menargetkan  warga sipil yang tidak bersalah. Erdogan bilang, aksi Israel memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Israel seperti hendak memusnahkan orang Palestina.

"Israel harus segera menghentikan kegilaan ini, dan mengakhiri serangannya," cuit Erdogan.

Cuitan ini disampaikan Erdogan, setelah ia  berpidato di hadapan ribuan demonstran, dalam rapat umum pro Palestina di Istanbul.

"Israel telah secara terbuka melakukan kejahatan perang selama 22 hari, tetapi para pemimpin Barat tidak dapat meminta Israel untuk melakukan gencatan senjata. Apalagi, bereaksi," ujar Erdogan.

"Setiap negara tentu memiliki hak untuk membela diri. Tetapi, di mana keadilan dalam kasus ini? Tidak ada keadilan. Yang ada, hanya pembantaian kejam di Gaza," tandasnya.

Israel kini telah memperluas serangannya di Jalur Gaza, tiga minggu setelah Hamas meluncurkan serangannya di Israel selatan, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera 229 orang.

Sejak itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan, lebih dari 7.500 orang Palestina telah terbunuh saat Israel melakukan serangan balasan.

Kedua negara memiliki tensi hubungan tinggi, setelah Turki yang merupakan sekutu dekat, memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2010. Tak lama setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam bentrokan dengan komando Israel.

Kala itu, para aktivis menaiki kapal milik Turki, yang mencoba memecahkan blokade maritim Israel di Jalur Gaza.

Hubungan Israel-Turki sempat pulih pada tahun 2016. Namun, dua tahun setelahnya, kedua negara saling mengusir diplomat top satu sama lain, dalam perselisihan atas pembunuhan Israel terhadap warga Palestina, di tengah aksi protes yang berlangsung di perbatasan Gaza-Israel.

Tak seperti negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Komentar:
ePaper Edisi 17 Maret 2025
Berita Populer
02
04
06
Tarif Mudik Lebaran Tak Ada Kenaikan

Pos Banten | 11 jam yang lalu

07
10
Jokowi: Saya Ngalah Terus, Tapi Ada Batasnya

Nasional | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit