TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Maksibar Sama Jokowi, 3 Capres Kompak Pakai Kemeja Batik Parang, Ini Filosofinya

Laporan: AY
Senin, 30 Oktober 2023 | 16:01 WIB
Foto : Setpres
Foto : Setpres

JAKARTA - Tiga capres: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan kompak mengenakan batik lengan panjang saat makan siang bareng (maksibar) Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). Motifnya, sama-sama parang.

Prabowo yang berpasangan dengan putra sulung Jokowi: Gibran Rakabuming Raka, duduk di sebelah kiri Jokowi. Dia mengenakan kemeja batik coklat lengan panjang, dengan motif parang warna krem, berukuran cukup besar. Kesannya, njawani.

Sementara Ganjar yang berduet dengan Mahfud MD, duduk di sebelah kanan Jokowi. Dia memakai kemeja batik lengan panjang warna pink, dengan aksen merah - senada warna partai pengusungnya: PDI Perjuangan (PDIP) – dan sedikit corak biru. Memberikan kesan lebih modern, ceria.

Motif parang di kemeja batik Ganjar, lebih kecil dibanding motif parang di kemeja Prabowo dan Anies.

Sedangkan Anies yang sepaket dengan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024, mengenakan kemeja batik lengan panjang warna hitam, dengan motif parang berukuran besar. Lebih besar dibanding motif parang di kemeja Prabowo. Warna parangnya, putih. Terkesan formal. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini, duduk berhadapan dengan Jokowi.

Bagaimana dengan tuan rumah? Dalam kesempatan makan siang berempat ini, Jokowi mengenakan kemeja batik lengan panjang warna putih. Secara psikologis, warna putih melambangkan kebebasan, keterbukaan, dan bebas dari apa pun.

Filosofi Batik Parang

Mengutip situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, batik parang yang dikenal sebagai motif batik tertua di Indonesia, sudah ada sejak zaman Keraton Mataram.

Salah satu motif batik yang cukup populer ini, menggambarkan ombak di laut selatan Yogyakarta yang mengenai tebing karang. Memiliki makna yang tinggi dan mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya.

Melansir Wikipedia, batik parang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Di samping menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, serta bentuk pertalian keluarga. Di masa lalu, batik parang adalah hadiah yang mulia dari orang tua, untuk anak-anaknya.

Dalam konteks ini, pola batik dimaknai sebagai dewan orang tua, yang meminta anaknya melanjutkan perjuangan. Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang sebenarnya.

Dinamika dalam pola parang ini juga ditafsirkan sebagai ketangkasan, kewaspadaan, dan kontinuitas antara pekerja dengan pekerja lain.

Batik parang juga banyak dipakai untuk acara pembukaan. Senopati yang ingin pergi berperang, lazim memakai batik parang, agar pulang membawa kemenangan.

Jenis Batik Parang

Ada empat jenis batik parang, yang deskripsinya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Parang Rusak. Ini merupakan motif batik yang diciptakan Penembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan. Motif batik ini terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai. Motif ini melambangkan manusia yang internal melawan kejahatan dengan mengendalikan keinginan mereka. 

2. Parang Barong. Ukuran motif parang barong lebih besar dari parang rusak, yang diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Motif ini memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak.

3. Parang Klitik. Motif ini merupakan pola parang dengan stilasi yang halus. Ukurannya pun lebih kecil dan menggambarkan citra feminim. Motif ini melambangkan kelemah-lembutan, perilaku halus dan bijaksana. Biasa digunakan oleh para puteri raja.

4. Parang Slobog. Motif batik ini melambangkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran, dan biasanya digunakan dalam upacara pelantikan. Motif ini mempunyai makna harapan, agar pemimpin yang dilantik dapat mengemban dan menjalankan tugasnya dengan amanah disertai kebijaksanaan diri.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo