Hadapi Tantangan Di 2024
RI Kudu Pasang Kuda-kuda
JAKARTA - Perang antara Rusia dengan Ukraina dan penjajahan Israel di Palestina yang tak kunjung usai diprediksi bakal berimbas ke Indonesia pada 2024, terutama di sektor ekonomi yang berpotensi bakal terganggu.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, dinamika global masih menunjukkan sejumlah tantangan serius. Maka Pemerintah saat ini kudu bersiap mengantisipasi kondisi tersebut.
Beberapa yang perlu menjadi perhatian tahun depan, yaitu perang dan fragmentasi geo-ekonomi yang menuntut adanya strategi antisipatif ke depan. Tingkat inflasi yang masih tinggi dan suku bunga, juga perlu mendapat perhatian.
“Kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu memperbaiki tata kelola investasi. Hal ini agar investasi memberi multiplier effect bagi perekonomian nasional,” kata Ma’ruf dalam keterangan persnya, di Jakarta Kamis (16/11/2023).
Dijelaskannya, untuk saat ini perekonomian Indonesia memang terjaga dan tetap bertumbuh. Hal tersebut karena didukung oleh investasi.
Meski kondisi global masih menghadapi berbagai tekanan, termasuk perang, tapi investasi harus tetap berjalan, karena dinilai vital bagi Indonesia.
Investasi mampu menopang pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu juga bisa memberikan nilai tambah pada sumber daya alam yang dimiliki.
“Investasi bisa meningkatkan daya saing bangsa, serta menciptakan keadilan ekonomi dan sosial,” bebernya.
Selain itu, persoalan dan tantangan di bidang ekonomi digital kedepannya juga tidak boleh diabaikan. Semuanya harus disiapkan sejak dini.
Ia mengingatkan, upaya pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19 pada 2024 disinyalir menghadapi sejumlah ketidakpastian.
Perekonomian Indonesia tentu akan ikut terdampak jika suhu politik global semakin panas.
Seperti perang Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina, serta ancaman perubahan iklim yang dapat mengganggu rantai pasok pangan,” terangnya.
Selain itu, inflasi dan kenaikan suku bunga, perlambatan ekonomi China, Eropa, dan Amerika juga ditengarai akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Di samping kondisi global tersebut, pada tingkat domestik akan ada beberapa tantangan.
Yaitu perlambatan ekspor, kenaikan suku bunga dalam negeri, pelemahan nilai tukar rupiah, dan Pemilu juga diprediksi menjadi tantangan makro perekonomian Indonesia pada 2024.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Ilmu Ekonomi FEB Universitas Brawijaya, Munawar menilai, meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, tapi peluang masih terbuka bagi Indonesia.
optimis bahwa kondisi politik ke depan bisa diantisipasi Pemerintah.
“Begitu juga ekonomi Indonesia akan tetap baik. Hal ini berkaca dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil selama 20 tahun terakhir akibat sistem politik yang cenderung stabil,” imbuhnya.
Indonesia sudah pasang kuda-kuda alias menyiapkan strategi dalam menghadapi tahun 2024.
“Indonesia juga didukung pasar domestik yang luas dan kelas menengah yang berkembang pesat, bonus demografi. Serta sumber daya alam yang melimpah,” ungkap Munawar.
Namun demikian, Munawar mengingatkan bahwa Indonesia juga memiliki berbagai kelemahan yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi ke depan. Termasuk, lemahnya infrastruktur yang harus terus diatasi.
“Di Indonesia ini nampaknya ketimpangan antarwilayah itu sulit untuk diatasi karena konektivitasnya susah dan ini masih akan menjadi persoalan ke depan,” terangnya.
Kelemahan lain, lanjut Munawar adalah tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Serta, ketimpangan antarkelompok masyarakat dan antarwilayah yang juga masih tinggi.
“Berikutnya yang agak mengkhawatirkan juga adalah persoalan korupsi dan biaya proses politik yang tinggi,” cetusnya.
Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Andriansyah, mengatakan, pihaknya sudah memiliki strategi dalam mendukung penguatan ekonomi nasional.
Sesuai arahan Wapres salah satunya kemudahan dalam perizinan berusaha.
“Kami akan terus mendorong kemudahan berusaha dan peningkatan investasi melalui implementasi UU Cipta Kerja dan reformasi perizinan berusaha berbasis risiko (OSS),” rinci Andriansyah.
Strategi berikutnya, adalah penguatan daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi melalui stabilisasi harga pangan dan pemberian bantuan sosial.
Selain itu, penguatan daya saing dan nilai tambah industri juga akan terus dilakukan melalui revitalisasi sektor manufaktur “Making Indonesia 4.0”, hilirisasi komoditas SDA, dan penataan National Logistics Ecosystem (NLE).
“Kami juga ingin meningkatkan ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal melalui diversifikasi pasar ekspor, penguatan daya saing komoditas ekspor, Local Currency Transaction (LCT),” ucapnya.
Selain itu, sambung Andriansyah, upaya pemberdayaan UMKM juga akan terus dilakukan dengan memberikan kemudahan perizinan, akses pembiayaan melalui KUR, UMi, Mekaar, dan LPDB.
Tak lupa, memanfaatkan digitalisasi, khususnya dengan mendorong UMKM. Juga, peningkatan produktivitas SDM yang ditekankan melalui Program Kartu Pra Kerja, program pendidikan dan pelatihan vokasi, dan percepatan literasi digital.
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu