Pidato Mega Dibela Relawan Ganjar, Dikritik Pro Prabowo
Immanuel Ebenezer: Harusnya Bicara Hal Yang Besar
JAKARTA - Suhu politik nasional memanas. Masing-masing tim sukses Capres-Cawapres saling melemparkan pernyataan kerasnya.
Bahkan, Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri, sudah tidak sungkan-sungkan lagi mengungkapkan kejengkelannya dalam menghadapi situasi saat ini.
Megawati “tancap gas” dalam Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organisasi relawan pendukung se-Pulau Jawa. Dia menuding, saat ini ada sikap, ingin seperti penguasa pada masa Orde Baru.
“Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu. Tapi, Ibu jengkel. Karena, republik ini penuh pengorbanan, tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?” kata Megawati, dengan semangat menggelora, di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11).
Untuk itu, Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. “Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia. Yang namanya tentara, rakyat Indonesia. Aparat juga rakyat Indonesia. Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut,” ujar Megawati.
Pernyataan keras Megawati ini, dituding sebagai bentuk sinisme oleh Wakil Komandan Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer. Menurut Immanuel, jika sinisme politik terus digaungkan Megawati, citranya sebagai negarawan memudar.
“Kekhawatiran itu terjadi di internal mereka. Makanya, mereka menarasikan sesuatu yang membuat demokrasi kita semakin mundur,” katanya.
Namun, menurut Wakil Direktur Eksekutif Direktorat Konten dan Medsos Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Eko Kuntadhi, kesewenang-wenangan memang harus dilawan dengan sinisme. “Itu adalah kewajiban kita semua, bukan hanya Ibu Mega,” tandasnya.
Berikut ini wawancara dengan Immanuel Ebenezer mengenai hal tersebut.
Megawati menyindir dengan membawa embel-embel Orde Baru. Bagaimana tanggapan Anda?
Pernyataan Ibu Megawati itu bentuk sinisme dari seorang tokoh politik, yang seharusnya tidak terlontarkan pernyataan seperti itu. Apalagi yang kita tahu, Mega adalah negarawan.
Tapi, ketika Ibu Mega melakukan hal itu, saya rasa apa yang dia dapat sebagai tokoh, sebagai negarawan, mulai pudar.
Bukankah Megawati hanya mencurahkan kegelisahannya?
Publik melihat apa yang dilakukan Ibu Mega, apalagi serangan itu secara tidak langsung kepada Pak Jokowi. Ini kan tidak baik. Seharusnya, Mega bicara hal-hal yang besar. Apalagi, PDIP partai besar, bukan bicara hal-hal kecil seperti itu yang bentuknya sinisme politik.
Suasana kebatinan apa yang Anda duga di balik pernyataan Mega itu?
Saya rasa, kekhawatiran menghadapi Pilpres 2024, terjadi di internal mereka. Makanya, mereka menarasikan orkestrasi yang sebetulnya membuat demokrasi kita semakin mundur.
Apa arti peristiwa itu bagi Anda?
Mereka tidak percaya lagi dengan rakyat sebagai pemilik hak demokrasi itu. Yang mereka dikte adalah rakyat. Mereka tidak pantas mendikte rakyat, mendikte masyarakat dengan menarasikan Pemilu curang.
Jika semakin sering berkomentar negatif, semakin dijauhi rakyat. Jika mereka tidak dipilih, itu bukan karena masyarakat. Tapi, karena tindakan mereka itu.
Selanjutnya, apa respons Timses Prabowo Gibran?
TKN fokus bagaimana memenangkan pertarungan saja. Kami tidak mau fokus pada hal-hal seperti itu, yang menyerang seperti ini.
Apa fokus TKN?
Kami fokus menang dan mendengarkan aspirasi rakyat. Kalau merebut hati rakyat pun dianggap curang, mereka akan dihakimi rakyat.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 18 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu