TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Inflasi di Banten Diperkirakan Masih Tinggi

BI Rekomendasikan 4 Hal

Oleh: YULIAWATI SARIPUDIN
Editor: Ari Supriadi
Rabu, 21 Februari 2024 | 23:17 WIB
Kepala KPw BI Banten Ameriza M. Moesa, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar, Deputi Bidang Ekonomi Makro Kemenko Perekonomian Ferry Irawan membuka Rapat Koordinasi TPID dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, di Kota Serang, Rabu (21/2).
Kepala KPw BI Banten Ameriza M. Moesa, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar, Deputi Bidang Ekonomi Makro Kemenko Perekonomian Ferry Irawan membuka Rapat Koordinasi TPID dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, di Kota Serang, Rabu (21/2).

SERANG - Risiko peningkatan laju inflasi pada 2024 diperkirakan masih tinggi. Hal itu salah salatunya terlihat dari  posisi neraca produksi bahan pangan Banten yang masih defisit khususnya untuk komoditas hortikultura.

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa, saat menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Provinsi Banten di salah satu hotel di Kota Serang, Rabu (21/2).

Sebagai antisipasi dari risiko tersebut, BI Banten empat hal kepada pemerintah daerah, pertama melakukan monitoring harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan khususnya memasuki  Ramadaan dan persiapan Idul Fitri. Kedua, memastikan tata niaga yang lebih transparan agar tidak terjadi penimbunan atau praktik mafia komoditas lainnya.

“Rekomendasi ketiga, meningkatkan operasi pasar dan penyelenggaraan pasar murah. Untuk memastikan masyarakat mendapatkan harga yang wajar. Terakhir, memetakan kebutuhan komoditas dan memetakan kerjasama antar daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan pangan daerahnya,” ungkap Ameriza.

Ia juga menyampaikan, dalam rangka percepatan dan perluasan digitalisasi daerah terdapat lima hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu aspek legal dan aspek operasional implementasi digitalisasi perlu menjadi fokus bagi setiap pemerintah daerah. Kemudian, fokus strategi TP2DD agar implementasi ETPD di Banten dapat lebih akseleratif dapat berupa penyusunan kebijakan yang dapat secara efektif mendorong utilisasi kanal nontunai dalam pendapatan daerah.

“Selanjutnya, memperkuat aspek proses dalam rangka implementasi elektronifikasi. Kemudian, mempertajam implementasi ETPD dalam pembahasan dan koordinasi di internal TP2DD secara rutin. Juga, memperluas penetrasi ekonomi digital dengan memanfaatkan komunitas dengan masa yang besar,” paparnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Makro-Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan prospek ekonomi nasional menargetkan pertumbuhan di 5,2 persen secara year on year (YoY) pada 2024 dan pertumbuhan ekonomi di range 5,2 persen - 5,7 persen pada 2025. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengakselerasi sektor unggulan di daerahnya masing-masing. “Untuk Banten, sektor yang dapat diakselerasi adalah sektor Industri,” katanya.

Di Indonesia, kata dia, terdapat potensi risiko khususnya dari komoditas volatile food, khususnya komoditas beras. Terlebih komoditas beras mengalami peningkatan bobot di SBH 2022. Guna mengendalikan laju inflasi di level target nasional 2,5 persen ± 1 persen, pemerintah daerah diharapkan dapat memanfaatkan penyaluran KUR dan pembiyaan lainnya.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan, dari Rakorda TPID dan TP2DD se- Provinsi Banten ini dirinya berharap policy brief yang direkomendasikan operasional.

Di wilayah utara Provinsi Banten, kata dia, perekonomian yang berkembang berbasis jasa dan industrialisasi. Sementara di wilayah selatan, perekonomian yang berkembang berbasis agro dan pengelolaan sumber daya alam. “Berharap perekonomian yang berkembang antar kawasan bisa saling mendukung dan bersinergi,” katanya.

Diungkapkan, sepanjang tahun 2022 dan 2023, inflasi di Provinsi Banten terkendali cukup baik. Pihaknya mendalami komoditi-komoditi yang selama ini berpengaruh cepat pada angka inflasi. Di antaranya: beras, cabai merah, cabai rawit, jagung, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, daging ayam, gula, minyak goreng.(yul/rie)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit