Ayo Kurangi Beban Hidup Rakyat Kecil
SERPONG - Setahun ke depan ini, ekonomi Indonesia akan menghadapi tantangan berat, terutama akibat makin memburuknya kondisi ekonomi global.
Perang Rusia-Ukraina yang sulit diprediksi kapan akan berakhir. Konflik Iran-Israel yang semakin tajam, ditambah musim kemarau di Asia Tenggara yang diramalkan lebih kering dari tahun lalu, bisa menekan ekonomi Indonesia.
Pasokan minyak dan gas bumi ke berbagai belahan dunia terhambat, bahkan tersumbat. Pasokan bahan pangan, terutama gandum dan beras juga tersendat. Akibatnya, muncul kekhawatiran harga minyak, gas dan bahan pangan dunia akan naik lagi.
Kita berharap langkah antisipasi dilakukan lebih dini. Pertama, prodüksi beras mesti dipacu, dengan memperlancar distribusi benih unggul dan pupuk bersubsidi sampai ke tangan petani. Kedua, mumpung masih ada air, saluran irigasi sampai ke sawah petani segera diperbaiki.
Kita juga berharap, sumber energi non fosil, seperti energi panas bumi, surya, mikro hidro dan energi angin dimanfaatkan lebih optimal. Terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pedesaan.
Dengan mempercepat proses diversifikasi energi, ketahanan energi negeri ini akan menguat. Dan, ini penting untuk mengurangi beban rakyat kecil apabila harga energi fosil tiba-tiba melonjak.
Ke depan ini, stok beras nasional di gudang Bulog mesti dijaga di angka 2 juta ton. Stok sebesar itu diharapkan bisa dipenuhi dari produksi beras dalam negeri. Kalau ada kekurangan baru dicari dari Thailand, Vietnam, Kamboja atau India.
Sekarang ini cukup sulit mencari beras dari pasar international. Banyak negara menahan stoknya. Mereka khawatir terjadi gagal panen pada musim kering mendatang ini.
Kıta berharap, dengan stok beras di gudang Bulog berlebih, ke depan, tak akan terjadi lagi lonjakan harga beras, baik di pasar induk, pasar kota maupun pasar tradisional.
Kita tidak ingin beban rakyat kecil bertambah berat akibat naiknya harga pangan. Oleh karena itu, begitu persediaan beras di pasar menipis, cepat tambah pasokan. Ini penting untuk mencegah terjadinya lonjakan harga.
Ke depan ini, kita juga berharap, tak ada pemotongan atau pengurangan subsidi pupuk dan subsidi BBM. Sebab, tanpa subsidi, petani kecil tak akan mampu membeli pupuk dan tanpa subsidi BBM, rakyat kecil tak bisa bergerak kemana-mana.
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu