TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Sikat, Bule Yang Arogan Dan Bikin Onar Di Bali

Laporan: AY
Minggu, 16 Juni 2024 | 09:37 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

BALI - Netizen meminta Pemerintah menindak tegas wisatawan asing alias bule, yang membuat onar saat berwisata di Bali. Pasalnya, dalam beberapa pekan terakhir, ulah oknum wisatawan asing semakin aneh meresahkan masyarakat.

Kasus paling viral soal kelakukan bule berulah di Bali, yakni pencurian truk yang terjadi di daerah Badung, Bali, Minggu (9/6/2024). Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris itu mencuri truk seorang pengemudi yang tengah melintas di depan Toko Timbul Mora Ceramic, Jalan Raya Kerobokan, di bawah pengaruh minuman keras.

Damon Anthony Alexander Hills (50) menganiaya sopir truk, kemudian membawa truk tersebut kabur ke Bandara Ngurah Rai, Bali. Alasan dia mencuri truk juga sangat konyol, karena tidak mendapatkan driv­er ojek online.

Usai kasus bule mencuri truk, di media sosial X maupun Instagram, bermunculan video-video yang memperlihatkan kelakuan arogan para bule di Bali.

Dalam sebuah video amatir di X diperlihatkan, aksi seorang bule melakukan pemukulan terhadap pemotor wanita di seputaran Jalan Imam Bonjol, Badung, Bali.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati angkat bi­cara soal munculnya sejumlah oknum bule yang meresahkan masyarakat.

Dia berharap, aparat dan pe­megang kewenangan melakukan tindak antisipasi agar kasus-kasus yang melibatkan WNA tidak terus berulang dan viral di media sosial.

“Jika tidak diantisipasi, aksi arogan bule berpotensi me­micu konflik warga lokal dengan wisatawan asing,” ujar Oka di laman PHRI, dikutip Sabtu (15/6/2024).

Mantan Wakil Gubernur Bali ini menilai, oknum WNA yang berulah di Bali sudah sangat keterlaluan. Bahkan, beberapa di antaranya tidak menghargai budaya lokal.

Sangat diharapkan aparat bi­sa bertindak tegas dan transparan menangani kasus wisatawa as­ing,” katanya.

Senada, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ter­pilih dari Provinsi Bali Niluh Jelantik juga geram dengan kelakuan para wisatawan asing di Bali. Dia meminta pelaku ka­sus pemukulan pemotor wanita di Jalan Imam Bonjol, Kuta, Badung, Bali, ditangkap dan dipenjarakan.

Cek semua CCTV, Bali daru­rat WNA sampah. Kita punya harga diri, sikat habis mereka yang menginjak kedaulatan bangsa kita,” tegasnya.

Lebih lanjut, Niluh me­nyatakan, aksi wisatawan yang bikin masalah di Bali tidak hanya tentang kekerasan, tapi juga soal ekonomi. Sebab, di be­berapa tempat kerap ditemukan bule dengan paspor wisata jus­tru berdagang dan menganggu pendapatan pedagang lokal.

Di media sosial X, prilaku wisatawan yang berulah di Bali jadi sorotan netizen.

Menurut saya, Bali terlalu ‘lunak’ sama bule. Imbasnya, mereka jadi bersikap arogan, mengacau. Saran saya, meski wisatawan asing adalah salah satu sumber ekonomi, masyara­kat Bali harus tetap tegas dan kompak bila ada bule yang lang­gar aturan dan norma budaya adat,” cuit akun @BBwana21.

Senada, akun @AlasBanjaran menilai, kembali maraknya bule yang berulah disebabkan perlakukan Pemerintah Daerah, termasuk masyarakat, yang terlalu menganakemaskan orang asing. “Kenapa bule bertingkah di negeri orang? Karena mereka merasa dianakemaskan,” cetusnya.

Akun @iqbal19panduwi1 pu­nya pendapat berbeda. Dia men­gaku pernah membaca sebuah curhatan orang Bali di medsos, bule-bule yang membuat ulah biasanya punya tujuan tertentu, paling sering agar di deportasi.

Bule yang bikin onar, bi­asanya memang sengaja. Biar bisa dideportasi kenegaranya, karena sudah nggak punya duit,” tulisnya.

Akun @everydayoungK me­minta pemerintah meninjau ulang persyaratan wisatawan asing yang akan datang ke Tanah Air.

“Misalnya, sudah saatnya nerapin aturan saldo minimal di bank. Jadi, nggak ada lagi tuh bule-bule modal nekat. Kemudian pemerintah juga harus mempertimbangan syarat visa. Jangan visa on arrival (voa) terus yang dipakai. Itu mah ting­gal bayar,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo