Jakarta Darurat Judol Transaksi Tembus 2,3 T
JAKARTA - Banyak warga Jakarta doyan main judi online (judol). Jumlahnya mencapai 235.568 pemain dengan nilai transaksi tembus Rp 2,3 triliun.
Nilai transaksi itu berasal dari data Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Jakarta menempati urutan kedua dengan jumlah pemain dan transaksi terbesar di Indonesia.
Yang bikin kita mengelus dada, transaksi judol di Jakarta lebih besar Rp 300 miliar dibanding dana bantuan sosial (bansos) Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak Rp 2 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 DKI Jakarta.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan para Camat dan Lurah sebagai ujung tombak Pemerintah untuk menggencarkan edukasi dan imbauan bahaya judi.
“Meski sudah pegang data warga pelaku judol, Pemerintah Provinsi (Pemprov) belum bisa lakukan penindakan. Upaya kami hanya sosialisasi dan pencegahan,” kata Heru di Jakarta, Senin (1/7/2024).
Selain menjadi provinsi tertinggi kedua, tiga wilayah kota administrasi di Jakarta masuk dalam lima besar kabupaten/kota dengan transaksi judol tertinggi. Yakni, Jakarta Barat (Jakbar), Jakarta Timur (Jaktim) dan Jakarta Utara (Jakut). Bahkan, untuk tingkat kecamatan, urutan 2 sampai 7 diisi kecamatan di Jakarta.
Sekretaris Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Achmad Yani meminta Satgas Pemberantasan Judi Online gerak cepat (gercep) memberantas dan menindak tegas bandar, khususnya di wilayah DKI Jakarta.
Menurut dia, kondisi judol di Jakarta sudah pada titik darurat. Praktik perjudian tersebut sudah menelan banyak korban. Menurut Yani, menghentikan judol, tidak cukup dengan menutup akun. Sebab, bandar tetap melanggengkan judol. Penutupan akun harus diiringi dengan menindak tegas para bandar. “Rekening mereka harus ditelusuri, kemudian dijerat dengan pasa tindak pidana pencucian uang,” saran Yani.
Mengantisipasi maraknya judol, Suku Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfotik) Jakbar melakukan sosialisasi security awareness atau kesadaran keamanan bahaya judol melalui live streaming terbuka untuk umum. Sosialisasi ini diikuti Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas Kominfotik Jakbar, Andrie Yuswanto mengatakan, pihaknya mendorong seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak terjebak dalam aktivitas judol.
Judi online tidak hanya membawa risiko finansial yang serius. Tetapi juga dapat menyebabkan masalah psikologis dan sosial yang mendorong pelakunya terjerumus pada perilaku yang merugikan, bahkan kriminal,” ingatnya.
Andrie menegaskan, pihaknya mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah dan aparat penegak hukum dalam mengedukasi dan menyadarkan masyarakat terhadap bahaya judol.
“Perketat regulasi dan pengawasan terhadap situs-situs judi online yang ilegal,” katanya.
Andrie bilang, kerja sama dan kepedulian semua pihak dapat meminimalisir dampak negatif dari judol dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman.
“Mari bersama-sama kita lawan bahaya judi online demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Dalam sosialisasi tersebut, Anggota Satgas Judi Online dan Sandiman Muda Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anggrahito menekankan pentingnya tiap individu dan instansi untuk berhati-hati dan meningkatkan keamanan sistemnya terhadap dampak negatif dari judol.
“Saya mengimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya judi online,” pesan Anggrahito.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu