TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Top, Kita Punya Pabrik Mobil Listrik Terbesar Di Asia Tenggara

Laporan: AY
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:52 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAWA BARAT - Indonesia memasuki babak baru dalam mewujudkan target menjadi pemain global ekosistem kendaraan listrik. Kemarin, Presiden Jokowi meresmikan pabrik penjualan baterai dan kendaraan listrik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas pabrik ini merupakan yang terbesar dan pertama di Asia Tenggara.

Jokowi mengatakan, peresmian pabrik baterai dan kendaraan HLI Green Power ini menandakan komitmen Indonesia untuk masuk dalam kompetisi produksi baterai dan kendaraan listrik dunia. Indonesia telah memulai babak baru dalam meletakkan tonggak komitmen untuk menjadi pemain global dalam ekosistem kendaraan listrik (EV) dan sel baterai.

Menurut Presiden, Indonesia saat ini memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Hanya saja, hasil SDA selalu diekspor dalam bentuk bahan mentah. Oleh karena itu, tidak memberikan nilai tambah bagi negara.

Padahal, ketika bahan mentah terus diekspor semakin lama akan semakin habis.

“Tetapi sekarang, dengan dibangunnya smelter, dibangunnya pabrik baterai kendaraan listrik. Kita akan menjadi pemain global yang penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik global,” tegas Jokowi.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis, Indonesia bisa menjadi pemain utama baterai kendaraan listrik, khususnya yang berbahan baku nikel.

Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang menerapkan ekosistem baterai mobil terintegrasi dari hulu hingga hilir.

“Saya bertanya, belum ada di dunia yang membangun ekosistem baterai mobil terintegrasi dari hulu sampai menjadi mobil, ternyata belum ada. Dan Indonesia yang pertama melakukan ini,” kata Bahlil.

Bahlil menyebut, tiga fasilitas produksi yang diresmikan adalah pabrik baterai sel dengan nilai investasi tahap pertama 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp 19,67 triliun, battery pack dengan nilai investasi 42,12 juta dolar AS (Rp 690,49 miliar).

Dan perakitan mobil Hyundai Kona Electric dengan nilai investasi 1,5 miliar dolar AS (Rp 24,59 triliun).

Total realisasi investasi HLI untuk ketiga proyek ekosistem baterai dan kendaraan tersebut mencapai 4,46 miliar dolar AS atau Rp 73,11 triliun. Dan menciptakan lapangan kerja bagi 4.849 tenaga kerja lokal.

Pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, dibangun pada September 2021, adalah pabrik penjualan baterai pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pengembangan ekosistem baterai lithium dan kendaraan listrik milik Hyundai-LG Indonesia Green Power merupakan wujud komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon (Net Zero Emission/NZE) pada tahun 2060.

“Pembentukan ekosistem baterai lithium dan industri kendaraan listrik tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ini. Tetapi juga menggarisbawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon,” kata Luhut.

Luhut menjelaskan, pabrik hasil kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) ini menjadi pabrik baterai lithium dan kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara, yang mampu memproduksi kendaraan listrik sebanyak 50 ribu unit per tahun. Dan mengemisi 160 ribu ton karbon, serta mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 45 juta liter ton per tahun.

“Selain itu terjadi pemotongan subsidi BBM yang mencapai Rp 131 miliar per tahun. Dan akan meningkat seiring jumlah kendaraan listrik yang beredar,” katanya.

Luhut mengatakan, penggunaan baterai kendaraan listrik produksi ekologi ini juga memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang lebih tinggi mencapai 80 persen.

“Ini merupakan langkah awal untuk mendorong peningkatan nilai tambah industri dalam negeri,” jelasnya.

Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korsel Inkyo Cheong menyatakan, peresmian pabrik ekosistem baterai dan kendaraan listrik merupakan penanda semakin masifnya pekerjaan sama yang dilakukan oleh kedua negara.

Dia mencatat, sudah ada 2.000 perusahaan Korsel termasuk HLI, yang sudah bekerja sama guna mewujudkan dekarbonisasi secara global dari berbagai sektor, seperti elektronik, baja, dan petrokimia.

“Saya berharap, kedua negara akan terus memperluas pekerjaan sama yang berorientasi masa depan di berbagai bidang seperti kendaraan listrik, energi, dan infrastruktur,” harapnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo