TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Masyarakat Mulai Teriak, Sembako Mahal Lagi

Laporan: AY
Senin, 22 Juli 2024 | 08:32 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Harga sembako mulai mahal lagi. Masyarakat pun mulai teriak-teriak, karena mayoritas harga pangan kompak mengalami kenaikan secara rata-rata nasional.

Dilansir dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Minggu, (21/7/2024), pukul 20.00 WIB, kenaikan harga terjadi pada komoditas beras, cabe, bawang, hingga minyak goreng.

Rata-rata harga beras premium naik 0,19 persen menjadi Rp 15.530 per kilogram. Begitu juga dengan harga beras medium naik tipis 0,15 persen menjadi Rp 13.560 per kilogram.

Harga berbagai jenis cabe juga kompak mengalami kenaikan. Cabe rawit merah misalnya, kini sudah mencapai Rp 62.120 per kilogram. Sedangkan harga bawang putih bonggol Rp 40.100 per kilogram.

Harga minyak goreng juga mengalami tren kenaikan. Harga minyak goreng curah kini sudah Rp 16.010 per liter. Sebelumnya, harga minyak goreng bersubsidi MinyaKita juga ditetapkan naik menjadi Rp 15.700 per liter.

Ketua DPR Puan Maharani ikut menyoroti kenaikan harga sembako, khususnya MinyaKita. Puan melihat, kenaikan harga minyak ini diikuti dengan kelangkaan barang dan dikhawatirkan berdampak ke komoditas lain jika tak segera diatasi.

"Lagi-lagi rakyat yang akan semakin terbebani, dan itu harus kita hindari," kata Ketua DPP PDIP ini.

Puan lalu meminta anggota DPR memanfaatkan masa reses untuk terjun ke pasar dan mengecek harga kebutuhan pokok di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing. “Serap aspirasi dan harapan rakyat,” ujarnya.

Putri bungsu Megawati Soekarnoputri ini menegaskan, DPR telah melakukan serangkaian upaya pengawasan untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng subsidi di pasaran. Ia meminta distribusi MinyaKita diawasi ketat. “Ini yang harus jadi catatan Pemerintah,” pungkasnya.

Sementara, Peneliti Indef Sugiyono Madelan menjelaskan penyebab mahalnya harga sembako saat ini. Dia mengatakan, harga beras naik karena luas panen padi dan produksi padi sedang mengalami penurunan.

“Luas panen padi menurun sebesar 238,97 ribu hektar dan produksi padi menurun 767,98 ribu ton Gabah Kering Panen. Produksi beras menurun sebesar 439,24 ribu ton,” jelasnya, Minggu malam (21/7/2024).

Kemudian, harga minyak goreng naik karena pemenuhan kewajiban pasar di dalam negeri yang rendah. Akhirnya, stok di pasar berkurang, padahal permintaan tetap tinggi.

Adapun kenaikan harga cabe karena faktor musiman dan perubahan curah hujan. Sedangkan kenaikan harga bawang putih karena realisasi impor tidak sesuai dibandingkan permintaan pasar di dalam negeri.

Lantas, apa yang harus dilakukan Pemerintah? Sugiyono menyarankan, dalam jangka pendek, Pemerintah bisa melakukan impor pangan, lalu dalam jangka menengah meningkatkan produksi pangan di dalam negeri.

“Juga memberikan jaminan kepastian harga untuk petani maupun jaminan penyerapan pembelian produksi untuk petani. Teknologi produksi pangan mesti diprioritaskan,” sarannya.

Di media sosial X, warganet mulai teriak karena harga sembako yang mahal bikin dompetnya cepat tipis. “Beras tuh mahal banget gila, kerasa banget tiap beli,” ujar @jupiqer.

Akun @Anggit_MR merinci harga ecerah sembako di warung. “Telur sebiji harganya sudah Rp 3 ribu. Beras sekilo sudah Rp 15 ribu. Belum sayur, minyak, bumbu, dan lain-lainnya. Ini masih mikir harga di Jawa. Luar Jawa pasti lebih mahal,” tulisnya.

Sedangkan akun @su_santoso membandingkan harga pangan di Indonesia dengan negara lain. “Di negara lain, sawah, kebun nggak punya, beras berlimpah, bisa ekspor” tulisnya.

“Negara seharusnya menjamin kesejahteraan rakyat, tapi malah bebanin dan memberatkan rakyat. Beras mahal, sembako mahal, bayar pajak telat denda, dolar udah nyaris Rp 16.500 jadi makin mahal semua barang-barang,” timpal @donnyi248.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo