Cacar Monyet Bisa Jadi Wabah, Jalur Keluar Masuk Indonesia Diperketat
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan, Pemerintah mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit cacar monyet alias Mpox. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit tersebut sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat, yang menjadi perhatian internasional.
Pelaksana harian (Plh) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono mengatakan, Pemerintah telah menetapkan penyakit Mpox sebagai ‘Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah’. Sebab itu, pihaknya akan melakukan berbagai pencegahan, agar penyakit tersebut tidak mewabah di Tanah Air.
“Pemerintah segera memperketat jalur keluar-masuk Indonesia, khususnya dari negara-negara terjangkit. Langkah ini diambil, untuk meminimalisir masuknya Mpox ke Tanah Air,” ujar Yudhi dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (25/8/2024).
Implementasi kebijakan tersebut, jelas dia, pengetatan akan dilakukan dengan melakukan pengawasan terhadap orang, barang, alat angkut, dan lingkungan yang dinilai bepotensi membawa Mpox, khususnya dari negara terjangkit. Saat ini, negara yang terkonfirmasi terjangkit Mpox di antaranya, Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Benua Afrika.
“Kita akan meningkatkan surveilans penyakit Mpox di pintu masuk dan wilayah, meningkatkan koordinasi kesiapsiagaan dan respons dengan stakeholder terkait di pintu masuk negara dan di wilayah, serta meningkatkan edukasi dan komunikasi risiko bagi masyarakat di pintu masuk,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Yudhi mendorong masyarakat mewaspadai penularan virus Mpox. Dia meminta, masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan perilaku seksual yang sehat, seperti tidak gonta ganti pasangan dan perilaku seks sesama jenis.
“Cacar monyet menular melalui kontak langsung dengan ruam bernanah di kulit, termasuk saat berhubungan seksual. “Jika muncul gejala seperti ruam bernanah atau keropeng pada kulit, segera periksa ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat,” pintanya.
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan, Kemenkes, Achmad Farchanny Tri Adryanto menambahkan, pemerintah akan melakukan skrining suhu menggunakan thermal scanner terhadap orang-orang yang akan memasuki Indonesia dalam pencegahan Mpox.
“Pemantauan secara visual terhadap tanda atau gejala penyakit tersebut juga dilakukan pada pelaku perjalanan untuk kewaspadaan terhadap penyebaran kasus Mpox,” tegasnya.
Sementara itu, dosen FK-KMK UGM, Eggi Arguni menjelaskan, wabah Mpox pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark. Namun, kasus ini terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian.
Gejalanya, lanjut dia, penyakit tersebut memiliki gejala mirip dengan kasus smallpox (cacar) yang telah dieradikasi tahun 1980. Meski gejala Mpox lebih ringan daripada smallpox, tapi Mpox dapat menyebar sewaktu-waktu dan menjadi wabah di beberapa wilayah.
Masa inkubasi Mpox juga cukup panjang, bisa mencapai 3 minggu, dan dapat menyebabkan virus menjadi lebih cepat tersebar luas,” ucapnya.
Eggi menambahkan, penularan Mpox dapat terjadi dari kontak langsung dan tidak langsung. Pada kasus kontak langsung, umumnya penularan terjadi karena ada kontak dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi atau hubungan sexual.
Dalam kasus kontak tidak langsung, sambung dia, penuluaran terjadi melalui perantara, semisal pada sebuah benda yang terkontaminasi virus Mpox, atau droplet pernapasan. “Bisa juga dari luka atau koreng. Pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan yang telah terkontaminasi virus dari orang yang terinfeksi, Juga dapat menulari orang lain,” tandasnya.
Diketahui, dunia tengah dikejutkan dengan penyebaran cacar monyet. Berbagai negara telah meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah laju penyebaran virus menular tersebut.
Di media sosial X, peringatan kewaspadaan soal cacar monyet juga jadi perhatian netizen. Akun @flutunolse67570 mengapresiasi kesiapsiagaan pemerintah terhadap penyakit cacar monyet.
“Pemerintah sudah belajar dari wabah Covid-19. Jadi, sekarang sudah lebih siap dibandingkan negara tetangga. Soalnya di Thailand baru saja ada kasus cacar monyet varian clade 1b, parah bener! udah gitu lebih menular dari sebelumnya,” ujarnya.
Akun @Fadlipenyair12 meminta, informasi tentang cacar monyet harus lebih dimasifkan Pemerintah. Sebab, banyak masyarakat yang belum bisa membedakan antara cacar biasa dengan cacar monyer.
“Informasi pencegahannya harus lebih digencarkan. Jangan hanya di Puskesmas. Utamanya, info soal penularannya,” harap dia.
Senada, akun @HOSHIUMIKORAl juga meminta agar informasi soal Mpox disosialisasikan lebih gencar. Dengan begitu, masyarakat tidak salah dalam melihat gejalanya.
“Contoh nih, muka gue kan lagi jerawatan parah. Terus, banyak bekas jerawat kehitaman, dan emang bekasnya banyak dan gede-gede. Terus, ada orang asal jeplak bilang gue kena cacar monyet. Haduhh… Jadi, informasinya tolong disosialisasikan lebih gencar,” imbuhnya.
Akun @L_Adi07 berharap, setelah WHO menyatakan darurat kasus cacar monyet, Pemerintah Indonesia lebih sigap dalam melakukan pencegahan dan penanganan. “Belajar dari kasus pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia harus bersama-sama mewaspadai dan mencegah virus cacar monyet,” cuitnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu