Di Acara PGI, Gibran Telat Sambutan Karena Banyak Yang Minta Salaman
SULAWESI - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri Sidang Raya Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) ke-18 di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (13/11/2024). Kedatangan Gibran disambut antusias warga sejak dari bandara hingga ke lokasi acara. Karena banyaknya warga yang minta salaman, Gibran sampai telat datang ke lokasi acara.
Gibran tiba di Bandara Buntu Kunik, Toraja, Sulsel, pukul 13.00 WITA. Mantan Wali Kota Solo itu, tampil dengan kemeja putih lengan panjang yang digulung sampai siku, dipadu celana panjang hitam. Selain Forkompida Sulsel, ratusan pelajar dari SMAN 3 Tana Toraja dan SMPN 1 Mengkendek, ikut menyambut Gibran. Para pelajar berebut salaman dengan Gibran, usai Gibran turun dari pesawat.
Melihat antusias warga yang tinggi, Gibran pun berusaha meladeninya. Tak lupa, ayah dari Jan Ethes ini, melakukan kebiasaannya, memberikan susu dan alat tulis kepada anak-anak yang turut menyambut kehadirannya.
Dari Bandara, Gibran menumpang mobil Toyota Zenix warna putih dengan plat RI 2 menuju Desa Bombongan di Kota Makale. Di sini, Gibran dikukuhkan sebagai warga Toraja dengan nama Laso' Pindan'. Artinya, anak laki-laki, kesatria, atau putra bangsawan yang bersih, putih, bercahaya, dan bersinar bak mutiara.
Antusias masyarakat menyambut Gibran nampak juga saat Gibran berkunjung ke Bombongan. Gibran nampak kerepotan menghadapi permintaan warga lokal yang hendak mengajaknya salaman. Namun, dengan ramah, Gibran menyambut ajakan tersebut sambil memberikan susu dan alat tulis kepada anak-anak.
Beres acara, Gibran langsung buru-buru bergeser ke acara PGI di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) 2 Toraja, Kelurahan Tallunglipu Matalo, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara. Kedatangan Gibran untuk menutup Sidang Raya ke-18 PGI.
Mengawali sambutannya di PGI, Gibran menyampaikan permintaan maafnya karena telat hadir. Gibran beralasan banyak warga yang menyapa dan minta salaman.
"Kiri-kanan jalan banyak sekali warga ingin menyapa, dadah-dadah. Jadi, tidak sopan kalau saya langsung lewat begitu saja," kata Gibran, dikutip melalui akun YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Rabu (13/11/2024).
Gibran mengaku memutuskan turun dan menyapa masyarakat terlebih dahulu sebelum ke lokasi acara PGI. Ia juga menyempatkan diri membagikan susu dan sejumlah alat tulis kepada anak sekolah sekitar. Sekali lagi, Gibran meminta maaf kepada para pendeta dan tamu undangan yang hadir karena seharusnya datang lebih awal.
"Saya mohon maaf sekali Pak Pendeta, Bapak, Ibu semuanya. Saya mohon maaf sekali, saya datang terlambat dan saya juga mohon maaf ini saya harusnya datangnya pas pembukaan,” ucap Gibran.
Lebih lanjut, Gibran menyampaikan rasa terima kasihnya karena sudah diundang ke acara PGI. Walaupun, undangan tersebut dia terima sejak menjadi Calon Wakil Presiden. Namun, ia baru bisa memenuhi undangan PGI setelah menjabat sebagai wakil presiden.
“Dari tahun lalu, saya juga sudah menyanggupi untuk datang ke acara PGI ini. Jadi terima kasih, bapak, ibu semua,” ujar dia.
Dalam sambutannya, Gibran turut menyampaikan salam dari Presiden Prabowo yang saat ini masih berada di Luar Negeri. "Sehat selalu, ya, Bapak-Ibu semua. Salam hangat dari Presiden Prabowo," ungkap Wapres.
Dalam kesempatan ini, Wapres menekankan, Pemerintahan Presiden Prabowo berkomitmen menjaga dan memperkuat nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama dalam masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan peran serta para Tokoh Agama untuk mewujudkannya.
Bapak dan Ibu semua yang hadir di sini, nanti bisa bersinergi dengan visi dan program Pemerintah, terutama untuk mengatasi masalah intoleransi," tutur Wapres.
Putra sulung Presiden RI ke-7 Jokowi ini meminta keluarga besar PGI serta para peserta yang hadir di acara tersebut bisa bersinergi dengan visi-visi dan program Pemerintah. Terutama untuk mengatasi masalah intoleransi. Ia pun berharap lewat acara ini melahirkan pemikiran-pemikiran konstruktif bagi anggota PGI dan masyarakat luas.
Semoga acara ini bisa menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang baik juga," ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Gibran juga menampilkan kumpulan-kumpulan berita terkait intoleransi yang pernah terjadi di kampung halamannya di Solo, melalui layar yang disediakan dalam acara tersebut. Hal itu dilakukan untuk menyampaikan pesan bahwa intoleransi tidak boleh terjadi di Indonesia.
“Mungkin yang belum pernah ke Solo, mungkin pernah dengar juga kalau Solo itu (dulunya) kota yang agak kurang toleran, banyak sekali kejadian-kejadian seperti ini,” ujar Gibran merujuk pada berita-berita yang ditampilkan di layar.
Dia menceritakan bahwa di Solo setiap tahun dilakukan perayaan imlek, dan setiap tahun Pemerintah juga memasang ornamen-ornamen imlek, seperti patung-patung dari semua shio.
Namun, kebijakan tersebut diakui Gibran banyak mendapat protes. Padahal wali kota sebelumnya yang menerapkan kebijakan serupa tidak pernah ada yang diprotes. "Jadi ini setiap hari isinya protes terus. Ini Solo disebut sebagai cabang Tiongkok, antek-antek China,” sebut Gibran.
Suami Selvi Ananda itu kemudian menunjukkan berita lainnya yang menurutnya cukup miris, saat anak-anak sekolah menghancurkan makam-makam dengan ornamen agama tertentu. “Ini sekolahnya langsung saya tutup, dan guru beserta muridnya saya berikan pembekalan biar tidak keterusan,” kata Gibran.
Namun, Ia mengaku bersyukur karena aksi-aksi intoleran tersebut bisa dilewati dengan baik. Tentunya dengan bantuan seluruh tokoh agama dan masyarakat, Solo bisa menjadi kota yang semakin toleran.
“Jadi ini kerja keras seluruh warga, dukungan dari seluruh agama, kiai, romo-romo, pendeta, semua gotong-royong, biar image solo tidak seram seperti dulu,” kata Wapres.
Wapres menekankan, dibutuhkan dialog yang damai serta dorongan-dorongan dan gotong-royong oleh semua tokoh agama dan tokoh muda agar hal-hal intoleran tidak terjadi lagi. “Jadi jangan hanya memprioritaskan salah satu saja,” pungkasnya.
Usai menyampaikan arahan singkatnya, Wapres secara resmi menutup Sidang Raya tersebut dengan didampingi oleh Pj. Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrulloh, Ketua Umum PGI Terpilih Pendeta Jacky Manuputty, dan Ketua Umum Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Pendeta Alfred Anggui.
Sebelumnya, Sidang Raya Ke-18 ini dibuka oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar pada tanggal 8 November 2024 dan juga didahului dengan kegiatan pra Sidang Raya, yaitu Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG) dan Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) tanggal 31 Oktober-03 November 2024.
Melalui kegiatan yang dihadiri kurang lebih 5000 orang ini, diharapkan gereja-gereja di Indonesia dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa serta mendorong terwujudnya masyarakat majemuk yang adil, damai dan sejahtera.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu