Puan Menang Kalau Lawannya Perempuan

JAKARTA - Dalam bursa survei capres, elektabilitas Puan Maharani memang belum mampu mengalahkan dominasi tokoh pria. Ketua DPP PDIP itu, masih tertinggal jauh dari 3 nama besar; Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun, kalau surveinya sesama perempuan, Puan bisa menang.
Selama ini, berbagai upaya sudah dilakukan Puan untuk mengkerek elektabilitasnya di bursa capres. Ketua DPR itu makin gencar terjun ke lapangan untuk bertemu langsung dengan rakyat. Puan rajin ke luar masuk pasar, bercocok tanam di sawah, hingga bertemu dengan sejumlah tokoh agama di berbagai daerah.
Meskipun hasilnya belum memuaskan, tapi perlahan-lahan, elektabilitas Puan mulai terkerek. Dalam survei terbaru yang dilakukan Lembaga KedaiKOPI, elektabilitas putri Megawati itu berhasil menembus angka dua digit. Bahkan dibanding nama-nama tokoh perempuan lain di Indonesia, Puan jadi juaranya.
Survei ini diselenggarakan pada 3 sampai 18 Agustus 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Sebanyak 1197 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±2,89 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Hasilnya? Dalam metode survei terbuka, Puan Maharani melesak tinggi dengan menempati posisi ke-4 dengan elektabilitas sebesar 9,6 persen. Urutan teratas di tempati Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 26 persen. Di posisi kedua ada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meraih 18 persen dan diusulGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 14,5.
Sementara dalam survei metode tertutup, Puan tetap berada pada posisi keempat dengan elektabilitas 11,3 persen dibanding 12 tokoh lainnya. Dalam skema tertutup ini, Puan lagi-lagi hanya kalah dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Dan di sini, kelihatan efek atau rembesan dari persetujuan presiden perempuan tadi," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo dalam diskusi virtual Polemik di Jakarta, kemarin.
Naiknya elektabilitas Puan, tak lepas dari persepsi masyarakat terhadap capres dari kalangan perempuan. Dalam surveinya, kata Kunto, diketahui penerimaan publik terhadap presiden perempuan mengalami peningkatan dari 34,2 persen pada bulan November 2021 menjadi 55,4 persen pada bulan Agustus 2022.
Namun, penerimaan presiden perempuan masih lebih rendah dibanding penerimaan publik terhadap anggota legislatif perempuan sebesar 76, bupati/walikota perempuan sebesar 70,8 persen, Gubernur perempuan 68 persen. “Serta Wakil Presiden perempuan sebesar 64,7 persen,” jawab Kunto.
Selain simulasi terbuka, suvei juga menyajikan pertanyaan tertutup 19 tokoh, nama-nama capres perempuan. Hasilnya capres perempuan memiliki tren penguatan dengan Puan mendapatkan keterpilihan sebesar 11,3 persen, Susi 1,6 persen, Risma 1,4 persen, Khofifah 1,3 persen, dan Sri Mulyani 0,6 persen.
"Peluang perempuan di Pilpres 2024 semakin terbuka lebar dengan konsistensi angka keterpilihan capres perempuan di dalam simulasi sepuluh nama sampai dengan empat nama," beber Kunto.
Di berbagai kesempatan, sebelunya Puan mulai sering menyinggung soal Pilpres 2024. Eks Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan itu pede alias percaya diri kalau the next Presiden Jokowi adalah dari kalangan perempuan.
“Insya Allah tahun 2024 akan ada lagi kepala daerah perempuan, menteri perempuan, presiden perempuan juga akan ada lagi, Insya Allah. Namun, semuanya itu harus diperjuangkan dengan ikhtiar-ikhtiar dan perjuangan," kata Puan dalam sebuah acara di Lampung, pekan lalu.
Politisi PDIP, Masinton Pasaribu belum mau bicara terkait peluang Puan maju dalam Pilpres 2024. Ia tak mau offside. "Kita tunggu tanggal mainnya. Kita enggak boleh mendahului kewenangan pimpinan," aku Masinton.
Namun, ia memandang seorang pemimpin bisa dilihat dari rekam jejak sehingga dengan demikian masyarakat bisa menguji dari apa yang sudah dikerjakan. Dirinya melihat sosok Puan memiliki karakteristik kepemimpinan yang kuat.
Menurutnya, kepemimpinan Puan dapat dilihat dari kinerja Puan selama memimpin DPR RI. Sejumlah rancangan undang-undang seperti RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual telah berhasil disahkan. Tidak hanya itu penyelenggaaan forum parlemen dunia juga dinilai dilaksanakan dengan baik.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mendukung Puan menjadi capres 2024. Menurutnya, kehadiran Puan dapat memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat. "Kalau ada dua, tiga calon atau bahkan empat, lalu kemudian satunya perempuan kan bagus," ulasnya.
Andi menilai, Puan punya peluang untuk maju sebagai capres karena perolehan suara PDIP berada di atas ambang batas pencalonan sehingga tidak perlu berkoalisi dengan partai lain.
"Mbak Puan saya rasa bagus bagi negeri ini. Kita punya calon, kita punya pilihan-pilihan dan apakah terpilih atau tidak itu lain persoalan," katanya.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyinggung soal pernyataan Puan bahwa 2024 akan ada presiden perempuan. Mardani hanya memberikan semangat. "Bravo Mbak Puan. Kader partai mesti yakin dengan diri sendiri. Itu tanda kaderisasi yang berhasil. Tidak akan mudah. Tapi sangat baik bagi kemajuan demokrasi," cetusnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menuturkan, Puan merupakan tokoh perempuan Indonesia. Kans kemenangan di Pilpres jelas terbuka di antara tokoh perempuan lainnya.
"Meskipun, mungkin saja Puan semakin dimudahkan jika ada tokoh perempuan yang akan terusung. Tetapi sejauh ini hanya Puan yang punya akses keterusungan dari kalangan perempuan itu," pungkas Dedi. (rm.id)
Pos Banten | 21 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu