Prevalensi Stunting Kota Tangerang Turun Signifikan ke 5,5 Persen

KOTA TANGERANG  - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, melaporkan bahwa angka stunting di Kota Tangerang pada November 2024 berhasil turun menjadi 5,5 persen berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). 

Angka ini jauh di bawah hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang mencatat prevalensi stunting Kota Tangerang sebesar 17,6 persen, serta lebih rendah dibandingkan angka stunting Provinsi Banten (24 persen) dan nasional (21,5 persen).

Inovasi Penanganan Stunting

dr. Dini mengungkapkan bahwa penurunan angka stunting ini merupakan hasil dari berbagai inovasi dan program yang dilaksanakan secara masif dan terintegrasi. 

Salah satu langkah awal pengendalian stunting di tahun 2024 adalah pelaksanaan Rembuk Stunting, yang berhasil menggalang komitmen pemerintah daerah, pihak swasta, serta berbagai elemen masyarakat.

Beberapa program inovatif yang diterapkan di Kota Tangerang meliputi Program SATE SAMI (Sarana Terpadu untuk Stunting Aman dan Mandiri),Program Dapur PKK Dahsat Pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil,Pemanfaatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk pengawasan kasus stunting

“Keterlibatan aktif semua pihak, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), PKK, hingga sektor swasta, berperan besar dalam pengendalian stunting,” jelas dr. Dini.

Langkah Berkelanjutan

Selain inovasi tersebut, Dinas Kesehatan juga terus mengembangkan program pendukung lain untuk pengurangan dan pencegahan kasus stunting. 

Pemberian edukasi, intervensi gizi, dan kampanye hidup sehat di berbagai lapisan masyarakat tetap menjadi prioritas.

“Alhamdulillah, berkat kolaborasi yang solid, Kota Tangerang berhasil menunjukkan hasil yang positif. Penurunan angka stunting ini adalah bukti nyata bahwa kerja sama lintas sektor bisa menciptakan perubahan besar,” pungkas dr. Dini.