TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Makan di Warung Tuman Serasa Makan di Kampung Halaman

Laporan: Mg-1/RMN
Rabu, 07 September 2022 | 17:46 WIB
Hidangan sejumlah menu menggugah selera di Warung Makan Tuman. Foto : Istimewa
Hidangan sejumlah menu menggugah selera di Warung Makan Tuman. Foto : Istimewa

SERPONG, Sehabis hujan di siang hari, tidak ada yang lebih tepat dibanding dengan makan siang di Warung Tuman, Tangerang Selatan. Tempat makan yang dikelilingi pohon rindang ini menciptakan suasana sejuk yang membuat para pelanggannya seakan nyaman dan tak mau cepat-cepat menyelesaikan santapannya. 

Terlebih, Warung Tuman menyediakan menu makanan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Meski begitu, menu makanan di Warung Tuman didominasi dengan makanan dari daerah Minang, Sumatera Barat, lantaran pemilik tempat makan ini merupakan pasangan suami istri yang berasal dari Minang, dan Jogja. 

Warung Tuman terletak di Jalan Ciater Tengah, RT 4/RW 7, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Selasa hingga Jumat buka mulai dari pukul 09.00 - 17.00, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu mulai dari pukul 08.00 - 17.00

Manajer Warung Tuman, Adit, menjelaskan bahwa menu-menu yang ada di Warung Tuman berasal dari makanan yang biasa disantap oleh keluarga. 

“Ini resep rumahan, jadi kita di keluarga itu kalau kumpul-kumpul itu menu-menu ini yang disajiin, menu-menu keluarga, jadi ga ada menu khususnya,” kata Adit, Rabu (7/9/2022)

Menu andalan dan favorit para pelanggan di sini adalah mangut ikan pari asap, hanya dengan merogoh kocek Rp25.000 saja, mereka sudah bisa menikmati santapan yang seakan membawa mereka kembali menuju kampung halaman. 

“Salah satunya (Menu Favorit)  mangut pari asap, itu dari Jawa Timur , Jawa Tengah, biasanya kalau ga pake ikan pari itu ikan lele, bumbunya lebih ke Jawa, kalau dendeng batokok itu sambel ijo dari Sumatera, gulai bareh itu juga dari Minang, tumis bunga pepaya itu dari Manado, karena ada terinya kan, kita mulai dari Rp10.000 sampai ke Rp40.000,” tambahnya.

Tempatnya yang berada di pelosok, membuat para pelanggan harus mengeluarkan usaha lebih untuk menuju tempat makan tersebut. 

“Mungkin ada beberapa catatan kayak misalkan jalan menuju ke sininya ada kuburannya, ya itu bagian dari cerita lah, pengalaman juga toh, karena kita naro tempat makan yang di pelosok, harus masuk-masuk,” ucapnya.

Meski begitu, hal tersebut tidak memberhentikan para pelanggan untuk menyantap makanan di Warung Tuman. Bahkan, untuk Sabtu dan Minggu, para pelanggan harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Jika tidak melakukan reservasi, kemungkinan besar mereka tidak akan mendapat tempat lantaran banyaknya pengunjung.

“Minggu sama tanggal merah kita bisa nampung 500 sampai seribu lebih mungkin ya karena kalau Minggu tuh antrinya sampai luar jadi waiting list,” jelas Adit.

“Di sini itu berlaku kalau weekend atau tanggal merah itu berlaku reservasi sehari sebelumnya, awalnya kita terima semua reservasi ga pake batasan waktu, dalam artian ga ada sehari sebelumnya, akibatnya orang yang on the spot ga kebagian tempat,” tambahnya.

Para pelanggan mulai mengenal Warung Tuman dari sosial media, seperti Riana(33) yang sudah berulang kali makan di Warung Tuman.

“Udah 4 atau 5 kali sih, awalnya dari TikTok, terus udah itu ke sini ternyata tempatnya enak juga, makanannya makanan rumahan,” kata Riana.

Harga menu makanan yang ada pun dinilainya murah dan terjangkau, terlebih ia merasa sepadan dengan uang yang harus ia keluarkan. 

“Kalau dibilang murah ya nggak, dibilang mahal juga nggak, standar sih, worth it karena makanan rumahan soalnya jarang nemuin yang kayak gini-gini, kayak ada kembang pepaya ini jarang banget, suasananya enak adem, kayak kampung-kampung lah, jarang ada kayak gini,” jelasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo