Dunia Harap-harap Cemas, Trump Dilantik Jadi Presiden AS Ke 47
AS - Hari ini, Senin (20/1/2025), Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 untuk masa jabatan 2025-2029. Kembalinya Trump ke Gedung Putih bikin dunia harap-harap cemas. Pasalnya, usai dilantik, Trump akan langsung meneken sejumlah kebijakan yang menjadi janji kampanyenya. Mulai dari mendeportasi ribuan imigran tanpa dokumen, hingga memberlakukan tarif dagang.
Trump tiba di Washington pada Sabtu malam (18/1/2025), setelah berangkat dari markas Partai Republik di Palm Beach, Florida. Miliarder berusia 78 tahun itu, menumpang pesawat Angkatan Udara AS bersama istrinya, Melania Trump, putrinya Ivanka Trump, dan menantunya Jared Kushner.
Acara pelantikan dijadwalkan berlangsung pada Senin pukul 12 siang waktu setempat, atau Selasa (21/1/2025) pukul 00.00 WIB. Ini adalah kali kedua Trump menjadi orang nomor 1 di negeri Paman Sam itu. Sebelumnya, Trump menjabat sebagai presiden pada periode 2017- 2021.
Awalnya, acara pelantikan akan digelar di Capitol One Arena, lokasi ikonik yang terletak di bagian barat Gedung Capitol AS. Namun, Trump memutuskan untuk memindahkan acara ke dalam gedung, tepatnya di Capitol Rotunda. Parade pelantikan juga akan dipindahkan ke dalam ruangan ke Capitol One Arena.
Keputusan ini diumumkan oleh Trump melalui media sosial pada Jumat lalu. Menurut Badan Cuaca Nasional (NWS), suhu di ibu kota AS diperkirakan mencapai minus 6 derajat Celsius.
Trump menilai suhu dingin ini berbahaya bagi puluhan ribu penegak hukum, petugas tanggap darurat, Anjing Polisi K9, serta kuda, dan puluhan ribu pendukung yang akan berada di luar ruangan selama berjam-jam pada tanggal 20. Ia pun meminta pendukungnya yang hadir untuk mempersiapkan diri.
“Bagaimanapun, jika Anda memutuskan untuk datang, kenakan pakaian hangat!” serunya melalui akun X-nya.
Upacara pelantikan presiden terakhir yang diadakan di dalam ruangan terjadi pada pelantikan kedua Ronald Reagan pada tahun 1985. Saat itu suhu mencapai minus 14 derajat Celsius. Karena cuaca ekstrem tersebut, parade juga dibatalkan.
Setelah mengucapkan sumpah jabatan, Trump dijadwalkan untuk menyampaikan pidato yang memaparkan visi dan arah masa jabatan empat tahunnya. Kepada NBC News, Trump mengungkapkan tema pidatonya adalah “persatuan dan kekuatan”.
Upacara pelantikan ini akan dihadiri oleh mantan presiden, pejabat, pengusaha, dan para artis. Tiga orang terkaya di dunia—Elon Musk, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg—dilaporkan akan hadir. Ketiganya akan satu panggung bersama tamu-tamu penting lainnya, termasuk para calon menteri kabinet Trump.
Mantan Presiden Barack Obama juga dipastikan akan hadir untuk menyaksikan pelantikan kedua Donald Trump. Namun, sang istri, Michelle Obama, dilaporkan tidak akan hadir. Mantan presiden George W. Bush dan Bill Clinton, beserta istri masing-masing, juga dipastikan akan hadir.
Usai menyampaikan pidato, Trump dilaporkan akan langsung menandatangani sejumlah kebijakan yang menjadi janji kampanyenya. Trump menyebut jumlah dokumen yang diteken akan mencatatkan rekor.
Trump diperkirakan akan menandatangani perintah eksekutif yang membatalkan banyak kebijakan yang diajukan selama pemerintahan Presiden Joe Biden. Salah satu janji kampanyenya adalah program deportasi massal. Trump berencana untuk mengusir imigran yang tidak berdokumen. “Perintah dimulai sangat, sangat cepat,” kata Trump kepada NBC.
Trump juga akan memberlakukan tarif baru terhadap mitra dagang utama seperti China, Kanada, dan Meksiko, yang bisa mencapai 60 persen. Bahkan, semua mitra dagang lainnya pun akan dikenai tarif baru antara 10-20 persen. Kebijakan ini diperkirakan akan menciptakan ketidakpastian dalam situasi ekonomi global.
Kekhawatiran terhadap gaya kepemimpinan Trump bukan tanpa alasan. Apalagi jika melihat rekam jejak kepemimpinannya pada periode 2017-2021.
Pada masa pemerintahannya yang pertama, dengan slogan “Make America Great Again”, Trump mengeluarkan sejumlah kebijakan kontroversial. Trump melancarkan perang dagang dan menaikkan tarif bea masuk barang-barang impor.
Selain itu, Presiden dari Partai Republik itu juga menarik Amerika keluar dari Perjanjian Iklim Paris, sebuah komitmen global untuk mengurangi emisi karbon guna mengatasi perubahan iklim. Berbagai kebijakan tersebut bikin dunia harap-harap cemas.
Sebelumnya, sejumlah pemimpin dunia menyampaikan kekhawatirannya dengan kebijakan yang akan diambil Trump nanti. Salah satunya, soal janji Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Saat kampanye, Trump sesumbar bisa menyelesaikan perang Rusia-Ukraina hanya dalam waktu 1x24 jam. Salah satu caranya, yakni dengan menghentikan bantuan kepada Ukraina.
Padahal, di era Presiden Biden, Ukraina sangat tergantung pada bantuan dari AS. Kalau bantuan dihentikan, maka Ukraina akan dipaksa berdamai dengan Rusia. Sementara, selama perang berlangsung, sudah beberapa wilayah Ukraina yang berhasil dicaplok Rusia.
Kekhawatiran ini juga disampaikan Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson. Meskipun mengucapkan selamat, Kristersson mengatakan, kembalinya Trump menjadi Presiden AS juga membawa risiko. Termasuk risiko ‘eksistensial’ bagi Swedia seperti potensi berkurangnya komitmen AS terhadap Ukraina.
Pernyataan Trump berpotensi menimbulkan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS, khususnya terkait aliansi NATO. Sebelumnya, Trump pernah mengancam menarik AS dari NATO, meski hal ini turut mendorong negara-negara anggota meningkatkan anggaran pertahanan mereka.
Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden mengatakan, Uni Eropa harus memiliki tentaranya sendiri. Hal tersebut diungkapkan Frieden di tengah kekhawatiran Donald Trump akan menarik keamanan AS untuk Eropa saat dirinya kembali ke Gedung Putih.
Mengutip The Telegraph, Frieden dalam pidatonya di Polandia mengatakan, langkah pertama menuju militer bersama dapat diambil oleh “koalisi yang bersedia” di antara negara-negara anggota.
Para pemimpin Eropa khawatir bahwa Trump dapat menarik diri dari NATO jika ia merasa anggota aliansi lainnya tidak cukup membelanjakan uang untuk pertahanan.
Mereka juga khawatir Trump dapat menghentikan persenjataan dan bantuan ke Kyiv – dan berpotensi memaksa Ukraina, negara kandidat untuk bergabung dengan UE, untuk menegosiasikan perjanjian damai yang tidak adil dengan Vladimir Putin, presiden Rusia.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 8 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu