Nelayan Gembira, Pagar Laut 30 Km Sudah Dibongkar, Marinir Masih Berjaga
![Nelayan Gembira, Pagar Laut 30 Km Sudah Dibongkar, Marinir Masih Berjaga Foto : Ist](https://tangselpos.id/storage/2025/02/nelayan-gembira-pagar-laut-30-km-sudah-dibongkar-marinir-masih-berjaga-15022025-082007.jpg)
TANGERANG - Pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir utara Tangerang akhirnya rampung dibongkar TNI AL dan instansi terkait pada Kamis, (13/2/2025). Sejumlah Marinir masih berjaga untuk memastikan tidak ada oknum yang memasang kembali pagar ilegal tersebut. Sementara para nelayan menyambut gembira laut yang menjadi mata pencahariannya kini bebas dari pagar bambu.
Redaksi mengunjungi pesisir utara pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (14/2/2025), untuk melihat langsung kondisi pasca pembongkaran pagar laut. Deretan perahu kayu nelayan sudah kembali mengarungi laut lagi tanpa hambatan pagar laut.
"Alhamdulillah, akhirnya pagar itu sudah tidak ada lagi. Selama ini kami seperti dikurung di daratan. Sekarang laut kembali menjadi milik kami," ujar Sadih, nelayan asal Teluknaga.
Selama berbulan-bulan, pagar laut dari batang bambu yang berdiri kokoh di pesisir utara Tangerang, telah menghalangi akses para nelayan untuk mencari ikan. Banyak nelayan terpaksa memarkirkan perahunya karena tak cukup modal untuk beli solar akibat rute yang makin jauh. Sebagian tetap memaksakan diri menempuh perjalanan memutar, meski tangkapannya tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Para nelayan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo Subianto dan jajaran TNI AL yang telah berjibaku mencabut pagar laut. "Kami sangat berterima kasih karena akses laut yang biasa dilewati sudah lancar tanpa hambatan," tutup Sadih.
Di sisi lain, sejumlah nelayan di Tanjung Pasir tak membiarkan sisa material bambu terbuang sia-sia. Mereka memanfaatkannya untuk berbagai keperluan pribadi, seperti memperbaiki keramba, pagar rumah, hingga peralatan melaut.
Bambu yang sebelumnya digunakan sebagai pagar laut itu pun kini menjadi sumber bahan baku gratis, bahkan bukan cuma untuk nelayan karena warga sekitar juga bisa membawanya pulang. Dengan langkah kreatif ini, nelayan Tanjung Pasir tidak hanya mengurangi sampah di lingkungan, tetapi juga mendapatkan manfaat langsung dari sisa material yang ada.
"Daripada berserakan dan tidak terpakai, lebih baik dimanfaatkan. Bambu ini masih cukup kuat untuk dijadikan sesuatu yang berguna," ujar Rahmat, nelayan setempat.
Disinggung soal harapan ke depan, Rahmat meminta, TNI AL untuk berjaga di lokasi agar tak ada lagi oknum yang memasang pagar laut. "Laut ini bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi juga bagian dari hidup kami. Kami berharap tidak ada lagi kejadian seperti ini di masa depan," tegasnya.
Guna menjawab kekhawatiran tersebut, TNI AL memastikan timnya tetap berjaga di sekitar Pantai Tanjung Pasir sambil meningkatkan patroli laut. Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta Letkol Laut M. Qomar Syarifudin menegaskan, pengawasan akan terus dilakukan melalui sinergi dengan berbagai instansi maritim lainnya.
"Akan ada koordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait. Namun, setiap lembaga memiliki batasan tugasnya masing-masing. TNI AL tetap fokus pada tugas pokoknya," ujarnya di Tanjung Pasir, Jumat (14/2/2025).
Ia juga menjelaskan, pembongkaran pagar laut berhasil dikerjakan oleh 400 personel TNI AL setiap harinya, yang dibantu nelayan lokal. Setiap hari, sekitar 8 hingga 12 perahu bergabung dalam kegiatan ini. Mereka paham bahwa kesuksesan misi ini juga berdampak langsung pada mata pencahariannya.
Sejak dimulai pada 18 Januari 2024, tugas ini akhirnya dinyatakan selesai pada Kamis, (13/2/2025), pukul 16.00 WIB. Setidaknya dibutuhkan sekitar 11 hari kerja untuk menuntaskan kegiatan karena tim menghadapi berbagai kendala.
Cuaca buruk menjadi salah satu penghambat utama, terutama saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Sesuai prediksi BMKG, saat perayaan itu kecepatan angin mencapai 11 knot atau sekitar 20 km/jam. Dalam kondisi seperti ini, keselamatan menjadi prioritas utama.
“Kami harus memastikan personel dan material aman. Menyelamatkan mereka bukan sekadar kewajiban, tetapi tanggung jawab," tegasnya.
Adapun upacara penutupan kegiatan pembongkaran pagar laut dipimpim Asisten Potensi Maritim Kepala Staf Angkatan Laut (Aspotmar Kasal) Mayjen TNI (Mar) Dr. Hermanto, yang mewakili Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali di Pesisir Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, Kamis (13/2/2025).
Hermanto menjelaskan, pembongkaran pagar laut yang dilakukan TNI AL merupakan implementasi dari instruksi Presiden Prabowo. Fokus utamanya adalah membuka akses khususnya bagi para melayan untuk mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan hidup.
"Seluruh aktivitas nelayan kami harap ke depan sudah mulai berjalan lagi dan mencari ikan sebanyak-banyaknya karena ini akan menunjang program ketahanan pangan sesuai dengan Asta Cita Bapak Presiden," ujar Aspotmar Kasal.
hadapan para nelayan, dia juga menegaskan, ke depan TNI AL akan berkolaborasi dengan kementerian, instansi dan lembaga terkait agar hal serupa tidak terulang. Pihaknya pun terus berjaga dengan meningkatkan kegiatan patroli yang tentunya butuh bantuan informasi dari nelayan.
Meski pagar laut telah dibongkar, sampai hari ini pemiliknya masih menjadi misteri. Masyarakat menunggu hasil investigasi mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut ini. Apalagi pagar itu sudah mengantongi Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM).
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan menggelar perkara pekan depan untuk menentukan tersangka di balik penerbitan SHGB dan SHM di wilayah Pagar Laut, Tangerang. Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengungkapkan, pihaknya telah memerika 44 saksi. Kini, tinggal menunggu hasil uji alat bukti dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri.
Ia menyebut bahwa hasil uji forensik diperkirakan akan keluar dalam beberapa hari ke depan. Jika hasilnya telah diperoleh, maka penentuan tersangka dalam kasus ini bisa segera dilakukan."Pada prinsipnya, kita akan menguji apakah hasil Labfor ini bisa menjadi bahan gelar perkara. Tinggal itu saja," ujar Djuhandani di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2025).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga terus menyelidiki pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut ini. KKP juga telah memeriksa beberapa kepala desa terkait, namun pemilik sebenarnya belum terungkap. KKP berkomitmen untuk terus menyelidiki kasus ini hingga tuntas.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 10 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu