Bicara Pengetatan Anggaran, Erick: Ngapain Ngeluh Karena Efisiensi

JAKARTA - Efisiensi anggaran tak membuat kinerja Menteri BUMN Erick Thohir mengendur. Erick tetap berkerja keras untuk menggapai target-target yang telah ditetapkan. Kata Erick: ngapain ngeluh karena efisiensi.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBN dan APBD turut serta memangkas pagu anggaran Kementerian BUMN. Dari semula Rp 277,4 miliar menjadi 161,97 miliar.
Erick memastikan, pemangkasan ini tidak mengubah target-target yang telah dicanangkan Kementerian BUMN. Ia beserta seluruh jajaran berkomitmen untuk tetap bekerja keras.
"Justru ini yang di-challenge oleh Bapak Presiden," kata Erick, di Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI/BP2MI), Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Ia menganggap, segala kejadian pasti ada hikmahnya. Seperti halnya efisiensi anggaran, hikmahnya membuat kementerian dan lembaga melakukan sinergi dengan baik. Terlebih, saat ini merupakan era kolaborasi.
Erick telah merealisasikan sinergitas itu melalui pertemuan lintas kementerian. Seperti halnya bertemu dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian UMKM, dan Kementerian Ekonomi Kreatif, beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut dilakukan Erick untuk meningkatkan akses penjualan UMKM ke luar negeri.
Artinya, pemangkasan ini tidak membuat Erick menurunkan ritme kerja. "Yang tadinya kita menjadi silo-silo, sendiri, sekarang dengan sinergitas ini terbukti bisa kok. Ngapain kita ngeluh gitu," ucapnya.
Erick melanjutkan, sinergitas antar kementerian juga dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada jalur yang baik jika dibandingkan negara-negara lainnya, yakni 5 persen.
Kalau pertumbuhan ekonomi baik, kita bicara mengenai ruang usaha. Kalau pertumbuhan ekonomi jelek, percuma, dagang apa pun susah," urai Ketua Umum PSSI ini.
Dengan ruang usaha yang terbuka, kata Erick, ekosistem pembiayaan juga akan membaik sebagaimana yang terjadi saat ini. Ia menyampaikan, pendanaan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus dilakukan.
Melalui program PNM Mekaar, papar Erick, rata-rata pendanaan yang disalurkan untuk UMKM sekitar Rp 1 juta- Rp 5 juta dengan jumlah nasabah 15,9 juta. Bahkan, ada beberapa UMKM yang menaikkan jumlah pinjamannya menjadi Rp 25 juta.
Sementara, KUR yang disalurkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), rata-rata pendanaannya hingga Rp 500 juta. Erick menerangkan, ada sekitar Rp 255 triliun anggaran yang digelontorkan untuk KUR per tahun.
Mengenai pelaksanaan efisiensi ini, Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri memberikan wejangan untuk semua Kementerian/Lembaga. Dia menekankan pentingnya meningkatkan efektivitas efisiensi anggaran. Jadi, dengan efisiensi ini, anggaran yang dikeluarkan benar-benar bermanfaat.
"Efisiensi anggaran itu penting, karena banyak sekali alokasi budget yang impact-nya tidak terlalu signifikan terhadap produktivitas," ungkap Chatib, dalam acara SMBC Economic Outlook.
Chatib menilai, evaluasi terhadap efektivitas belanja negara sangat penting. Hal ini untuk memastikan bahwa anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan output yang diharapkan.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu