Warga Keluhkan Pengelolaan Sampah Di Rorotan, Bau Busuk Menyengat Tercium Sejauh 1 Km

JAKARTA - Fasilitas Refused Derived Fuel (RDF) Plant yang digadang-gadang sebagai tempat pengelolaan sampah modern dan canggih, ternyata tidak sesuai ekspektasi. Warga di sekitar lokasi fasilitas RDF Plant di Rorotan, Jakarta Utara (Jakut), mengeluh mencium bau busuk.
Bahkan baunya tercium sampai Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur, yang jaraknya lebih kurang 1 kilometer (km).
Bau tersebut akibat terjadi kebocoran unit Advanced Oxidation Process (AOP) saat dilakukan pra proses pengujian atau commissioning.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bun Joi Phiau meminta, pengelola RDF Plant Rorotan mengevaluasi kesiapan dalam mengolah sampah setelah terjadinya kebocoran.
Ini merupakan masalah serius karena aroma tidak sedapnya mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sekitarnya,” ungkap Bun, Selasa (18/2/2025).
Anggota Komisi D ini menuturkan, infrastruktur sensitif seperti RDF Plant Rorotan harusnya sudah siap secara optimal sebelum beroperasi. Sehingga, kemungkinan terjadinya masalah seperti ini bisa dihindari.
“Masalah sudah terjadi sekarang. Warga telah merasakan dampaknya. Oleh karena itu, pengelola harus meninjau betul kebocoran bau sampah yang terjadi,” tuturnya.
Bun mengakui, keberadaan RDF Plant Rorotan sangat penting. Karena, memiliki kapasitas mengolah 2.500 ton sampah per hari. Dan hasil olahannya menjadi bahan bakar alternatif untuk mengoperasionalkan pembangkit listrik dan industri lain.
Warga Jakarta punya harapan besar terhadap RDF Plant di Rorotan,” katanya.
Dia mendorong pengelola mempercepat proses penyetelan perangkat RDF Plant. Termasuk peralatan pengendali bau. Supaya aroma tidak sedap yang muncul dari tumpukan sampahnya tidak menyebar keluar dan mengganggu warga.
Dia menegaskan, pengelola harus memprioritaskan kesehatan warga dalam menjalankan tugas mereka di RDF Plant Rorotan.
“Jangan sampai kelengahan dalam menangani bau sampah mengakibatkan warga di sekitarnya sakit. Seperti sesak napas karena aroma tak sedap yang mereka hirup,” tegasnya.
Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi Angga Bagus mengklaim, bau yang sempat dirasakan oleh warga sudah ditanggulangi.
Angga meminta maaf atas dampak bau yang dirasakan warga. Dia bilang, pihaknya berkomitmen untuk membenahi permasalahan tersebut sebelum melakukan pengoperasian secara penuh.
“Kami memastikan kejadian tersebut tidak terulang kembali. Kami akan mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terjadi kembali,” janji Angga.
Angga menjelaskan, kejadian ini terjadi akibat proses pengaturan (set up) unit Advanced Oxidation Process (AOP) pada deodorizer belum beroperasi penuh. Saat ini, seluruh sistem telah berjalan sempurna dan sudah siap beroperasi secara optimal.
Ke depan, kami memastikan bahwa seluruh teknologi pengendalian bau akan bekerja dengan maksimal, sehingga RDF Plant Jakarta dapat beroperasi tanpa dampak negatif bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, pembangunan RDF Plant dirancang dengan meminimalisir dampak pengelolaan sampah terhadap masyarakat sekitar. Fasilitas di lahan seluas 7,87 hektar itu memiliki banyak keunggulan. Di antaranya, dapat mengendalikan bau saat pemrosesan sampah dan ramah lingkungan.
RDF dilengkapi dengan deodorizer dengan teknologi ozonisasi dan UV sterilization yang mampu menetralkan bau seperti amonia dan hidrogen sulfida melalui proses oksidasi.
Selain itu, terdapat filter karbon aktif yang juga digunakan untuk menyerap partikel bau yang tersisa,” kata Asep.
Keunggulan lainnya, lanjut Asep, RDF Plant dilengkapi teknologi cyclone dan wet scrubber untuk menyaring udara atau asap dari hasil pembakaran sebelum dilepaskan ke lingkungan. Dengan kedua teknologi ini, udara yang keluar dari fasilitas sudah dinetralkan, sehingga tidak menimbulkan bau dan emisi yang membahayakan lingkungan.
Untuk menjaga kebersihan, RDF Plant Jakarta beroperasi sesuai standar tinggi Fasilitas ini memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dilengkapi tangki ekualisasi, tangki koagulasi, flokulasi dan sedimentasi, serta kolam anaerobik dan tangki filtrasi pasir.
Jadi, air limbah hasil operasional dapat digunakan kembali untuk pencucian truk dan penyiraman tanaman di sekitar fasilitas,” jelasnya.
Asep menambahkan, sebagai upaya menjaga kualitas udara, RDF Plant dilengkapi dengan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) Mobile, yang mampu memantau kualitas udara secara real time (langsung) dengan berbagai parameter, seperti PM 2.5, PM 10, CO, NO2, ozon dan SO2.
Area sekitar fasilitas juga akan dibersihkan secara rutin menggunakan road sweeper dengan cairan karbol atau cairan penghilang bau untuk memastikan lingkungan selalu higienis.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu