Ada Beras Berkutu Di Gudang Bulog

JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto atau lebih dikenal Mbak Titiek menemukan adanya beras Perum Bulog yang dipenuhi kutu di gudang Bulog. Kasus yang ditemukan Titiek ini, dibenarkan juga oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Temuan itu diungkap Titiek saat memimpin rapat kerja antara Komisi IV DPR dan Kementerian Pertanian (Kementan) di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (11/3/2025). Raker membahas efisiensi anggaran Kementan, isu-isu strategis, dan aktual. Menteri Amran hadir dalam rapat tersebut.
Rapat diawali dengan ucapan selamat berpuasa dan rasa syukur DPR yang memperoleh informasi tentang kinerja Menteri Amran yang diapresiasi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Diketahui, di waktu bersamaan Menteri Amran menyabet penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Upa Bogha dalam acara Dies Natalis ke-49 UNS.
Selamat kepada Pak Menteri yang hari ini menerima UNS Award di Solo,” kata Titiek, mengawali paparannya.
Setelah itu, Titiek menyampaikan poin-poin aturan yang menerangkan penyelenggaraan rapat. Titiek juga menanyakan kesediaan anggota dewan dan pejabat Kementan mengikuti rapat dari pukul 15.00 sampai selesai. “Rapat ini kami nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, setuju?” tanya Titiek disusul pengetokan palu tanda persetujuan.
Di sela-sela rapat, Titiek lantas menceritakan temuannya mengenai kualitas beras milik Bulog. Temuan itu diperoleh Titiek saat dirinya kunjungan kerja ke dapilnya di Yogyakarta, bersama sejumlah anggota Komisi IV DPR.
Dalam kunjungannya ke Gudang Bulog, Putri Presiden RI ke-2 Soeharto itu menemukan banyak beras berkutu. Beras itu, tambah Titiek, merupakan stok impor yang dilakukan tahun lalu.
“Di situ kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog yang sudah banyak kutunya,” ucap Titiek Soeharto.
Politisi partai Gerindra itu menilai, beras tersebut sudah tidak layak pakai. Sehingga, ia meminta perhatian serius dari Kementan seperti apa tindaklanjutnya. “Mohon segera diapakan, mungkin kalau dikonsumsi manusia sudah tidak layak lagi. Mohon segera dimanfaatkan beras impor ini,” tegas Titiek.
Selain mengecek gudang Bulog, Titiek dengan anggota Komisi IV melakukan pengecekan harga dan pasokan pangan. Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, Titiek menemukan sejumlah harga pangan mengalami kenaikan seperti telur ayam, bawang putih, cabai, dan daging ayam.
Komisi IV DPR meminta Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menjamin pasokan dan memberikan produksi pertanian dalam rangka pemenuhan harga pangan,” ujar mantan istri Presiden Prabowo Subianto itu.
Mendengar keluhan Titiek, Mentan Amran pun mengkonfirmasinya. Ia mengakui memang ada sekitar 100 ribu sampai 300 ribu ton beras sisa impor di gudang Bulog yang sudah tak layak konsumsi.
“Ini sudah masuk list, termasuk Yogya. Kami akan minta lagi untuk dipercepat di Yogya,” aku Amran.
Amran menjamin beras impor itu tidak didistribusikan. Temuan itu juga telah dibahas dalam rapat koodinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait pangan. Selain itu, Amran juga akan segera menghubungi Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya untuk menindaklanjuti masalah tersebut.
Nanti ini kita akan bahas, biasanya kita keluarin. Namun tidak boleh untuk masyarakat, tidak boleh untuk SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) atau bantuan (bansos),” sambung Amran.
Amran menjelaskan sesuai dengan prosedur, beras itu bisa saja dibiarkan sampai hancur. Namun, dia berkomitmen akan mengeluarkan beras tersebut dari gudang Bulog. “Karena tidak serta-merta langsung, busuk, kita keluarin. Ada slogannya biarkan hancur ini beras yang penting sesuai prosedur, itu sudah kita harus terima itu,” cetus Amran.
Dewan Pengawas Bulog sekaligus Wakil Menteri Pertanian Sudaryono (Mas Dar) menyampaikan pihaknya sudah melakukan pengecekan ke gudang yang ditunjuk Titiek. Sudaryono bahkan meminta Bulog melakukan penyortiran beras sesuai dengan kualitasnya.
Saya kan kebetulan juga Dewan Pengawas di Bulog, saya lagi cek ke sana, kita cek kualitasnya seperti apa,” jelas Mas Dar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Ia bilang, beras yang berkutu akan dipisahkan. Apabila tak layak konsumsi akan dialihkan untuk menjadi produk lain, misalnya pakan ternak. “Kalau memang yang sudah rusak sekali ya tentu saja mungkin tidak kita kasih ke orang. Harus kita ada cara lain apakah untuk pakan ternak atau apa,” urai politisi Gerindra itu.
Mas Dar merinci beras Bulog yang berkutu jumlahnya tak banyak. Tak sampai ratusan ribu ton. Namun, dia memastikan kejadian ini tidak akan sampai merugikan keuangan Bulog. Pihaknya juga akan meminta kepada Bulog untuk memperbaiki manajemen sirkulasi barang masuk keluar pada gudang-gudang beras.
Dia berharap, jangan sampai ada beras-beras yang tersimpan lama dan akhirnya berkutu. Untuk itu, ia meminta manajemen sirkulasi beras jadi perhatian setelah adanya kejadian ini.
“Karena kan Bulog ini kan barangnya harus disirkulasikan. Barang masuk terus ada yang keluar. Jadi ya antisipasinya tentu saja kan dengan sirkulasi yang baik,” pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu